"Jace!" Lily berteriak saat melihat Jace di depan sana. Seekor kuda berwarna kelabu sedang meringkik dan mengangkat kaki depannya, siap untuk menyerang Jace yang tersungkur di tanah.
Lily berusaha melilit kuda tersebut dengan tanaman yang menjalar di tanah. Persis seperti yang ia lakukan saat melilit visual banteng di ruangan berlatih. Namun karena terlalu panik, fokusnya menjadi pecah. Sehingga ia gagal menggerakkan tanaman sesuai keinginannya.
Tanpa berpikir, Lily segera berlari menghampiri Jace. Kemudian meraih tangan Jace hingga berada di belakangnya. Lily seperti tameng yang melindungi.
Kuda itu hampir melayangkan kakinya pada Lily. Namun tiba-tiba saja berhenti ketika tatapan mereka bertemu. Lily yang masih dilanda ketakutan kini menjadi sedikit bingung. Kuda berkaki delapan itu terus mengamati Lily.
Tunggu dulu ... berkaki delapan?. Mata Lily langsung membola melihat apa yang ada di depannya sekarang. Mungkinkah dia Sleipnir?
Jace merasa kebingungan. Pasalnya, beberapa saat yang lalu kuda kelabu itu hampir membunuhnya dengan serangan terus menerus. Lalu kini? Hanya diam tak berkutik dan menatap Lily dengan saksama. Sialan! Tak hanya manusia, kuda jantan pun meminati wanita juga, batin Jace kesal.
Kuda kelabu itu langsung mendengus dan memajukan wajah ke arah Jace, seolah tahu apa yang sedang dipikirkan lelaki pirang itu. Lily yang panik segera menghalangi. Ia menatap Jace seolah mengatakan 'Apa yang harus kulakukan?'. Jace hanya mengendikkan bahu. Lily menatap memohon, ia benar-benar kebingungan saat ini. Tak tahu harus melakukan apa. Karena gelisah, Lily sedikit menggoyangkan bayam bercahaya kuning yang dipegangnya. Hal tersebut menarik perhatian kuda kelabu di hadapannya.
Lily kembali menatap manik hijau gelap milik Jace. Jace mengarahkan dagunya ke depan. Memberi kode Lily untuk segera melempar bayam itu sejauh mungkin agar kuda itu menjauh sebentar dari mereka.
Lily mengangguk paham. Perlahan menggoyangkan batang bayam ke kanan lalu ke kiri yang diikuti tatapan kuda kelabu itu. Lalu melemparnya sejauh yang ia bisa setelah mengambil ancang-ancang.
Lily segera membantu Jace bangkit. Namun pada detik itu juga, kuda kelabu berkaki delapan itu kembali membawa sebatang bayam bercahaya kuning dalam mulutnya.
Raut terkejut tercetak jelas pada paras Lily dan Jace. Kuda itu berlari lebih cepat dari kuda biasanya.
Sleipnir mampu berlari sangat kencang hingga mengalahkan kecepatan angin.
Lily menutup mulutnya tak percaya. Perkataan Sibyl kembali melayang dalam kepalanya. Kelabu. Jantan. Besar. Kaki delapan. Larinya kencang. Mungkinkah ....
***
Maya mengetuk pelan pintu di hadapannya. "Sibyl," bisik Maya.
Tak lama kemudian, pintu itu terbuka. Menampilkan sesosok wanita dengan balutan kain hitam. Maya segera masuk dan mengunci pintu dari dalam. Wanita tadi melepas kain hitam yang menyembunyikan tubuhnya, digantikan dengan patung kayu bersurai emas.
Maya mulai duduk di atas batang kayu besar yang tergeletak di dalam ruangan gelap itu. Membuka jubah oranye yang dikenakan, ia mengeluarkan secarik kertas lusuh dari dalamnya. Hanya kertas lusuh kosong, tak ada satu pun coretan.
Maya mengerutkan kening sejenak. Membalikkan kertas itu berkali-kali. Hingga berujung menepuk dahinya sendiri sedikit keras, "Astaga aku lupa!"
Dikeluarkannya sebotol cairan bening dari dalam saku. Berteman dengan seorang alchemist berarti harus siap berteman dengan ribuan botol kecil semacam ini juga, batin Maya. Kemudian ia menuangkan setetes pada kertas lusuh yang dibawanya. Sebuah tulisan muncul secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Soul Blower (MAPLE ACADEMY YEAR 1)
Fantasy[OPEN PRE ORDER ✅] Lily dengan segudang kecerobohannya berhasil menyeret dua sahabat, Maya dan Efron, serta musuh bebuyutannya, Jace, ke dalam masalah besar; akan dikeluarkan secara tidak hormat dari Maple Academy. Semua berawal saat mengunjungi mus...