Chapter 6

2K 214 9
                                    

Previous Chapter

“Sudah kubilang kan, Dobe. Jangan ikut campur urusan orang lain. Lihat apa yang kita dapat, untung saja aku dapat menahan serangan mereka” kata Sasuke menatap sengit kearah para hashira.

Ia tak suka dengan perlakuan hashira yang malah menyerang mereka saat melakukan perbuatan baik ke orang lain.

--------------------

“Apa salahnya kita membantu orang lain, Teme. Apakah kau sudah selesai?” tanya Naruto

“Sebentar lagi” jawab Sasuke

Oyakata yang awalnya terkejut karena tubuhnya diselimuti api hitam, dia mengira akan merasakan panas di dalam tubuhnya.

Namun yang dia rasakan saat ini berbeda dengan yang dia bayangkan. Alih-alih terasa panas, api tersebut justru terasa hangat.

“Kalian semua tenang saja, mereka berdua tidak berniat menyakitiku” ucap Oyakata tiba-tiba dengan tubuh masih dibalut api hitam itu.

“Maaf menginterupsi sebelumnya Oyakata-sama, bagaimana anda bisa mengatakan bahwa mereka tidak berniat menyakiti anda? Saat ini seluruh tubuh anda diselimuti oleh api” tanya Mitsuri khawatir

“Benar! Api tetap api!! Yang bisa melahap apa saja yang ada disekitarnya!! Kita harus memadamkannya segera!!” kata Rengoku yang berada dibelakang Naruto

“Astaga!! Suaramu kencang sekali” ucap Naruto kaget

“Tenang saja, api ini tidak menyakitiku sama sekali. Api ini justru… terasa hangat” ucap Oyakata sambil menggerakkan kedua tangannya

“Apakah itu mungkin? Terbakar oleh api tapi terasa hangat?” timpal Uzui

“Tentu saja! Itu adalah api ku, aku punya kendali penuh akan api itu. Api ku akan menuruti apa yang aku perintahkan!” ucap Sasuke ketus

“Benar apa yang di katakan oleh Teme, apinya tak akan menyakiti Oyakata-sama kalian. Apakah prosesnya sudah selesai Teme?” tanya Naruto begitu melihat Sasuke memadamkan api amaterasunya.

Semua orang di sana kecuali Naruto dan Sasuke masih bingung akan kalimat yang diucapkan kedua gadis misterius itu.

Mereka menahan banyak pertanyaan untuk kedua gadis itu.

“Hn, kau bisa melanjutkannya” jawab Sasuke berjalan ke samping Naruto

“Baiklah, ini tahap terakhir” kata Naruto lalu meletakkan tepak tangannya di bagian mata Oyakata.

Tak berselang lama, Naruto menarik tangannya dan sedikit mundur untuk melihat keadaan Oyakata

“Nah… sekarang bukalah mata anda” jawab Naruto halus

Oyakata yang mendengar itupun membuka matanya perlahan. Dia membutuhkan sedikit adaptasi saat tiba-tiba cahaya mengenai matanya.

Setelah berkedip beberapa kali, dia baru bisa melihat sosok didepannya dengan jelas dan langit biru yang cerah dibelakang Naruto.

Dapat dilihatnya paras Naruto yang masih berada tepat di depannya yang memiliki tiga luka gores di pipi seperti kumis kucing dan senyum ramah yang bertengger diwajah gadis kuning itu.

Kemudian dia menoleh ke samping dan melihat rupa Sasuke yang berada di samping Naruto.

Naruto sedikit menyingkir dari hadapannya agar Oyakata bisa melihat lebih leluasa. Kemudian dia melihat sekeliling dan didapati para hashira yang menatap mereka penasaran

“Aku… bisa melihat lagi?” tanya Oyakata kaget sambil mengamati kedua tangannya

Mendengar perkataan tesebut membuat siapapun disana tak percaya kecuali dua gadis misterius tersebut.

“Anda bisa melihat lagi? Tapi, bagaimana bisa?” tanya Shinobu yang mewakilkan pertanyaan para hashira lainnya

“Ini sungguh suatu keajaiban, namu amida butsu” Himejima mengeluarkan air matanya

‘Orang aneh bertambah lagi’ batin Sasuke

“Bahkan luka dikepala anda juga hilang” Muichiro

Naruto yang melihat semua orang bahagia menjadi senang. Dia melirik Sasuke dan memberikan jempolnya ke arah Sasuke. Sasuke yang melihat itu hanya membuang mukanya.

“Apakah anda senang Oyakata-sama? Adakah bagian tubuh anda yang sakit?” tanya Naruto

“Ah, tentu saja. Terima kasih, tubuhku sudah tak terasa sakit sama sekali. Bahkan sekarang aku bisa melihat lagi” Oyakata memberikan senyuman hangatnya kepada Naruto dan Sasuke

“Baguslah kalau begitu” balas Naruto

“Kalau tubuhnya tak sakit lagi, berarti dia tak perlu bantuan orang lain lagi untuk mengurus dirinya sendiri kan Dobe?” tanya Sasuke menatap Naruto

“Harusnya seperti itu” balas Naruto

“HEEIII, kata-katamu tetap tak sopan!!” teriak Sanemi

“Sanemi benar, tak sepantasnya kau bicara seperti itu” Shinobu menghadap kearah Sasuke

“Haahh?!” Sasuke menaikkan sebelah alisnya. Dia tak mengerti kenapa orang-orang ini masih menatapnya tak suka

“Maafkan si Teme semuanya, dia memang begitu cara berbicaranya. Tak usah terlalu dipikirkan” Naruto berusaha menengahi

“Emangnya aku salah lagi? Lagian apa yang aku katakan benarkan? Orang itu tadinya selalu merasa bersalah kepada kalian karena hidupnya selalu bergantung kepada orang lain, bahkan untuk mengurus dirinya sendiri” terang Sasuke sedikit tak terima

“Bagaimana kau tau apa yang aku alami selama ini? Padahal ini pertama kali kita bertemu, tapi seolah-olah kau mengetahui seluruh kehidupanku” Oyakata bersuara, yang membuat orang disana kaget mendengar penuturan dia

“Apakah maksud anda, ucapan gadis raven itu benar adanya, Oyakata-sama? "tanya Mitsuri

“Benar”

“Berarti anda selama ini…” lirih Shinobu yang tak melanjutkan perkataannya

‘Begitukah yang anda rasakan selama ini? Dan gadis raven itu tau perasaan terdalam beliau?’ batin Uzui

Para hashira merasakan perasaan yang sama dengan Uzui. Bagaimana bisa mereka yang lebih lama bersama Oyakata-sama tak tau perasaan lain yang dipendamnya selama ini.

“Tentu saja aku tau, aku tak sengaja melihat perjalanan hidupmu saat tadi menggunakan amaterasu” jawab Sasuke  

'apa maksud dari perkataannya?' batin Mitsuri

“Yah, baguslah kalau begitu. Sekarang tubuh anda bisa kembali normal seperti orang lainnya, hehehe” Naruto tersenyum sambil menggosok-gosokkan hidungnya yang tak gatal

“Terima kasih banyak kepada kalian berdua, mungkin kedatangan kalian kemari sudah menjadi suatu takdir” Oyakata menatap langit biru

“Takdir yaa…” lirih Naruto teringat akan sahabatnya yang telah pergi saat perang shinobi keempat

“Jadi, apa yang ingin kau tanyakan kepada kami?” tanya Sasuke mengalihkan suasana saat dilihatnya awan mendung di mata Naruto

“Kau benar, ada banyak yang ingin kami tanyakan kepada kalian berdua. Namun, sepertinya kita harus pindah tempat pertemuan di dalam” Oyakata melihat keadaan engawa yang rusak di beberapa tempat karena serangan mendadak dari para hashira

Oyakata berdiri lalu berjalan masuk ke dalam yang diikuti dua anak kembar, hal itu kemudian diikuti oleh para hashira.

Naruto dan Sasuke saling menatap satu sama lain dan mengekor di belakang hashira

Our DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang