14 - New Normal

5.5K 840 102
                                    

-Arizona, United States-

Bertahun-tahun hidup dalam keangkuhan, aku baru saja mendapati fakta bahwasanya segala hal yang kumiliki hanya sebuah delusi semata.

"Aku bahkan juga nyaris terkecoh." Vernon kembali termundur. Menyingkirkan kursi kayu yang ia pakai sebelumnya, kemudian berdiri menghadapku dengan kedua tangan tersimpan pada saku celana. "Dia memberikan sebagian kekuatannya padamu. Dengan begitu, dia bisa menjagamu tanpa harus menyentuhmu. Sungguh jenius."

Tubuhku membeku.

Otakku belum mampu memproses kalimat panjang itu secara penuh. Wajahku masih menampakkan raut bodoh dengan segala ketidaktahuan ini. Telingaku berdengung, serta mata yang mulai menatap kosong kedepan seperti mati rasa.

Dengan gerakan slow motion, aku membalas tatapan tajamnya dengan sepasang iris yang meredup.

Lelaki muda itu tertawa pelan, "Tentu saja, mereka semua tidak akan menyadari siapa dirimu sebenarnya. Kecuali orang-orang yang sedari awal sudah menargetkan si Damarion bangsat itu."

Ia kembali mendekat, lalu berjongkok tepat di hadapanku.

"Kau, adalah seorang omega, Jasmine. Berhentilah bersikap angkuh, dan berperilaku lah selayaknya seorang submissive yang lemah. Karena mulai sekarang, kau akan bereaksi terhadap Alpha tone seorang dominant."

Dan, ini terjadi. Hanya dalam hitungan menit, pertahanan diriku selama bertahun-tahun yang penuh keangkuhan ini seketika hancur lebur begitu saja. Aku merasakan duniaku berputar seratus delapan puluh derajat, memporak-porandakan realitas-ku, hingga tidak menyisakan tempat lagi untukku berpijak pada kesadaran.

Aku, bukan seorang Alpha.

Untuk sekali lagi, kekuatan instingku membuktikan kebenarannya. Jadi inikah alasannya? mengapa aku selalu tidak puas akan segala kekuatan yang kumiliki, dan justru menginginkan menjadi seorang submissive?

Ya. Aku ingin menolak fakta ini nsmun, tidak bisa dipungkiri, bahwa ini terjadi secara naluriah -sebagai seorang Omega.

Segalanya mulai terasa masuk akal.

Dengan begitu, satu bulir beningan menetes dari sudut mataku.

"Sungguh cantik." Melebarkan seringaiannya, Vernon meraih tengkuk-ku; membawa wajahnya mendekati bibirku. "Malam ini, kau akan melayani-"

Ia terdiam.

Suasana mendadak hening,

-dengan udara yang berubah dingin dan lembab- seakan terselimuti oleh aura dominasi.

Sudut mata bening Vernon melirik salah satu pria berjas hitam disebelah, seakan sedang berkomunikasi dalam diam. Sebelum akhirnya, ekspresi licik itu tiba-tiba saja berubah menjadi raut membeku,

"Shit-"

'BRAKK'

Vernon berbalik, dan sedetik, pintu kayu pada ruangan itu terbuka paksa dari arah luar hingga membuatnya terbelah; menampakkan sesosok serigala hitam legam berkilau bak permata dengan ukuran luar biasa besar, menerobos masuk ruangan, kemudian menyerang secara membabi buta orang-orang berpakaian serba hitam itu.

Beberapa diantara mereka melakukan shifting -bermaksud untuk menyerang balik- namun, seakan terselimuti oleh sihir, seluruh werewolf pada ruangan ini justru diam pada tempatnya berdiri -bergeming, seakan menunggu giliran untuk ditebas oleh taring tajam sang serigala paling besar.

'Zeus.'

Eve merintih melihat mate-nya yang tengah kalap membunuh semua orang. Aku menegakkan kepala dan bersandar.

The Elder's Mate [Nomin | GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang