"Oke kalian semua sudah siap?" Tanya Kapten Brama.
"Siap kapten!" Jawab seraya para pasukannya.
Brama pun keluar dari dalam mobil Dinas TNI. Ia menyamar sebagai orang yang akan membenarkan konsleting arus listrik di dalam markas gang mafia yang ia selidiki, padahal ia akan menaruh beberapa alat sadap di dalam ruangan-ruangan tertentu.
"Selamat siang pak. Bolehkah saya mengecek arus listrik disini? Karena beberapa menit lagi akan ada pemadaman arus listrik." Ucap Brama dengan salah satu gang mafia tersebut.
Orang tersebut menatap aneh Brama. Sedangkan Brama hanya tersenyum kepadanya, untuk meyakinkan bahwa ia adalah orang dari PLN. "Cepat masuk!" Brama pun masuk bersama dengannya. Ia melihat sekelilingnya dari kacamata yang digunakan, karena kacamata tersebut dilengkapi dengan pengintai kamera sadap yang dihubungkan ke alat komunikasi tim TNInya.
Sekarang Brama pun memulai aksinya. Ia menaruh beberapa alat sadap di atas gorden, di dalam lampu, di atas lemari yang tinggi, dan ditempat-tempat strategis lainnya.
"Aduh! Sakit! Dasar bocah ingusan!"
"Ayo naik, kita lari dari sini""Lo kenapa?" Tut... tut.. tut.. "Ah sial!"
Brama menguping percakapan orang di dalam, yang mungkin sedang bertelponan. Brama mendengar suara laki-laki dengan seorang perempuan. Tetapi, Brama merasa suara perempuan yang pertama dan kedua itu berbeda.
Tanpa disadari oleh Brama, ternyata ada salah satu gang mafia yang mengikuti Brama sekarang. Ia melihat jika Brama menguping percakapan anggotanya di dalam ruangan tersebut. Orang yang melihat Brama itupun langsung memanggil gangnya untuk menyerbu Brama.
"Saya tahu anda. Anda adalah tokoh politik yang ditinggal pergi oleh orangtuanya pada 7 tahun yang lalu. Saya tahu segalanya tentang anda, dan saya tahu sebab orangtua anda meninggal." Jelas ketua gang mafia tersebut. Dan sekarang anggota gang mafia itupun sudah berkumpul di hadapan Brama, begitu juga yang di dalam ruangan tadi.
"Gibran?" Bisik Brama, yang mengenali orang di dalam ruangan tempat ia menguping tadi. Orang yang ia sebut dengan 'Gibran' itu langsung pergi begitu saja dari kerumunan. Orang yang mengaku bahwa mengetahui penyebab orangtua Brama meninggal, siap mengerahkan anak buahnya untuk menghajar Brama.
Mereka mengeluarkan beberapa senjata, seperti pistol, pisau, dan yang lainnya. Kini Brama diserbu oleh gang mafia tersebut, beberapa luka sudah tergoreskan di badan Brama. Tim Brama pun datang dan menghajar balik gang mafia tersebut. Setelah dihajar habis-habisan, gang mafia itu pun digiring ke dalam mobil Dinas TNI.
"Kapten, Bagaimana dengan alat sadap yang dipasangkan di dalam markasnya? mereka kan sudah ditangkap." Tanya Sersan Fajar.
"Mereka akan membagi kelompok, untuk orang yang bertugas di luar markas dan di dalam markas. Jadi disaat salah satu kelompok tertangkap, akan ada kelompok lainnya yang membuat percabangan kejahatan lagi." Jelas Brama. Timnya pun menganggukan kepala, dan kembali fokus dengan gang mafia yang tertangkap tersebut.
~~~
Don't forget to vote and comment❤❤❤
Thx
alikanazwa_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
De Todo"Ada yang lebih rumit dari kode dan sandi, yaitu mood cewek." -Kapten Brama. Sebelum baca story ini, alangkah baiknya follow wp authornya dulu ya hehehe. Klo udah baca, jangan lupa vote dan komennya ya guys. Mari kita ramaikan story ini :) NO COPAS...