i d y l l i c
adj ; extremely happy, peaceful, or picturesque.Disclaimer :
Ini hanyalah cerita fiksi yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan sejarah suatu daerah, negara ataupun kehidupan asli si visual. Konflik yang ada pada cerita ini murni imajinasi pengarang.
Kesamaan nama suatu tempat atau orang yang ada di cerita ini semata-mata hanya dimaksudkan untuk mendukung jalannya cerita dan tidak berkaitan langsung.
.
.
.
—jadi, yang harus kupahami pertama kali itu diriku sendiri atau dirimu, Rin?
play —Ontario by novo amor & ed tullett.
Tepat di samping jendela kaca, yang telah dihiasi sibakan gorden berwarna latte itu, terasa jelas bagaimana terpaan angin musim panas telah mengganti arah laju aliterasinya. Pohon-pohon yang semula daunnya telah memerah, kini mulai layu dan jatuh berguguran. Ini persis seperti lima tahun yang lalu, masih jelas terasa sama. Ia bahkan seolah tak ingat bahwa lembaran kehidupannya telah berganti dan terisi oleh sosok yang baru. Tetapi entah kenapa, di saat kebahagiaan yang sudah semutlaknya dapat ia rengkuh hangat dan erat, masih saja di rongga dadanya ini terasa banyak kehampaan yang semakin hari semakin membuyarkan bilik relungnya.
Jungkook semakin melesat ke dalam impresi lalu. Ia benci kenapa suasananya hampir sama seperti yang ia rasakan dulu. Ini benar-benar membuatnya semakin terlilit oleh penyesalan dan rindunya secara bersamaan. Buku-buku masa lalu yang tersimpan di kotak pandora dan mencoba ia tutup dan lupakan perlahan terbuka. Pria Ryeo masih stagnan pada posisinya, terduduk di meja kerjanya dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya dan memegang salah satu buku filsafat. Atensinya kini sama sekali tak tertuju pada buku yang ia pegang, melainkan masih saja berada di jendela kaca itu. Semakin jelaga miliknya ingin lebih dekat memandang dan merasakan deru angin musim gugur itu, di situlah dadanya semakin terasa sesak dan matanya terasa berat untuk mengerjap.
Sejemang kemudian, lamunannya membuyar terganti oleh debum suara pintu yang terbuka. Menampilkan gadis kecil yang memakai jepit rambut berpita merah dengan surai sebahu. Tungkai kecil, dan putih itu menapak dengan perlahan, lantas mendekat ke arah dimana sang ayah duduk. Memasang air muka lucu dan polosnya lalu menatap Jungkook dengan sebelah tangan yang memegang permen coklat. Pria Ryeo tersenyum simpul, lantas membawa putri semata wayangnya itu ke dalam pangkuan hangatnya.
Dia, Ryeo Hyeori. Gadis kecil, milik Jungkook. Hyeori atau yang sering dipanggil dengan Yuri ini, sangat gemar sekali mengunjungi ruang kerja ayahnya setiap saat. Seperti list wajib, mungkin gadis berumur tiga tahun itu merasa sangat nyaman jika berada dekat dengan sang ayah. Jungkook hanya memandang lekat, pun dalam hati seakan tengah mematri banyak rasa syukur, bagaimana Hyeori tumbuh dengan baik, cantik dan menggemaskan secara bersamaan. Sepasang iris bulat lucu, pipi gembil dan juga bibir tipis itu kini menatap heran sang ayah, melihat bagaimana Jungkook sekarang malah menempatkan atensinya pada buku yang berada di meja itu. Seketika membuat jiwa penasaran dan petualang Hyeori mencapai puncaknya.
"Papa, sedang sibuk ya?" tanya Hyeori dengan nada heran, lantas memakan sisa permen coklatnya. Kemudian mengayun-ayunkan kedua kakinya ke udara, di atas pangkuan Jungkook. Pria Ryeo yang mendengar itu pun menoleh, lalu mencium singkat surai lembut milik Hyeori dan menatapnya penuh sayang. "Tidak Yuri-ya. Papa hanya sedang membaca buku." ucap Jungkook, singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idyllic
FanfictionMembuka lembaran baru tanpa sebuah frasa dan aksara yang dapat diucapkan sebagai kalimat pembuka penyambut kebahagiaannya. Ryeo Jungkook agaknya dibuat ragu akan pilihannya sendiri. Entah seseorang yang kini ia rengkuh setiap malam, selalu berada di...