25 6 0
                                    

Keesokan harinya, Luhan berangkat ke sekolah bersama dengan Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Luhan berangkat ke sekolah bersama dengan Taeyong. Mereka hanya berbeda 1 tahun saja, makanya hubungan mereka cukup dekat. Mereka berjalan kaki aja sekalian agar Taeyong dapat menghapal jalan menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah Ia melihat Baekhyun dan Kyungsoo sedang berjalan bersama. Luhan menyapa mereka dan memperkenalkan Taeyong pada mereka. Lalu setelahnya Luhan mengantar Taeyong ke kantor kepala sekolah untuk mengurus surat-surat kepindahannya.

"Kakak ke kelas duluan ya" ucap Luhan setelah mengantar Taeyong. "Oke kak."  Jawab Taeyong sambil mengangguk lalu masuk ke dalam ruang kepala sekolah.

Kelasnya masih sepi karena ini baru pukul setengah 7 pagi. Pandangan matanya tertuju pada Sehun yang sedang tertidur sambil menelungkupan kepalanya di atas meja.

Ia merasa sedikit canggung karena disana hanya ada dirinya dan Sehun sebab Baekhyun dan Kyungsoo sedang pergi ke kantin dulu. Luhan berusaha untuk biasa saja dan memainkan ponselnya. Tetapi entah mengapa Luhan tidak bisa fokus ke ponselnya. Malahan matanya tertuju kembali pada Sehun yang sedang tertidur.

Luhan menarik kursinya perlahan agar tidak membuat kegaduhan, tetapi sepertinya telinga Sehun sangat sensitif hingga Ia merasa terusik dan membalikkan wajahnya kearah Luhan.

"Kalau dilihat-lihat wajahnya ganteng juga ya." Luhan membantin sambil memperhatikan wajah Sehun.

"Gue tau gue ganteng ga usah ngeliatin kaya gitu." suara serak Sehun tiba-tiba saja memecah keheningan dan Ia membuka kedua matanya. Hal itu tentu saja membuat Luhan kaget sekaligus malu karena tertangkap basah sedang menatap wajah Sehun.

"Eh jangan ke geer an deh ya!" Balas Luhan sambil memalingkan wajahnya yang sedikit memerah menahan malu.

Sehun tidak membalas perkataan Luhan dan kembali ke alam mimpinya lagi. Hal itu tentu saja membuat Luhan cukup kesal dan berjalan keluar berniat menyusul Baekhyun dan Kyungsoo ke kantin.

Skip time

Hari itu berjalan cukup cepat karena ini sudah jam mereka untuk pulang. Luhan pulang sendiri karena adiknya masih memiliki urusan lain.




Hujan mulai turun ketika Ia akan pulang. Luhan sangat menyukai hujan, Ia menjulurkan tangannya dan menikmati sensasi air yang menetes ke permukaan tangannya. Rasanya seperti ada yang menggenggam tangannya ketika air hujan jatuh ke tangannya semakin deras.

Luhan membulatkan matanya dan segera menghampiri Sehun ketika Ia melihat Sehun yang nyaris pingsan dengan banyak memar dan luka. Seragamnya kotor dan sedikit basah karena hujan. Hal ini cukup membuat Luhan terkejut dan segera berjongkok di sebelahnya.

"Ya..ya..bangun, lo ga apa-apa?" Tanya Luhan sambil menepuk-nepuk pipi Sehun agar Ia tidak pingsan.

Sehun perlahan membuka matanya, hal pertama yang Ia lihat adalah raut kawatir Luhan. Sehun segera menepis tangan Luhan lalu mencoba untuk berdiri, tetapi rasa pusing menyerang kepalanya dan seluruh badannya juga nyeri membuat Sehun nyaris oleng. Untung saja Luhan dengan cepat memapahnya.

"Apa-apaan sih lo!" Ucap Sehun sambil mencoba melepaskan Luhan.

"Udah diem aja, kalo lo pingsan disini kan repot!" Seru Luhan sedikit gemas karena Sehun sangat keras kepala. Ucapan Luhan membuat Sehun terdiam dan membiarkan Luhan membantunya.

Mereka sampai di rumah Luhan karena jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari situ.

"Duduk aja dulu, gue ambilin obat." ucap Luhan bergegas mencari kotak p3k. Sehun mengangguk dan duduk sambil memandangi sekelilingnya.

Tak lama kemudian Luhan datang membawa kotak p3k dan mulai membersihkan luka Sehun. Saat Luhan sedang sibuk memberi obat pada luka Sehun, Ia malah sibuk memandangi wajah Luhan yang tampak kawatir.

"Cantik" batin Sehun ketika memandangi wajah Luhan yang jaraknya cukup dekat dengan wajahnya sendiri. "Astaga apa yang gue pikirin sih, sadar Devano" batinnya lagi sambil sedikit menggelengkan kepalanya.

"Nah udah beres!" ucap Luhan setelah menempelkan plester di luka terakhir Sehun.

"Apa?" Tanya Luhan dengan suara pelan dan wajahnya sedikit memerah ketika Ia melihat Sehun sedang menatapnya dengan intens dengan jarak kurang dari 10 cm. Luhan segera mengalihkan padangannya dan membereskan kotak p3k.


"Emang lo abis ngapain bisa sampe babak belur gitu?" Tanya Luhan dengan penasaran.

"Mereka yang nyari ribut duluan sama gue." Balas Sehun. "Oo begitu." Sahut Luhan mengerti Sehun tidak ingin membahasnya lagi.

"Terima kasih." Ucap Sehun sambil menahan Luhan yang akan beranjak pergi untuk mengembalikan kotak p3k. Luhan sedikit tertegun mendengar itu. Ia hanya menganggukkan kepalanya kikuk.

"Yaudah gue balik dulu." Ucap Sehun sambil berjalan ke arah pintu keluar. "Oh oke, hati-hati." Luhan membalas sambil berjalan mengekori Sehun.

Sehun hanya menganggukkan kepalanya dan lanjut berjalan keluar. Luhan memandangi punggung Sehun yang semakin menjauh hingga tidak terlihat lagi lalu Ia menutup pintu rumahnya.

Tidak lama kemudian pintu rumahnya terbuka lagi, Ibu dan adiknya sudah pulang. Luhan sebenarnya sedikit kawatir dengan Sehun karena lukanya cukup parah, tapi Ia memutuskan untuk tidak memikirkannya lebih jauh dan beranjak untuk mandi.




"Ah sialan, motor gue ada di sekolah!" Batin Sehun sedikit kesal, Ia jadi harus pulang naik taksi.

Sepi.. itu yang Sehun rasakan ketika Ia memasuki rumah besarnya. Ia hanya disambut oleh asisten rumah tangga yang sudah bekerja di rumahnya sejak lama.

Kedua orangtuanya sedang ada di luar negeri untuk urusan bisnis mereka. Sedangkan adiknya masih berada di luar kota karena sedang mengikuti perlombaan basket.

Sehun beranjak menuju kamarnya dan segera mandi lalu makan malam sendirian. Ia merasa bosan dan memilih untuk tiduran saja sambil memejamkan matanya.

Tiba-tiba saja bayangan wajah Luhan yang sedang mengobati lukanya terlintas di pikirannya begitu saja.

"Kenapa malah kepikiran muka dia sih!" Batin Sehun sambil reflek membuka matanya.

"Pasti cuma kecapean aja." Batinnya lagi dan
Segera menepis pikirannya mengenai Luhan dan menutup matanya kembali. Tidak membutuhkan waktu lama sebelum Ia benar-benar tertidur pulas.




TBC

𝐏𝐋𝐔𝐕𝐈𝐎𝐏𝐇𝐈𝐋𝐄 || HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang