Rindu Itu Berat?

7 2 0
                                    

Sudah menjadi kebiasaan ketika menjelang malam, semua penghuni rumah sudah harus ada saat makan malam.

''Ersya bantuin Mama ya, besok pagi kamu pergi ke pak samad. Kasih tau kalo bunda pesen biji baksonya delapan porsi.  Soalnya ada tamu Ayah yang mau meeting disini besok siang. sama ingat Sosial Distanching nya, walaupun disini Alhamdulillah ga ada virus itu, tapi tetep harus jaga jarak. Inget'' Kata wanita paruh baya itu.

''Iya nanti selesai Jogging Ersya pergi bilangin. Tapi kayaknya jam 8, soalnya masih ada urusan sama anak-anak taekwondo'' Jawab Ersya

''Iya ga papa'' Ucap Wanita paruh baya itu, seraya menepuk tangan ersya.

''Ayah, katanya ada orang baru dikompleks sini. Siapa?'' Tanya Ersya pada sang Ayah.

''Emang kenapa mau tau? Kepo banget sih Putri Ayah''

''Hehehehe itu loh tadi disekolah Rani heboh. Dia bilang liat ada orang baru disamping Rumah Kita. Emang sejak kapan sih Rumah itu Ada penghuninya? Ersya kan Kepo Yah.'' Katanya sambil tersenyum manja.

''Oh itu temen ayah yang dari Surabaya. Mau pindah kesini, soalnya usahanya yang disini lagi berkembang.''

''Ohh trus kabarnya Papa Aris sama Bunda Shasa gimana?'' Tanyanya mencoba menahan malu jika ketahuan ia ingin mengetahui kabar Bastian.

''Mereka baik-baik aja kok, Bastian malah udah punya Adek lagi. Perempuan, imut banget. Namanya Zesya.'' Kata mama Ersya sambil mencubit pipi Azri hingga membuat sang empu cemberut.

''Loh kok namanya Zesya. Kan Ersya Namannya Zersya kok malah ikutan'' Katanya cemberut, namun ada terselip sedikit getaran aneh dihatinya.

''Iya, Bastian bilang supaya kalo rindu Zersya tinggal cubit, atau peluk aja Zesya.'' Tambah kak Azka sambil tersenyum jahil. Kak Azka sekarang belum bisa kembali ke Kota Ambon Karna Kota Ambon yang memberlakukan PSBB dan masih kuliah online maka ia pun memutuskan untuk tetap tinggal disini.

''Ihh Bastian mah ga gitu.'' katanya sambil memukul meja yang seketika membuat semua diruangan itu tertawa terbahak-bahak karna berhasil dipermainkan.

Seketika tersadar sedang dijahili, Ersya pun langsung duduk dan menunduk menyembunyikan rona merah diwajahnya yang begitu kelihatan diatas kulit berseri nan putih miliknya.
***
Kejadian malam tadi terus terngiang dipikiran Ersya walaupun ia sudah beristigfar berkali-kali.
Pertanyaan tentang Bastian selalu muncul dibenaknya. Sehingga ia terduduk cukup lama diatas sajadahnya. Hingga ayam berkokok dan mengejutkan nya.

''Duh Er bakal ketinggalan nih kalo gini'' Ia terkejut dengan apa yang dikatakan mulut laknatnya. Nama panggilan itu keluar begitu saja. Kembali lagi, ia rindu dengan Bastian yang ceplas-ceplos jika melihat seorang wanita melamun hingga lupa waktu.
Ersya mengambil ponselnya diatas nakas kemudian menekan nama yang tertera disitu.

Tut.. Tutt

Zersya: Assalamuallaikum Ran

Rani: Waalikumsallam, iya Ze? Kamu dimana, anak-anak udah pada ngumpul nih.

Zersya: Aku ga pergi deh, soalnya lagi menahan rindu untuk dia yang belum tentu jodohku.

Rani: Ohh sama si B? Yaudah nanti aku bilang ke anak-anak kamu lagi bantui mama kamu bikin kue kek apa kek. Keep Strong My Masha.

Zersya: Iya Rain Milik Hujan. Assalamuallaikum

Rani: Waalaikumsallam

Ersya kembali meletakan ponselnya diatas nakas, dan mulai merapikan mukenanya serta tempat tidur miliknya. Kenapa ia tak menghubungi Bastian jika rindu? Mau dihubungi bagaimana ia saja tak tau No Hp milik Bastian. Minta keorang tuanya Bastian? Harga diri seorang Ersya terlalu tinggi untuk hal-hal seperti itu. ia pun memutuskan turun ke bawah dan membantu ibunya menyiapkan sarapan, kebetulan hari ini hari sabtu jadi ia libur dan hanya les daring dari rumahnya.

Next?

Vomen

Zersya And The BasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang