—Di antara bentangan mendung dan hujan. Aku memilih mendung, Rin. Aku tidak mengerti kenapa aku suka melibatkan diriku sendiri di dalam lautan sesal dan ketidakpastian ini.play bgm 'paper heart' by jungkook cover.
Jungkook sudah tidak dalam keadaan baik-baik saja, saat dengan tenangnya Haerin berujar dengan kalimat yang seakan dalam seketika dapat mengguyur segala gusar dan kekhawatirannya. Bahkan, tahu-tahu air mata Jungkook sudah menggenang di rahang tegas itu dalam diam. Tidak tahu lagi mau menjelaskan seperti apa. Rasanya ini begitu menyayat untuk teralun. Tetapi tidak juga kan, selamanya akan terpendam di lubuk terdalam. Pria Ryeo sadari, ia tak dapat membendungnya lebih lama lagi dan mulai detik ini, ia ingin lebih dekat dan terbuka dengan sang istri.
Membagikan segala kelesah sendu dan nanar pilunya. Berbagi semua sukacita ini. Pokoknya Jungkook ingin membagikannya dengan Haerin. Ia rasanya telah terlalu lelah, bagaimana merutuki dirinya sendiri di tengah kebodohannya selama ini yang selalu saja meninggalkan sesal di akhir. Memaksa Haerin menerima pinangannya, walaupun ia tahu wanita Kyo saat itu masih belum menepatkan rasa pada dirinya. Dan hal yang paling membuat pria Ryeo menyesal adalah melampiaskan segala frustasinya dengan Haerin hingga wanita itu mengandung anaknya.
Ia tidak pernah menganggap Hyeori sebagai bebannya, karena melebihi apapun dalam diam dan diantara posisi ingin mengakui dan tidak jelas Jungkook tengah merapalkan syukur bagaimana kini ia memiliki putri secantik Hyeori. Kadang berpikir dalam diam, ia ini mencintai Haerin tidak sih? lalu kalau cinta, mengapa memperlakukan Haerin dengan begitu dingin dan tak acuh?
"Rin, kenapa hatimu bisa selapang ini?" tanya Jungkook lugu, dengan mata yang telah berair dan memerah. Tidak peduli akan terlihat dengan lemah, pun seakan dalam tatap yang terangkum oleh jelaga Jungkook jelas pria Ryeo bisa membaca roman sang istri yang seakan berbicara bahwa kau bisa terlihat lemah di depanku, Ryeo.
Haerin hanya bergeming sesaat. Mengulangi pertanyaan pria Ryeo dalam diam. Selapang itu ya? andai saja Jungkook tahu, sungguh ya rasanya seperti sekarat berkali-kali. Rasanya begitu menyesakkan hingga ia tak dapat bernapas. Tak ingin menyusuri kelukur luka yang semakin dalam dan pekat, maka wanita Kyo memilih untuk menjawab sebisanya dengan perangai tenangnya walau dalam hati sudah sangat tergolak kala melihat cairan bening itu jatuh dalam diam di rahang tegas pria Ryeo.
"Kalau kau tanya begitu, tentu Hyeori jadi alasan utamanya. Aku hanya ingin melihat putriku bahagia. Hanya itu, tidak lebih."
Jungkook kembali terdiam, dalam hening atau memang sengaja menelan kebungkamannya. Memang ya, ucapan Haerin selalu saja tepat sasaran begini. Benar-benar membuatnya nano-nano sekali. "Aku benar-benar kagum dan bersyukur memilikimu, Rin." ucapnya dengan sayu di tengah remang gelitik sendu yang semakin pekat menghiasi. "Ini sangat memalukan, tapi airmataku terus saja keluar sedari tadi." tambah Jungkook sambil menyeka air matanya sendiri.
Dengan tiba-tiba tubuh jangkung itu telah bangkit dari duduknya kemudian tangannya bergerak, membuka dan terlentang panjang. Menampakkan bahu lebar dan lengan yang melurus, kemudian menatap Haerin dengan sendu. "Sini, Rin. Peluk aku, peluklah aku dengan sangat erat." pintanya dengan debar yang Jungkook kira sudah melewati batas normalnya. Memang semendebarkan itu ketika berucap sedemikian.
Haerin jelas tersenyum tipis dengan buncahan gemasnya. Jungkook ini, menggemaskan sekali saat dalam mode manja seperti ini. Seperti Hyeori. Haerin lantas berdiri, sebelum menaruh gelasnya di meja. Berjalan lirih, menghampiri Jungkook yang masih setia meregangkan tangannya dan menyambut pelukan itu penuh haru. Wanita Kyo sampai terkejut, bagaimana pria Ryeo yang langsung menarik tubuhnya, hingga sepenuhnya bersentuhan tanpa jarak seperti ini. Jelas, Jungkook sangat handal dalam hal seperti ini. Handal sekali, hingga tak mengijinkan jantungnya terpompa dengan normal. Ritmenya selalu saja gila, dan Haerin menyadari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idyllic
FanfictionMembuka lembaran baru tanpa sebuah frasa dan aksara yang dapat diucapkan sebagai kalimat pembuka penyambut kebahagiaannya. Ryeo Jungkook agaknya dibuat ragu akan pilihannya sendiri. Entah seseorang yang kini ia rengkuh setiap malam, selalu berada di...