07 - Stranger

8.3K 1K 69
                                    

Ini... Terlalu cepat.

Aku menemukan-nya terlalu cepat.

Dan disaat itu, ia kembali membawa wajahnya mendekat padaku, dan mempertemukan bibir kami berdua.

Jeno...

Dia mate-ku.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

"Nona, kamar anda sudah siap. Anda bisa memasukinya kapan saja."

Aku mengangguk sembari menerima sebuah kunci dari seorang pelayan. Ia berbalik kemudian menghilang dibalik pintu.

Aku menyesap sedikit teh pada balkon yang nampak berantakan. Bersantai sejenak menerima kehangatan matahari pukul dua belas siang yang tertutup awan. Udara dingin sesekali menerpa wajahku, namun aku tidak berniat beranjak dari posisi ini setidaknya untuk beberapa menit kedepan.

Hhh... Tubuhku terasa remuk. Kalau saja bukam karena tamu tak diundang, aku mungkin tidak akan beranjak dari tidurku yang terbangun satu jam yang lalu.

Ya. Segalanya berjalan diluar kendali. Setelah kejadian puncak Rut ku yang berubah aneh kemarin malam, yang tersisa kini hanya tubuh penuh bercak ungu dengan otak yang mengosong.

Aku melewati malam kemarin dengan sebuah kegilaan yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Aku yang masih bergelung dengan pikiranku, terpaksa pasrah digagahi oleh pria itu berkali-kali. Dan kami baru selesai sekitar pukul empat pagi? Entahlah, aku tidak mengingat dengan jelas. Aku nyaris pingsan, tenagaku terkuras dengan tubuh yang melemah. Bahkan untuk bangun saja, aku membutuhkan waktu lima belas menit hanya untuk mengumpulkan nyawa dan tenaga.

Jika bukan karena ketukan pintu kamar yang terus mengganggu, mungkin aku masih terbaring di tempat tidur sampai sekarang.

Manager hotel menanyakan keadaanku, dan begitu terkejut saat melihat penampakan ruang tamu dan balkon pada kamar hotel yang kusewa ini. Aku tidak menyangkal, dan berterus terang atas insiden penyeranganku kemarin malam.

Beruntunglah mereka mengenaliku, dan menawarkanku kamar pengganti selagi mereka membereskan kekacauan ini.

Setidaknya lima pelayan laki-laki yang bertugas membereskan kekacauan terlihat memenuhi ruanganku beberapa saat yang lalu, namun aku meminta mereka untuk tidak masuk kedalam kamar tidur, dan menyuruh kembali nanti jika aku sudah keluar dari kamar.

Kenapa? Tentu saja aku tidak ingin mereka melihat kekacauan lain yang kuperbuat semalam.

Terlebih, dia yang masih tertidur didalam.

Entahlah. Aku tidak ingin memikirkannya lagi. Semakin aku berpikir, semakin gila ku dibuatnya.

'Klek'

Aku menoleh, dan mendapati sesosok tegap dengan surai berantakan keluar dari dalam kamar, kemudian mengedarkan pandangannya. Hazelnya bertemu dengan milikku. Sedetik, ia mulai berjalan menghampiriku dengan hanya mengenakan sebuah handuk putih yang dililitkan pada pinggang.

The Elder's Mate [Nomin | GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang