"Lihat apa yang aku bawa" Ayah mendekati aku dan ibuku yang sedang menyiapkan beberapa barang sihir untuk dibawa ke tokoh nya. Begitu melihat isi surat itu, Ayah dan ibu terlihat sangat senang. Aku diundang ke sekolah Hogwarst.
Namaku [Name] [Last Name]. Ayah ku seorang penyihir yang cukup terkenal. Sedangkan ibuku hanya seorang muggle. Ayahku bekerja di kementrian sihir, ia menduduki posisi yang cukup tinggi. Ayahku juga dulunya sekolah di hogwarst, tidak heran jika aku juga diundang ke sekolah itu. Saat mendapat kabar itu, ayah dan ibu benar benar gembira seperti memenangkan sebuah undian jutaan dolar.
•••
Aku, Ayah, dan Ibu pergi ke Diagon Alley untuk membeli beberapa perlengkapan sihir ku, sebelum itu kami mengambil galleon ku di bank sihir. Setelah perlengkapan ku sudah lengkap, aku berpisah dengan ibu di toko milik keluarga kami, ibu harus membuka toko sekarang.
Aku dan ayah pergi menemui hagrid di stasiun kereta, ayah menitipkan ku kepadanya karena ayah masih memiliki tugas di kementrian sihir.
Sepertinya hagrid menjemput seorang murid lainnya untuk pergi ke hogwarst. Anak laki laki itu menyapaku. Dia menggunakan kaca mata bulat, sepertinya ada bekas luka di dahinya. Dia memperkenalkan namanya. Harry Potter.
"Baiklah gadis cantik, siapa namamu?" tanya hagrid sembari membantuku membawa barang barang ku yang bertumpuk.
"[Name] [Last Name]" aku sedikit takut melihat tubuh besar hagrid bagaikan raksasa.
"Tidak usah takut, aku tidak akan memakanmu [Name]" sepertinya hagrid tau bahwa aku takut melihat dirinya.
•••
Aku berjalan melewati jembatan bersama hagrid dan harry, tiba tiba ia mendapat panggilan dari seseorang yang aku tidak tau siapa. Ia memberi kami berdua sebuah tiket bertuliskan platform nomor 9 3/4 aku menaikkan sebelah alis kebingungan, setahuku tidak ada platform nomor 9 3/4. Saat aku ingin bertanya kepadanya, hagrid sudah hilang seperti di telan bumi.
Harry mencoba bertanya kepada seorang petugas disana. Bukannya memberitau, si petugas malah mentertawai kami, ia berfikir bahwa kami sudah gila mencari platform nomor 9 3/4 yang sudah jelas tidak ada disini.
Kami berdua mulai kebingungan, bagaimana caranya mencari platform nomor 9 3/4. Harry mendengar seseorang yang mengucapkan kata 'Muggle'. Kami langsung mengikuti mereka diam diam dari belakang. Begitu terkejutnya aku saat melihat seorang anak laki laki menerobos masuk ke dalam dinding. Aku mengusap mataku menggunakan kedua tangan, aku masih tidak percaya dengan penglihatan ku.
Kami memberanikan diri untuk mendekat lalu bertanya kepada salah satu wanita disana.
"Permisi.. Apa kau boleh mengajariku caranya?"
"Ahh.. tentu saja, silahkan" ia memberiku giliran, setelah tiba giliran ku dia memberitauku untuk berjalan lurus diarah tembok, jika aku gugup aku harus berlari. Aku menutup mata saat akan masuk ke dalam tembok, aku kembali membuka mataku saat aku sudah sampai di sebuah stasiun bertuliskan platform 9 3/4. Aku tersenyum senang, berjalan kearah kereta untuk pergi ke sekolah ku. Hogwarst.
Aku dan harry berpisah. Aku masuk kedalam kereta untuk mencari kursi ku.
•••
Saat ini aku sudah mengenakan jubah hitam ku, aku bertemu dengan Hermione Granger, dia terlihat sangat ramah, cantik, dan sepertinya dia anak yang pintar(?) mungkin aku bisa menjadi temannya.
Aku duduk di tempat yang sama bersama Hermione dan Neville. Tanpa sebuah peringatan neville kehilangan peliharaan katak miliknya, aku dan hermione berusaha mencari disekitar kami, tapi kami tak kunjung menemukannya. Aku dan hermione membantu neville mencari kataknya ke tempat lain, aku pergi ke arah kiri dan hermione pergi kearah kanan.
Senin, 19 Oktober 2020