Pewaris

1.4K 257 37
                                    

Taehyung membawa Yerim keluar dari kelas.  Tubuh adiknya itu mulai menggigil ketika diterpa angin membuat Taehyung berbalik, mengeratkan jaket Jungkook yang dikenakan oleh Yerim lalu membawa Yerim ke dalam rengkuhannya.

Didepan kakak beradik tersebut ada Jungkook yang memimpin jalan sedang Hanbin dan Jackson telah menghilang entah kemana.

"Abang anter pulang sekarang." ucap Taehyung mutlak seraya berjalan menuju parkiran sekolah dimana motornya berada.

"Tapi tas Yerim masih dikelas, Bang." balas Yerim.

"Nanti abang ambilin. Kook, titip adek gue bentar." seru Taehyung langsung berbalik pergi tanpa menunggu balasan dari Jungkook.

"Bang, Yerim bukan barang." protes Yerim.

Jungkook tidak menanggapi dengan cara apapun namun dia tetap menunggu dalam jarak beberapa langkah dari tempat Yerim berdiri saat ini.

Yerim menoleh memandang Jungkook. Sesaat mengingat kembali perkataan cowok itu saat mereka berada dikelas tadi. Yerim mendengus seraya merapatkan jaket milik Jungkook yang masih dipakai olehnya. Betapa malunya dirinya saat ini.

"Kak, lo liat ya tadi?"

Pertanyaan bodoh Kim Yerim!

Jungkook mengangguk tanpa harus bersusah payah menatap lawan bicaranya. Nyatanya game pada ponselnya jauh lebih menarik dan membutuhkan perhatiannya.

Helaan nafas diikuti decakan kesal keluar dari mulut Yerim berhasil tertangkap indra pendengaran Jungkook yang kemudian bersuara, "Nggak perlu khawatir, gue gampang ngelupain sesuatu yang nggak menarik buat gue kok." ucapnya

Perkataan terlampau jujur Jungkook yang secara tidak langsung menegaskan kalau Yerim bukan type nya sedikit menyinggung perasaan Yerim sebagai seorang perempuan.

Ck! Apa yang dipikiran oleh 98% gadis disekolah ini sampai mengidolakan manusia blasteran iblis ini? Tampan sih yes tapi mulut penuh cabe!

"Yaudah sih, Kak."

Taehyung kembali dengan membawa tas Yerim tapi kali ini abangnya itu tidak datang sendiri melainkan bersama Jisoya yang terlihat begitu khawatir setelah mendnegar keadaan Yerim dari Taehyung memutuskan untuk ikut.

"Yer, lo nggak apa-apa kan? Ada yang luka nggak? Kata abang Taehyung lo tadi dibully. Kok bisa gitu sih, Lo diapain aja?"

"Kayaknya lo salah tanya deh. Tanyain itu ke orang yang ngebully dia."

"Kan Yerim korbannya disini, bang. Yang dibully adek lo sendiri loh, gimana sih!" kesal Jisoya.

Taehyung mengacak rambutnya frustasi. Ngadepin modelan kayak Yerim satu saja dia sudah pusing tapi kini malah ditambah Jisoya yang juga tidak jauh berbeda dengan Yerim yang polos mendekati bodoh plus ceroboh tak ketulungan.

"Auh ah, yok pulang sekarang," ajak Taehyung. Ia kemudian beralih menatap Jungkook, "Bro nanti gue nyusul di tenpat biasa kan?"

"Yoi!" angguk Jungkook.

"Nanti pulang sekolah gue main ke rumah lo ya." seru Jisoya. Yerim tersenyum senang seraya mengangguk membalasnya. Perhatiannya lalu teralih pada Jungkook yang reflek membalas tatapannya juga. Yerim memeletkan lidah, masih kesal dengan cowok itu.

Sepeninggalnya Taehyung dan Yerim. Jungkook tidak lagi bisa menahan tawanya. Hal tersebut cukup mengejutkan Jisoya yang masih berdiri disana. Ini adalah moment langkah karena yang Jisoya dengan cowok disampingnya ini terkenal dingin dan tidak suka tersenyum pada siapapun untuk alasan apapun.

Jungkook yang menyadari bahwa saat ini dirinya tengah diperhatikan oleh Jisoya buru-buru memasang wajha datar. Ia menoleh, "Ada apa?" tanyanya menatap Jisoya yang terlonjak karena dipandangi tiba-tiba oleh Jungkook.

Jamais Vu (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang