un

55K 2.9K 850
                                    


"LEPASKAN! BAJINGAN!"

Pemuda berkulit putih pucat itu terus meronta, menatap tajam pemuda di depannya.

Mukannya sedikit memerah menahan amarah yang semakin meletup kala matanya menangkap gerakan acuh pemuda di depannya.

Bajingan ini tidak dapat di ajak bicara baik-baik.

Dominan itu mendekat,“Calm honey, tangan mungilmu akan sakit jika terus memberontak.”

“PERSETAN DENGANMU.”

Sudut bibir Jeno terangkat, pemuda manis di depannya sangat menggoda begitu juga dengan mulutnya yang manis namun tajam.

“APA LIHAT-LIHAT?!!”

Jeno bangkit, mengitari tubuh Renjun dan merendahkannya paksa hingga dahi anak itu menyentuh lantai, “Aku punya mata dan memiliki hak untuk melihat---"

Suara rendah itu mengetuk gendang telinga Renjun membuatnya bergidik,
“---Aku juga punya dirimu, dan memiliki hak untuk itu.”

“Sialan.”

Tangan besar itu terangkat menjambak helaian halus surai Renjun, membuat pemiliknya sontak mengadah mengikuti sumber tarikan. Renjun meringis menahan rasa sakit yang menyerang kepalanya tiba-tiba, tarikan jeno tidak main-main.

“Apa yang kau inginkan?” lirihnya di sela ringisan.

Dada Renjun naik turun, matanya masih menatap tajam jeno yang malah tersenyum. Senyumnya adalah senyum menikmati, bagaimana dirinya yang semakin kesakitan di bawah kuasanya.

Ah, malang sekali nasib si cantik Nakamoto ini.

“Entahlah, bersenang-senang mungkin.”

Tangan Renjun terkepal, lengannya semakin beringas memberontak seiring dengan jeno yang memperkuat jambakannya.

“Lebih baik aku mati.” Final si manis, entah sudah pasrah karena perlakuan jeno yang jauh dari kata sopan atau kehabisan tenaga karena memberontak tanpa hasil.

Jeno tersenyum sinis, “Tadinya membunuhmu adalah rencanaku, bayangkan anak kesayangan Nakamoto Sialan Yuta itu mati di tanganku. namun setelah melihatmu, sepertinya menggagahi tubuh sintal ini lebih menyenangkan daripada memotongnya menjadi beberapa bagian.”

Mata Renjun berkilat kala pemuda di hadapannya menjelek-jelekan nama sang ayah yang di puja seantero korea selatan, belum lagi pujian atau ejekan yang ia lontarkan kepadanya.

Dia pikir aku jalang hah? Lancang sekali mulut tanpa adab itu.

“Renjun sayang, aku akan memulangkanmu kepada ayahmu---"

Jeno mengendurkan jambakannya dan mengusap halus surai kecoklatan Renjun, mengundang tatapan heran karena perubahan sikap yang terasa mendalam, “---Tapi aku tidak janji anaknya akan pulang dalam keadaan baik.”


Cuih


Keadaan menjadi hening,

Tanpa perhitungan Renjun meludahi wajah jeno. Sementara laki-laki di depannya hanya memasang wajah datar,yang tanpa Renjun sadari juga bahwa sebenarnya ia baru saja membangunkan singa dari tidur panjangnya.

Jeno mendudukan badannya, menumpu berat badan pada lututnya. Tangannya mengelus pipi gembul Renjun yang mana membuat pemuda berkulit putih pucat itu melongo kaget.

Usapan jeno pada pipinya begitu lembut, ibu jari jeno mengusap belah bibir Renjun pelan. Tersenyum padanya hingga pikiran Renjun sedikit diregut, mata Renjun tak lepas dari jeno. Bola mata itu terlihat tenang tanpa sedikit pun emosi. Inikah Lee Jeno  yang selalu di ucapkan ayahnya? Lee Jeno  yang bahkan setelah di ludahi tetap bersikap manis---

[✔] Thysia 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang