—terkadang, ranting yang terlihat kokoh dan bercabang justru dalamnya bisa saja yang paling rapuh."Ryeo?" Panggilan itu kembali menggema, bersamaan dengan langkah kaki yang berjalan maju, menelisik kesana kemari sambil mencari presensi sang suami. Tidak ada, Jungkook yang masih di kasur, dengan gumulan selimut tebal. Lalu kemana? seingatnya, tadi saat masih bangun tidur, Jungkook masih di sampingnya sambil memeluk tubuh gempil Hyeori yang tertidur pulas.
Haerin masih saja, berjalan sambil sepasang iris amber yang masih sibuk mencari. Langkahnya terhenti, saat dengan tiba-tiba merasakan ada tangan kekar nan hangat yang melingkar, tepat dari belakang. Itu Jungkook, dengan rambut setengah basah dan kemeja atas yang kancingnya belum sepenuhnya terpasang. Masih tersisa dua kancing, entah memang sengaja menunggu istrinya mengancingkan atau memang berniat, untuk memamerkan dada bidangnya.
Hembusan napas tenang itu semakin menginvasi bulu roma Haerin, di balik ceruk lehernya. Karena rasa geli yang semakin terasa, maka Haerin memilih berbalik arah dan melihat pria Ryeo sambil sedikit mendongak ke atas. Ingin melihat pahatan sempurna itu sekali lagi, dan mengamati semuanya. Merekam semua fitur wajahnya, di balik relung. Haerin tersenyum singkat, sebelum berucap. "Kau darimana saja, Hyeori bahkan sampai mengeluh karena ayahnya tak kunjung datang."
Jungkook ikut menimpalinya dengan senyuman tipis, masih dengan kedua tangan yang kini dengan tidak tahu malunya malah terkalung nyaman di sisi pinggang milik wanita Kyo. Mengecup birai tipis nan merah milik Haerin, tanpa permisi yang sukses membuat wanita itu terkejut dalam rengkuhan Jungkook. "Hmm, apa aku terlalu lama bersiap? Tadi sedang memilih warna dasi, enaknya pakai yang mana, Rin?" tanya pria Ryeo sambil melepas regangan itu dan menunjukkan dua buah dasi.
"Yang ini saja," ucap Haerin sambil menunjuk dasi berwarna abu dengan motif garis-garis. Kemudian berniat melangkahkan kakinya keluar, menyusul sang anak yang tengah menghabiskan sarapannya sendirian. Namun, sayangnya tangan Jungkook telah menghadangnya lebih dulu. " Eits, siapa suruh kau pergi."
"Pakaikan dasiku dulu. Lebih rapi jika kau yang memasangkannya. Kalau menghadap kaca, suka pegal, Rin." Haerin tahu, ini hanya akal-akalan Jungkook saja. Biasanya juga memakai sendiri. Ah ralat, memang beberapa minggu ini pria Ryeo lebih banyak menunjukkan sifat manjanya kepada wanita Kyo. Haerin menghela napas kasarnya, berharap Hyeori dapat menunggu lebih lama lagi.
Haerin lantas mengambil dasi itu, mengancingkan kancing kemeja Jungkook sebelum akhirnya mengalungkan dasi itu. Jungkook masih saja memandang air muka sang istri yang begitu tenang dan cantik di balik surai setengah basahnya. Haerin yang merasa sedikit risih, ditatap sebegitu lekat dan mengintimidasi pada akhirnya dalam sekali tarikan, sukses dasi itu nyaris saja mencekik leher Jungkook. Pria Ryeo bahkan sampai membolakan matanya—tak percaya. Lantas terbatuk-batuk karena merasakan tenggorokkannya yang perlahan kering dan sesak. " Astaga Rin. Apa kau baru saja akan mencekikku dengan dasi itu?" tanya Jungkook dengan air muka yang dibuat sangat melas, menyedihkan.
"Makanya, jangan menatapku dengan tatapan seperti itu." tutur Haerin dengan intonasi datar disana sembari merapikan sisa tatanan dasinya. Jungkook yang mendengar itu, hanya mengerucutkan sedikit bibirnya. Dan setelahnya, memasukkan jemarinya ke kedua saku celana dan menatap Haerin kembali dengan sebelah alis yang tertaut. "Kan aku hanya ingin menatap wajah istriku sendiri. Kenapa tidak boleh?"
"Astaga, istriku menyeramkan sekali."
"Iya menyeramkan, makanya jangan macam-macam." ucap Haerin setelah menyelesaikan kegiatannya, dan meninggalkan Jungkook dengan gelengan kepala. Menggeleng, terheran-heran kenapa Haerin itu menggemaskan sekali.
Jungkook kemudian berbalik, sambil menatap punggung Haerin yang perlahan menjauh dari balik jelaganya. Mengulum senyumnya dalam diam sambil bertutur. "Tapi aku suka yang galak dan menyeramkan, Rin. Lebih menggoda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Idyllic
FanfictionMembuka lembaran baru tanpa sebuah frasa dan aksara yang dapat diucapkan sebagai kalimat pembuka penyambut kebahagiaannya. Ryeo Jungkook agaknya dibuat ragu akan pilihannya sendiri. Entah seseorang yang kini ia rengkuh setiap malam, selalu berada di...