Bramasta Wijaya
Banyak orang yang memanggilnya dengan sebutan 'Bram'. Ia merupakan anak pertama dari keluarganya, dan memiliki 1 adik laki-laki yang berusia 8 tahun. Bramasta menjadi kakak sekaligus orangtua untuk adiknya. Karena ibu dan ayahnya mengalami kecelakaan 7 tahun silam, yang mengakibatkan kematian. Semenjak kecelakaan itu terjadi, Brama bercita-cita sebagai TNI untuk meneruskan karir sang ayah. Ayahnya adalah seorang perwira TNI, ya wajar saja jika ia ingin menjadi seperti ayahnya.
Kini Brama dan adiknya sedang menonton televisi bersama. Hari ini adalah hari Minggu, waktunya mereka bersantai di dalam rumahnya. "Hahahahaha" Tawa sang adik dengan pandangan fokus ke arah televisi tersebut. Brama hanya menarik bibirnya membentuk senyuman yang manis di wajahnya. "Mas Bram mau kemana?" Tanya sang adik yang melihat kakaknya beranjak ke arah pintu luar. "Mas Bram mau pergi sebentar, Bimo kalau ingin makan sudah mas Bram sediakan di dapur ya". Adiknya hanya menganggukan kepalanya dan mengiyakan.
Akhirnya Brama meninggalkan adiknya di rumah. "Saya yakin kematian orangtua saya bukan karena kecelakaan, pasti ada orang yang mencoba membunuh mereka" Ucapnya dalam batin. Brama selalu saja memikirkan kematian orangtuanya, karena menurutnya tidak logis sekali jika kendaraan orangtuanya mengalami rem blong dan menabrak secara tiba-tiba. Sedangkan seingatnya, mobil itu dari rumah tidak mengalami kerusakan apapun.
Kaki Brama terus berjalan menuju tempat terjadinya kecelakaan orangtuanya 7 tahun silam. Lokasi tersebut lumayan dekat dengan rumahnya, karena rumah mereka adalah rumah yang dihuni Brama sejak ia kecil. Tiba-tiba CIITTT.... suara mobil dengan rem yang mendadak di hadapan Brama. Karena kesal, Brama pun mengetuk kaca mobil tersebut "Woy keluar lo!" emosinya dengan terus mengetuk kaca tersebut. Mobil tersebut pun langsung tancap gas dan tak menghiraukan amarah Brama.
Merasa masa bodo itulah yang dirasakan Brama, yang terpenting dirinya tidak mengalami cidera atau apapun itu ditubuhnya. Ia pun melanjutkan langkahnya untuk terus berjalan ke TKP kematian orangtuanya. Sesampainya disana, ia melihat banyak orang yang memakai pakaian serba hitam. Karena penasaran, Brama mencari tempat persembunyian dan akhirnya menemukan tempatnya. Ia melihat dari kejauhan, dan menyipitkan matanya untuk melihatnya secara jelas apa yang dibawa oleh salah satu anggota pakaian hitam tersebut.
"Pistol? Apakah mereka salah satu gang mafia yang dicari selama 7 tahun ini?" Tebaknya dalam batin. Ia pun langsung memotret lokasi tersebut untuk diselidiki bersama-sama dengan anggota TNInya.
Setelah ia melihat gang tersebut masuk ke dalam kediamannya, ia pun membalikkan badannya untuk segera pulang ke rumahnya. Disepanjang perjalanannya, ia selalu memikirkan gang tersebut dan kematian orangtuanya. Brama semakin yakin, bahwa orangtuanya meninggal bukan karena kecelakaan, melainkan pembunuhan yang mungkin berawal dari dendam. Lalu, mengapa mereka dendam? Apakah orangtua Brama memiliki kesalahan sebelum kematiannya?
~~~
Don't forget to vote and comment❤❤❤
Thx
alikanazwa_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
Acak"Ada yang lebih rumit dari kode dan sandi, yaitu mood cewek." -Kapten Brama. Sebelum baca story ini, alangkah baiknya follow wp authornya dulu ya hehehe. Klo udah baca, jangan lupa vote dan komennya ya guys. Mari kita ramaikan story ini :) NO COPAS...