5. Orang Baru

8 3 0
                                    

Pusat Militer

"Catat informasi apa saja di dalam markas gang mafia itu."

"Siap kapten!"

     Brama memerintahkan kepada beberapa anak buahnya untuk mendengarkan alat sadap yang kemarin ia pasangkan. Semua gang mafia yang ditangkap kemarin sudah ditangani dengan polisi dan anggota TNI yang lainnya.
    
     Brama pun keluar dari ruangan komunikasi. Tiba-tiba Sersan Mayor Satria lewat dihadapannya. "Apakah Kapten Brama yakin akan mengahapus kejahatan? Sedangkan orangtuanya adalah golongannya." Sindir Sersan Mayor Satria dan langsung pergi begitu saja.
    
     Golongan? Maksudnya? Brama pun tak menghiraukan sindiran Sersan Mayor Satria. Karena pada dasarnya Sersan Mayor Satria iri dengan pangkat Brama, dan Brama pun sudah mengetahuinya. Jadi ya sudahlah, untuk apa dipikirkan jika masih banyak kasus yang harus dipikirkan?

Asrama militer

"Apa kita harus menyelesaikan kasus ini dengan tuntas?" Tanya Sersan Fajar.

"Sepertinya begitu lah mas Fajar yang ku dambakan." Jawab Kopral Rizal sambil menggoda Sersan Fajar. Karena menurutnya, ketika Sersan Fajar mulai marah disitu lah kepuasan hakiki didapatkan.

     Sersan Fajar mulai terpancing dengan      kata-kata yang menurutnya menjijikan untuk didengar. "Heh! Lo belum pernah ditampol monyet ya?" Amarah Sersan Fajar pun mulai terdeteksi.

"Belum lah"

"Letnan Dimas, tampol dia!"

     Letnan Dimas pun terpancing dengan perkataan Sersan Fajar. "Astagfirullah Sersan Fajar ini tidak baik sekali." Ucapnya sambil memegang tangan Kopral Rizal, dan mengarahkan tangannya menampol pipi Kopral Rizal sendiri.

"Ahahahahaha monyet" Tawa Sersan Fajar dan Letnan Dimas.

     Tiba-tiba Brama masuk ke dalam ruangan tersebut. "Eh ada Kapten Brama. Kapten-kapten, tadi masa saya dikatain monyet sama mereka." Adu Kopral Rizal terhadap Brama.

     Brama menahan tawa. "Bukannya fakta?" Ledek Brama. Lagi-lagi Sersan Fajar dan Letnan Dimas ketawa terbahak-bahak.

"Sepertinya akan banyak percabangan kejahatan lagi." Ucap Brama, dan teman-temannya pun terkejut yang membuat mereka ternga-nga. "Dan mungkin, kejahatan itu adalah salah satu anggota militer, atau dia ada hubungannya dengan kejahatan yang kita selidiki?"

"Mengapa Kapten Brama yakin bahwa ada anggota militer yang terlibat?" Tanya Letnan Dimas.

"Karena saya memiliki bukti, dan sudah saya berkaskan. Tapi, kita harus selidiki lebih dalam."

"Ya tuhan, mengapa banyak sekali penyelidikan jika menyelidiki hati dia saja saya tidak bisa." Rintih Kopral Rizal yang benar-benar kehilangan otaknya.

"GILA!" Celetuk Sersan Fajar.

"Jika banyak percabangan kejahatan saat ini. Apakah Kapten Brama akan menyelesaikannya?" Tanya Letnan Dimas lagi.

"Iya, saya akan mengahapus seluruh kejahatan bersama dengan kalian, meskipun kejahatan itu sudah merajalela."

"GILA!!" Kompak teman-temannya.

"Kenapa?"

"KITA GAK BISA CHILLIN DONG KALAU GITU KAPTEN BRAMA!!!" Kompak teman-temannya lagi.

~~~

Jangan lupa votment :))

Thx

alikanazwa_
   

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang