"Mama mau Ersya bantuin?" Tanyanya sembari duduk disalah satu kursi dimeja dapur.
"Loh Ersya ga jogging sama anak-anak tw?"
"Taekwondo Ma"
"Iya sama aja, kan cuma disingkat. Makanya gaul dikit dong jadi anak muda. Mama aja gaul." Gumam Mama Evi di akhir kalimat.
"Iya, yaudah mama yang paling bener. Mau Erysa bantuin ga? Ersya lagi baik ni loh"
"Yaudah. Pergi beliin susu. Tau mereknya kan?"
"Yaiyalah ini Ersya loh ma. Kalo gitu Ersya pergi dulu yah" katanya sembari mengambil masker.
"Assalamuallaikum. Erysa pergi"
"Waalaikumsallam"
***
'Ting' bel toko berbunyi yang menandakan ada pengunjung lagi.
Saat ini Ersya tengah mencari dimana botol susu sapi itu berada. Ia memang jarang berada dilingkungan rumah.
"Yang mana sih"
"Ahha That its" katanya sembari menunjuk botol susu sapi diatas kepalanya.
"Lah kok tinggi banget sih" gerutunya. Kesal.
"Emang rak ditoko-toko harus setinggi itu? Perasaan ga deh. Apa yang didalam toko ini yang kerja raksasa semua? Perasaan normal deh." Gerutunya sambil memerhatikan sekitar.
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengambilkan botol Susu itu.
"Makanya tinggi dong. Jangan salahinn orang yang lebih tinggi dari lo. Dan juga, jangan pendek." Kata pria bertopi hitam itu seraya pergi membayar belanjaannya dikasir.
Ersya seketika terpaku dengan perkataan orang itu. Tak ada yang berani mengatai dia pendek.
Apa orang itu ingin dihajar. Berani sekali mengataiku pendek. Batin Ersya kesal.
Ia pun berjalan menghampiri pria itu yang bisa di bilang lebih tinggi darinya. Namun Ersya tak mau mengakui itu. Egonya terlalu besar untuk itu.
"Heh beruang yang mirip tiang lampu jalan, lo ngatain gue pendek? Songong banget loh. Lo tau ga gue siapa?" Tanya Ersya menantang lelaki didepannya ini.
Pria itu membalik badan Ersya dan melihat belakang hoodie yang dipakai Erysa yg bertuliskan 'Zersya And the Bas'. Perasaan Marsha And The Bear kok brubah sih sejak kpn?..
"Zersya And The Bas? Cute" Kata Pria itu sambil memandang lekat wajah Ersya. Seketika Ersya terhanyut dengan mata elang pria itu. Mata yang coklat pekat, alis tebal, hidung mancung dan jangan lupakan kulit putih bersih itu. Bisa di pastikan lelaki aneh ini adalah orang yang sangat tampan. Walaupun ditutupi dengan masker hitam yang melekat.
"Terpesona?" Tanya pria itu terkekeh. Sambil berjalan menuju kasir dan membayar belanjaannya.
Tiba-tiba saja wajah Ersya bersemu merah diatas kulit putih miliknya, pertama karna perkataan pria itu. Dan kedua karena sejak awal pegawai toko sudah memperhatikan mereka berdua membuat Ersya berkali-kali lipat malunya.
Ia pun segera menahan pipinya yang merah dan membawa belanjaan ke kasir.
Setelah selesai dengan urusnan pembayaran akhirnya ia keluar dengan langkah kaki cepat. Namun karena pipi nya yang masih saja merah ia pun menundukan wajahnya. Jika nanti ia mendapati pria tadi lagi maka dengan sekuat tenaga Ersya akan mendendang wajah sok nya itu. Ia berjanji.
Uluh uluh, siapakah si pria itu? Mau tau? Lanjut baca😂
Vomen
KAMU SEDANG MEMBACA
Zersya And The Bas
Teen Fiction"Yaudah ayo naik. Bastian antar sampe sekolah." Kata Bastian sembari menunjuk motor ninja warna maroon miliknya. "Bukan Mahrom Bas. Nanti apa kata orang. Ga usah nanti Ersya naik angkot aja." Kata Ersya "Yaudah nanti Bastian halalin Ersya. Ayo naik...