SBDM | PART 1

958 58 18
                                    

"kamu itu seperti magnet. Dan aku seperti paku yang selalu tertarik untuk mendekatimu."

—Lintang Pratika—

Happy reading:)

Hal yang paling disukai Lintang Pratika saat pagi hari adalah memandang pujaan hatinya. Siapa lagi kalau bukan Awan Laksana. Dia melihat Awan dari arah gerbang sedangkan Awan sedang berada di parkiran sekolah. Jarak mereka pun tidak cukup jauh.

Lintang sudah menyukai Awan dari dua bulan yang lalu sejak mereka mpls.

Biasanya Lintang selalu menghampirinya setiap pagi untuk mengucapkan selamat pagi padanya. Tapi sekarang sepertinya dia tidak akan menghampiri Awan.

Kalian tahu kenapa? Karena Awan sedang bersama Rere Aranaya. Perempuan paling cantik milik SMA Permata yang banyak disukai para kaum Adam disini.

Kalian harus tahu. Rere adalah musuh bebuyutan Lintang dalam mendapatkan hati Awan Laksana. Lintang selalu menggerutu dalam hatinya saat Rere selalu berada di samping Awan. Satu lagi, mereka cuman teman bukan pacar. Tapi Rere selalu ingin menjadi pacar Awan tapi untungnya selalu ditolak olehnya. Dan itu seperti membuka peluang bagi Lintang untuk mendapatkan hati Awan.

"Wan kita ke kantin yuk. Aku laper banget nih," ajak Rere sambil memeluk lengan kanan Awan.

"Gak," tolak Awan Dingin sambil melepaskan pelukan Rere dari tangannya.

Rere mendengus kesal. "Kenapa sih kamu selalu dingin sama aku. Padahal kan aku mau banget kamu lembut sama aku,"

Awan menatap Rere tajam. "Sampai kapanpun gue gak akan pernah lembut sama orang kayak lo!" tegas Awan lalu melenggang pergi meninggalkan Rere yang masih kecewa.

Lintang tersenyum senang saat melihat Awan bersikap dingin pada Rere. Kemudian ia bergegas untuk mengejar Awan.

"AWAN!" teriak Lintang memanggil Awan.

Saat Lintang berpapasan dengan Rere. Rere langsung menarik tangan Lintang kasar dan mencengkeramnya. Membuat Lintang meringis kesakitan

"Aww," pekik Lintang "Lepasin aku!" ucap Lintang meronta-ronta agar lengannya dilepaskan

"Heh ulat bulu. Lo jangan kegatelan sama cowok gue!" ucap Rere penuh penegasan.

"Heh bangkai tikus. Sejak kapan my prince aku jadi cowok kamu?" tanya Lintang dengan nada yang tak kalah tegas.

"Gue peringatin sekali lagi sama lo ulat bulu. Jangan pernah deketin Awan karena dia cuma milik gue." Rere melepaskan cengkeramannya dengan kasar.

"Jangan pernah deketin Awan karena dia cuma milik gue," ledek Lintang dengan meniru cara bicara Rere. Membuat Rere semakin marah.

"Lo ngeledekin gue?" tanya Rere marah

"Nye nye nye nye nye," ledek Lintang lagi

"Kenapa lo selalu bilang nye nye nye gak jelas kayak gitu?"

"Suka-suka aku lah. Mulut-mulut aku. Kenapa kamu yang repot!"

"Pokoknya terserah lo deh. Gue cuma mau lo jauhin Awan karena dia cuma milik gue!"

"Bangkai tikus sebaiknya kamu jangan halu deh. Soalnya Awan adalah masa depanku. Sementara kamu bukan masa lalunya ataupun masa depannya," balas Lintang lalu melenggang pergi meninggalkan Rere yang masih kesal.

****

"Awan kamu gak denger apa? Dari tadi aku panggil kamu !" teriak Lintang posisinya sudah sejajar dengan Awan.

Seperti Bulan Dan Matahari (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang