Aku duduk di tempat yang sama bersama Hermione dan Neville. Tanpa sebuah peringatan neville kehilangan peliharaan katak miliknya, aku dan hermione berusaha mencari disekitar kami, tapi kami tak kunjung menemukannya. Aku dan hermione membantu neville mencari kataknya ke tempat lain, aku pergi ke arah kiri dan hermione pergi kearah kanan.
Aku menanyakan nya pada setiap anak yang ada didalam ruangannya masing masing. Sampai aku bertemu dengan seorang anak yang sangat menyebalkan.
"Permisi. Apa kalian melihat seekor katak? Seorang anak bernama neville kehilangan nya." aku bertanya sembari melihat sekeliling ruangan mereka, disana terdapat 3 anak laki laki dan 1 anak perempuan. Dari wajah nya aku menilai bahwa mereka anak yang sombong dan menyebalkan. Penilaian ku tidak pernah salah, mungkin saja ini sebuah kebetulan(?)
"Bukankah sudah jelas kamu tidak melihat katak disini?" laki laki berambut pirang menjawabku dengan nada menyebalkan. Jika aku sudah diajarkan sihir dan mantra, aku pasti akan menyihirnya menjadi seekor katak dan memberikannya kepada neville.
Aku memasang wajah kesal dihadapan mereka. Sampai seorang wanita berambut bob pendek mengenaliku.
"Sebentar, sepertinya aku mengenalimu" ia berfikir sejenak untuk mengingat ingat siapa aku. "Ah! aku ingat, kamu pasti [Name] [Last Name] kan? Anak dari Aldrich [Last Name]?"
"Aku tau, dia satu satu nya anggota kementrian sihir yang istrinya seorang muggle bukan?" dilanjutkan oleh anak gendut yang duduk disebelah si pirang.
Setelah mengetahui hal itu mereka mulai mengejekku dengan sebutan 'HalfBlood'. Aku sudah muak mendengar ejekan mereka terhadap ku dan kedua orang tuaku, aku memutuskan untuk meninggalkan mereka.
Aku kembali ke tempat neville dan hermione. Saat aku sampai, aku tidak melihat hermione melainkan neville yang duduk sendirian. Neville langsung bertanya kepadaku bagaimana dengan kataknya, dengan nada rendah aku menjawab bahwa aku tidak menemukan kataknya.
•••
Setelah hampir setengah jam kami di kereta, akhirnya kami sampai di hogwarst. Hagrid telah menunggu kami disana, dengan sebuah lentera kecil di tangan kanan nya. Ia membawa kami ke sekolah hogwarst, menggunakan perahu karena hogwarst dikelilingi oleh laut seutuhnya.
Kami memasuki bangunan tua hogwarst, aku melihat sekeliling mencoba beradaptasi dengan sekitarku. Kami berhenti tepat didepan McGonagall. Dia memberitau beberapa tahap yang harus kami lewati sebelumnya. Saat sedang memberikan arahan tiba tiba Neville berteriak memanggil nama kataknya yang sedang duduk di dekat McGonagall.
McGonagall memimpin kami untuk memasuki aula, saat pintu dibuka aroma khas bangunan tua melewati hidungku, aku melihat sekeliling ada banyak kakak penyihir lainnya yang sedang berkumpul, juga para guru yang sudah duduk di singgasana mereka masing masing.
Kami menunggu giliran kami untuk menghadapi topi seleksi. Saat McGonagall memanggil nama pertama, Hermione terkejut karena ialah yang pertama kali harus menghadapi topi seleksi.
Ia mengusap dadanya, terus mengucapkan kata kata penenang 'Rileks, rileks hermione, kamu bisa' itu yang kudengar dari mulut hermione.
Saat topi seleksi dikenakan kepada hermione, topi berfikir sejenak menentukan asrama apa yang cocok untuk hermione. Sudah mendapatkan nya topi seleksi pun berteriak. GRYFFINDOR!!
"[Name] [Last Name]" Aku terkejut saat McGonagall memanggil namaku. Dengan takut takut aku naik ke atas kursi, topi seleksi mencarikan asrama untukku, aku berharap aku satu asrama dengan hermione. GRYFFINDOR!!
Aku berlari kearah hermione dengan perasaan senang. Aku duduk disebelahnya, pandanganku kembali melihat kearah anak yang sedang disekelsi.
"Draco Malfoy" Laki laki berambut pirang yang familiar dimataku naik keatas kursi. Aku bergumam sendiri 'Ternyata dia Draco Malfoy!'. Sebelum topi seleksi menyentuh kepalanya, dia sudah berteriak dengan keras. SLYTHERIN!!
"Aku dengar semua anak anak jahat berasal dari slytherin" Hermione berbisik kepadaku. Aku sangat setuju dengannya! Si Malfoy itu benar benar jahat.
McGonagall menyelesaikan semuanya. Aku satu asrama dengan Harry dan ron temannya harry.
Senin, 19 Oktober 2020