[HHMH PART 8]

206 171 56
                                    

"Melihatnya seperti itu tidak pernah tertuang dalam otakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Melihatnya seperti itu tidak pernah tertuang dalam otakku."

"Kalau menurut gue, ini tuh kayaknya cuman salah paham Sya, mending saling maaf-maaf an aja deh," di bawah rindang pohon dengan semilir angin membuat otak Pasya berfikir lebih jernih.

"Jadi gue minta maaf aja ya Nal?" Erland mengangguk, dari cerita Pasya mengenai permasalahan Olifia dengan dirinya. Erland menyimpulkan bahwa itu hanya sebuah kesalahpahaman.

"Minta maaf aja, gak baik koleksi musuh." Pasya tersenyum, ia merapikan rambutnya yang sedikt berantakan akibat angin.

"Ya udah, kita pergi ke Titanium buat liat Olif." Pasya berdiri, membersihkan roknya yang sedikit kotor.

"ANJIR GUE LUPA, Lo sih Sya curhatnya lama,"ujar Juvenal melompat dari tempat duduknya, berlari tanpa menunggu Pasya yang menatapnya cengo.

"Loh kok malah di tinggal, ERLAND TUNGGUIN."

🌹🌹🌹

Clara memasuki lapangan indoor dan beralih pada kursi penonton, senyumnya sejak sampai di sekolah belum luntur. Dapat di pastikan dirinya akan menang.

"Lagi kasmaran lo?"

"Iya kali, Joy," Renata membalas ucapan Joy, mereka berdua dihampiri oleh Clara di kursi penonton dengan pakaian taekwondonya.

"Enggak kok, pengen senyum aja,"ujarnya masih dengan senyumannya. Joy dan Clara hanya menatap heran sahabatnya ini.

Joy meletakkan jari telunjuknya dengan miring pada eningnya, serta menatap Renata. Renata yang paham hanya mengangguk kasihan.

Di lain tempat Olif menjerit, ketika Brhams mengurut pergelangan kaki Olif. "Udahlah Lif, mending lo di diskualifikasi aja, dari pada celaka." Olif menggeleng.

"Cuman perih dikit kok, gue gak mau usaha gue sia-sia Brhams. Gue kan udah   capek-capek ikut latihan bareng lo, masa usahanya nyampe sini doang,"ujar Olif lesu, yang tetap memandang kakinya tanpa henti.

"Kalau nanti makin parah gimana? Lo disini tanggung jawab gue Lif, gue gak mau lo keapa-napa."

Olif tetap menggeleng, dia tidak mau mengecewakan bu Sri terlebih teman sekelasnya yang datang untuk mendukungnya.

"OLIFF, lo gak papa? Mana yang sakit?" Pasya mendorong pintu UKS dengan kasar, kemudian beralih pada badan Olif Pasya menyentuh tangan, kaki, serta kepala Olif. "Mana? Mana yang sakit?"

Olif memejamkan matanya, baru saja dia ingi tenang sahabatnya yang satu ini malah datang membawa kebisingan.

"Hati-hati Sya,"ujar Brhams.

"Gue gak papa kok, cedera dikit doang bentar lagi juga sembuh."

"Kok bisa gini Lif?"

"Iyanih, yang celakain lo siapa?"ujar Pasya dengan nadanya yang meninggi sedangkan Erland hanya menggeleng serta menahan Pasya yang ingin berlanjut bertanya.

He Healed My Heart (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang