Sepulang sekolah, Yerim tak langsung pulang dan malah menelpon bunda untuk meminta ijin bermain di rumah Jisoo yang tentu saja mendapatkan ijin dari bunda meski syaratnya tidak boleh pulang malam sebab Yerim masih dalam masa hukuman sang ayah.
Jisoo turun dari mobilnya bersama Yerim. Keduanya berjalan beriringan hendak masuk ke dalam rumah tapi mereka tak sengaja berpapasan dengan penjaga keamanan kediaman keluarga Jisoo yang tengah membawa kardus besar berisikan sesuatu yang suaranya berhasil membuat Jisoo dan Yerim penasaran.
"Paman Ki, itu apa?" tanya Jisoo menghadang satpam rumahnya.
"Oh ini anak-anak anjing, Non. Paman tadi menemukannya di depan gerbang tadi sepertinya sengaja di buang pemiliknya." jawab satpam itu.
"Benarkah, boleh lihat nggak." sahut Yerim mendekat melihat anak anjing dalam kerdus. Yerim menngerucut lucu, merasa kasihan dengan anak-anak anjing tersebut.
"Terus anjing ini mau di bawa ke mana?" tanya Jisoo mengikuti Yerim. Ia juga ikut merasa kasihan tapi mau bagaimana lagi pasti ibunya tak akan mengijinkan dia memelihara anjing apalagi mereka ada empat ekor.
"Ya rencana mau paman bawa ke tempat khusus penampungan anjing liar dari pada di biarkan hidup di jalanan kan kasihan juga, Nona."
"Gue mau mengadopsi mereka." seru Yerim. Jisoo beralih memandang Yerim terkejut namun dia juga tak mau kalah. Sejujurnya dia juga ingin merawat anak-anak anjing itu.
"Gue juga mau tapi satu aja." Jisoo bergumam ragu karena memikirkan apakah ayah dan ibunya akan memberikannya ijin memelihara anjing, "Yer, apa ayah dan ibu lo nggak akan marah?"
"Gue belum tau sih tapi gue mau mengurus sisanya, tiga ekor anjing ini buat gue ya." balas Yerim langsung mengambil alih kardus berisikan anjing di depannya.
"Wah, kalau begini berarti paman tidak perlu membawa anak-anak anjing ini ke tempat penampungan kan."
"Iya." angguk Yerim dan Jisoo kompak.
"Kalau begitu paman kembali bertugas lagi ya, Nona." pamit satpam Ki lalu berjalan pergi meninggalkan Jisoo dan Yerim yang melangkah masuk ke dalam rumah bersama anak anjing yang baru saja mereka adopsi.
----
Sebagai anak lelaki satu-satunya keluarga Jeon, Jungkook di tuntut untuk belajar menjalankan bisnis keluarganya sejak dini meski dirinya sendiri masih menjadi seorang pelajar di sekolah elit. Jeon Group, siapa yang tak mengenal nama itu, sebuah perusahaan ternama yang memiliki cabang di berbagai negara akan tetapi tidak ada yang tau bahwa sang CEO mempunyai bisnis gelap di balik nama besar perusahaan milik keluarga Jeon.
Seperti saat ini, Jungkook kembali berlatih menggunakan senjata juga mengasah keahlian bela dirinya di dalam sebuah ruangan yang di rancang khusus untuknya. Para pria dengan setelan jas hitam berjejeran rapi menunggu sang tuan muda selesai dengan kegiatannya.
Jungkook menyelesaikan latihannya setelah melayangkan satu pukulan telak pada lawannya hingga membuat sang lawan tumbang tepat di hadapannya. Melihat itu, seorang pria bertubuh besar yang andil dalam melatih kemampuan Jungkook tersenyum bangga.
"Bagus, kemampuanmu makin meningkat. Ayahmu pasti senang mendengarnya, Jungkook."
Bukannya membalas, Jungkook melepas sarung tangan bertarung hitam yang dia pakai lalu melemparnya ke sembarang tempat, "Sudah selesai kan? Gue harus pergi." serunya berbalik dan benar-benar berjalan keluar dari ruangan.
Jungkook kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Ia yang telah menyelesaikan jadwal berlatihnya ingin buru-buru pergi keluar dari rumah yang terasa bagaikan neraka baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamais Vu (SLOW UPDATE)
FanfictionBagaimana rasanya menjadi satu-satunya anak perempuan ditengah keluarga Kim dengan tiga anak lelaki yang berbeda karakter namun sama-sama memiliki kadar posesif tinggi terhadap Princess satu-satunya dirumah tersebut. Ini adalah kisah tentang Kim Yer...