Simpanan?🦋

30.4K 4.1K 696
                                    

Hallo!
Siapa nih yang nunggu LIBRA update?

Btw LIBRA udah 51k aja, perasaan tadi pagi baru 50k. Semoga aja cerita ini semakin banyak yang baca.

Terimakasih untuk kalian yang masih setia nunggu cerita ini update.

Cerita LIBRA sangat berkesan buat aku. Aku jadi senyum-senyum sendiri pas bacanya. Padahal aku sendiri yang tulis.

Jangan lupa vote dan komen.

Libra menatap datar ke arah ayahnya. Walaupun ayahnya sudah berbuat jahat, Adhitama tetap menjadi ayahnya. Se-buruk apapun kelakuan orang tua kita, kita harus menuntunnya ke jalan yang baik, bukan malah membencinya.

"Malam ini aku mau lamar Embun," ujar Libra.

"Ayah sudah sadar atas semua kesalahan ayah. Ayah sudah dibutakan oleh uang dan jabatan. Ayah minta maaf sama kamu, apalagi sama Embun dan keluarganya," ujar Adhitama. Dia menyesal dengan semua perlakuan buruknya.

"Tapi kelakuan ayah udah kelewat batas. Ayahnya Embun sampai meninggal," ujar Libra.

Adhitama menangis. Ia benar-benar jahat telah menghilangkan nyawa seseorang. Dia mengaku bersalah.

"Ayah janji bakal perbaiki semuanya setelah ayah bebas dari penjara," ujar Adhitama.

"Aku pamit. Assalamualaikum," ujar Libra lalu menyalimi tangan Adhitama dan pergi.

"Waallaikumsalam," ujar Adhitama pelan.

_________

"Spada!" teriak Libra sambil menggedor-gedor pintu rumah Embun.

Embun membuka pintu rumah dengan wajah kesal. Libra ini jenis tamu jahanam menurutnya. Matanya melotot saat Libra mulai menggendong dirinya layaknya karung beras.

"Turunin aku!" pekik Embun seraya memukul punggung Libra.

Libra menulikan pendengarnya, berjalan masuk ke dalam rumah Embun. Langkahnya terhenti di ruang tamu, kemudian dia mendudukan Embun di atas sofa.

"Kepala aku pusing," ujar Embun sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing akibat ulah Libra.

"Nanti malem, gua jadi lamar lu," ujar Libra kegirangan.

"Aku 'kan udah bilang, tunda aja dulu lamarannya," ujar Embun.

"Lu nggak mau nikah sama gua?" tanya Libra marah. Dia bangkit dan berdiri membelakangi Embun. Dasar anak kecil, bisanya marah saja.

Embun mendengkus kesal. Dia ingin menikah dengan Libra, tapi tidak secepat ini juga. Kemudian dia ikut bangkit dan memegang kedua tangan Libra.

"Nggak gitu. Aku mau nikah sama kamu, tapi nggak secepat ini juga," ujar Embun, mencoba memberikan penjelasan pada Libra.

"Aku nggak minta kita nikah sekarang. Aku cuma mau kita tunangan," ujar Libra.

"Iya deh, terserah kamu," ujar Embun. Lebih baik mengalah daripada harus berdebat dengan si singa keras kepala satu ini.

Libra tersenyum senang lalu memeluk Embun. Akhirnya Embun menyetujui rencananya.

"Aku sayang sama kamu," ujar Libra.

Mata Embun seketika melotot mendengar perkataan Libra barusan. Apa dia tidak salah dengar? Aku kamu? Dengan cepat Embun melepaskan pelukannya dan menatap Libra tidak percaya.

"Aku kamu?" tanya Embun tak percaya.

"Iya, aku sama kamu," jawab Libra.

"Kamu nggak salah minum obat 'kan?" tanya Embun.

𝐋𝐈𝐁𝐑𝐀 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang