1.6 Metode Penelitian

531 323 147
                                    

Untuk pembaca yang terhormat,

Bagaimana kisahnya? Apakah semenarik kisah cinta kalian? Atau justru berputar-putar seperti komedi putar? Atau perasaan kalian yang diputar-putar oleh doi?

Salam, Rose Maiden (Kang Bucin)

.

.

.

Sila berspekulasi

Kadang, kau butuh seorang teman agar dapat mengutarakan perasaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang, kau butuh seorang teman agar dapat mengutarakan perasaan. Ingat manusia makhluk sosial!
~Jamil Yervant Ivander


"Jangan lupa, habis ujian cabut ke Cafetaria!" perintah Jamal.

Gusti menundukkan kepala sambil mengadahkan tangan."Well, sebelum mulai ujian marilah kita sejenak menundukkan kepala ...."

"Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, mulai." Zeline menyambung.

"Berdoa selesai."

Sebelum UTS dimulai, mereka melingkar. Saling mengaitkan lengan. Mengutarakan pesan satu sama lain.

"Gagal tidak gagal itu urusan Tuhan." ujar Brian.

"Yang penting enggak jadi DO." gumam Rinjani dan Gusti.

"Semoga usaha kita tidak mengkhianati hasil."

"Aamiin," jawab Zeline dan Jamal serentak.

Mereka terpaksa berpisah di taman. Sebab, Gusti dan Rinjani ditempatkan dalam ruangan khusus. Sementara Jamal, dia masuk di kelas Geografi. Sedangkan sisanya masih tetap di gedung fakultas Ilmu Budaya.

***

"Rin, duluan gih. Gue mau ketemu Veena, pacar baru."

"Wanjir?! Sempat-sempatnya lo, udah ah sono!"

"Hehehe sorry but she's important."

Begitulah sikap Gusti. Tak tahu waktu tak tahu tempat dia selalu berkontak dengan kaum hawa dari penjuru kampus. Entah itu dari gedung A atau gedung B.

Rinjani meratapi kepergian Gusti sambil geleng-geleng kepala. Dalam benaknya berkata, "Ah! Sudahlah tidak penting."

Kini tinggallah Rinjani seorang berdiri di tengah koridor yang sunyi. Tanpa satu pun mahasiswa yang lewat. Lampu menyala berkedip-kedip. Tembok kanan kiri sedikit gelap.

Gadis itu menelan ludah. Mau tak mau harus melintasi koridor itu. Tubuhnya gemetar, langkah kakinya sulit digerakkan, dan jantungnya menghantam rusuk.

"Rin ...," terlintas suara sayup-sayup di telinganya.

"Rin ...," Rinjani semakin menjadi. Suhu tubuhnya panas dingin. Bulu kuduknya merinding serasa terjadi gesekan antara alam lain.

Mahasiswa Anjay [✔️SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang