Sasuke's POV
Setelah aku membantu si Dobe menyembuhkan orang buta itu, mereka mengajak kami untuk mengobrol lebih jauh tentang kami berdua. Aku dan si Dobe mengikuti kemana mereka pergi dan duduklah kami di suatu ruangan
Mereka menjelas bahwa di dunia ini terdapat iblis pemakan manusia, menjijikkan... Mendengarnya aja membuatku ingin muntah.
Setelahnya si Dobe menjelaskan mengenai asal usul kami berdua. Lihat wajah mereka, mereka tak tau bahwa ada dimensi lain didunia ini?! Yang benar saja!!
Kemudian si Dobe menjelaskan lebih lanjut mengenai tugas shinobi. Kuhanya diam mendengar penuturannya, malas bicara seperti biasa.
"Berarti kalian sama saja dengan pembunuh!" kudengar sahutan dari orang bercodet diwajahnya dengan tatapan tak suka kearah kami berdua.
Perkataan pria bercodet itu bener-benar membuatku kesal dan muak, sudah sering aku mendengar kalimat tersebut terlontar untukku waktu masih di elemental nation. Dunia ini dengan dunia sebelumnya sama saja.
"Yaah... hal itu tidak sepenuhnya salah" jawab si Dobe dengan senyum kecutnya
"Jangan berbicara sembarangan, kau tak tau saja hukum yang ada disana. 'Membunuh atau dibunuh' berlaku untuk semua shinobi disana. Kami punya pengalaman tersendiri akan hal itu, orang luar tak perlu ikut campur!" balasku tak terima
"Sudahlah, Teme. Jangan kau ambil pusing hal tadi" si Dobe mencoba menenangkanku.
"Haaaah" helaku sedikit menurunkan emosinya
"Apakah penting untuk memiliki ninja yang kuat untuk setiap desa shinobi? Mendengar kalian dilatih dari kecil untuk jadi kuat" tanya Shinobu
"Jelas sangat penting, bisa dibilang desa shinobi diciptakan untuk mencetak tentara kuat yang diperlukan apabila ada perang terjadi. Yah, secara kasarnya kami para ninja bisa disebut sebagai alat untuk orang-orang berpengaruh di tiap Negara" jawabku datar
"Hei Sasuke, ucapanmu sedikit keterlaluan" si Dobe mengingatkan
"Apa yang kukatakan benarkan? Mereka sesepuh desa kita menggunakan ninja untuk kepentingan mereka tanpa memperhatikan keadaan para ninjanya. Kita berdua merasakan hal yang sama akibat ulah para orang tua bau tanah itu" sahutku sedikit kesal
"Haah... tapi tidak semua seperti itu kan" si Dobe masih berusaha membela para sesepuh sialan itu. Dia benar-benar dobe, masih saja membela mereka setelah mengalami masa lalu yang buruk juga
"Memang tidak semuanya, tapi mayoritas!" dengusku tak suka kenapa membela para tua bangka itu
"Tidak sopan!! Tidak sopan!! Tidak baik mengatakan seseorang yang sudah tua dengan sebutan itu!!" sahut Rengoku dengan suara kerasnya menatapku tak suka
Ctak ctak... habis sudah kesabaranku. Mereka mengatai seseorang tanpa tau kebenarannya, semua orang sama saja rupanya!!
"Wah nih orang ngajak ribut!" aku segera menarik pedangku, namun si Dobe segera menghalangiku
"Teme!! Apa yang mau kau lakukan? Tenanglah, gak biasanya kau seperti ini" panik Naruto yang masih berusaha menenangkanku
"Apasih Dobe, lepaskan. Oyakata-san, bolehkah kubunuh pendekar pedangmu itu?" aku benar-benar serius kali ini. Hal itu sontak membuat semua orang kaget. Bahkan para hashira saat ini dalam mode siaga
"Kagebunshin no jutsu" muncul satu bunshin si Dobe, kemudian dia memberi tugas kepada bunshinnya untuk membawaku keluar.
Pergerakanku ditahan oleh bunshin si Dobe lalu dia membawaku keluar dengan teknik hiraishinnya.
Tiba-tiba saja aku dan bunshin Naruto sudah berada di luar gerbang markas pasukan pemburu iblis.
Kulihat sekeliling, dan tak terasa hari sudah sore
'lama sekali kami mengobrol tadi ya' batinku
"Kau ini kenapa sih Teme? Kendali emosimu tak seperti biasanya" tiba-tiba bunshin disebelahku bertanya padaku
"Hn" kumalas membalasnya lalu ku pergi menuju hutan meninggalkan markas ini
"Hoi, kau mau kemana?" teriak bunshin Naruto berlari mengikuti langkahku
"Jalan-jalan mungkin" jawabku sekenanya
"Oke, aku ikut denganmu"
Tak terasa kami berjalan terlalu jauh kedalam hutan. Saat sedang berjalan, kami melihat kakek tua yang berjalan membawa ranjang di punggungnya dan kedua tangannya sedang berjalan menuruni hutan
Bunshin Naruto yang melihat kakek tersebut segera menghampirinya dan ingin membantunya. Kulihat awalnya si kakek menolak, tapi karna si Dobe memang keras kepala akhirnya kakek itu menerima bantuan dari bunshin Naruto
Karna ku tak tertarik pada apa yang dilakuin bunshin itu, ku melanjutkan jalan-jalan soreku. Saat beberapa langkah, kudengar bunshin itu berteriak padaku
"HOY Teme!! Mau kemana kau? Bantuin sini napa?" teriak bunshin si Dobe
"Hah?? Kau sendiri yang ingin membantu kakek itu, ya kau kerjakan aja sendiri" jawabku malas
"Kau tak kasihan apa pada kakek ini?"
"TIDAK"
"Dasar manusia tak berperasaan"
"Bodo amat"
Dan terjadinya pertengkaran antara aku dan bunshin si Dobe. Jujur saja lagi mager ngapa-ngapain malah diminta bantuin ngangkut barang.
Tapi karna keras kepala si Dobe melebihi kerasnya batu di dunia ini, akhirnya aku menurut saja. Daripada mendengar suara berisiknya bikin kuping sakit
"Maafkan pertengkaran kami tadi ya kek, sekarang kami berdua akan membantu kakek membawa barang ini" bunshin si Dobe berkata dengan ramah, kuhanya bisa mendengus kesal melihatnya
Lalu bunshin si Dobe mengambil barang ditangan kakek itu dan memberikannya satu kepadaku
"Terima kasih kalian berdua mau membantuku membawa barang-barang ini. Mungkin dengan ini perjalananku akan lebih cepat karna beban yang kubawa berkurang" kata kakek itu
"Sama-sama kek, emang sudah tugas yang muda membantu yang tua" jawab Naruto senang
"Kalau boleh tau kemana kalian akan pergi? Kulihat kalian berjalan menuju hutan ini" tanya kakek penasaran
"Ah, kami hanya ingin berjalan-jalan santai aja kek" bunshin si Dobe mejawab ramah
"Apa kalian tak takut malam-malam keluar begini? Kalau kalian bertemu iblis bagaimana? Kalian bisa mati" sahut kakek itu khawatir
"Iblis?" tanyaku sambil tetap melihat sekitar,
'Apakah ini perasaanku atau dari tadi ada yang mengikuti ya' batinku
"Benar, iblis pemakan manusia. Akhir-akhir ini beberapa warga desa yang kehutan malam-malam menghilang tanpa jejak karena ulah iblis" cerita kakek itu
"Lalu kalau begitu kenapa saat ini kau masih dihutan? Bukannya dirumah saja" balasku
"Aku mencari kayu bakar dan memanen buah di dalam hutan untuk keluargaku. Awalnya aku khawatir karna hari sudah gelap seperti ini" sahut kakek tua itu
"Kalau begitu kakek tak perlu khawatir, ada kami berdua bersama kakek saat ini" bunshin si Dobe mencoba menenangkan kakek itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Dream
FantasySetelah perang dunia shinobi, kemenangan berada dipihak aliansi shinobi. Namun mereka harus kehilangan dua pahlawan utama yang telah mengorbankan nyawa mereka demi kedamaian dunia shinobi. Namun apa jadinya bila naruto dan sasuke terlempar ke dimens...