cinq

24.1K 2.1K 333
                                    

🔞

[ bijaklah dalam memilih bahan bacaan ]

*****

Nafas Renjun tercekat.

"Berikan anak itu padaku, akan kudidik untuk menjadi penerus perusahaanku"

"Tidak Jeno, aku-

Tubuh besar itu duduk, Renjun sedikit terkejut.

"Kau tidak menginginkannya jadi berikan kepadaku"

Renjun menggeleng, "Jeno, bukankah ayah jisung sudah mati? Polisi mengatakan bahwa aku membunuhnya."

"AHH-

Tubuhnya di seret paksa menuju tengah ranjang. Mata Renjun membulat kala dirinya berada dikungkungan Jeno, air mata menelusuri pelipisnya.

5 tahun yang lalu.

"Jeno lepaskan"

Dahi Renjun berkeringat, tangannya mencengkram kemeja Jeno dan menahan pria tersebut untuk kembali merendah.

Dapat dirasakan nafas hangat pria itu menerpa pipinya. Mata itu menatapnya dengan santai tidak seperti dirinya yang mulai di selimuti rasa takut.

Sudut bibir Jeno terangkat, "Berikan Jisung"

Renjun menggeleng ribut, wajahnya menoleh ke kanan.

"Siapa kau berani meminta Jisung?"

"Tentu saja ayahnya"

Matanya terpejam, kenyataan itu tidak dapat ia lupakan. Sekeras apapun ia menjalani terapi, jisung adalah anak jeno.

Renjun mengatur nafasnya, "Ketika hamil, tak seorang pun ada di sampingku begitupun saat aku melahirkan. Saat mengajarinya berdiri dan mengantarkan langkah pertamanya kesekolah."

"Aku tidak memiliki suami Jeno" Renjun menatap netra kelam Jeno, "dan Jisung tidak memiliki ayah" bisik Renjun pelan.

Sepasang mata itu saling beradu. Jeno kemudian menghela nafas, kepalanya menunduk membuat helaian rambut tersebut menggelitik hidung Renjun. ibu muda itu sebisa mungkin menjauhkan dirinya.

"Kau tak mau memberikannya?"
Nada itu terdengar rendah.

Kepala Renjun menggeleng, pucuk hidung Jeno bersentuhan dengan kulit lehernya. Bulu kuduk Renjun meremang.

Cup!

Netra Renjun membola, tak sampai di situ tangan Jeno merobek kemeja yang di kenakannya dengan cepat, tubuhnya di sentuh udara dingin.

"Jen- Hmpp-

Mulutnya di bungkam dengan bibir sang dominan, renjun menjerit dalam cumbuannya wajahnya di tahan untuk teteap menghadap kearah jeno.

Netra rubahnya dengan jelas menatap sorakan kemenangan yang di layangkan jeno.

Tangan Jeno mengelus perut halus tersebut, turun menuju celana bahan Renjun sementara sang pemilik hanya menitikkan air mata.

Tampa kesulitan seluruh kain ditubuh Renjun dilepasnya. Kini tubuh mulus itu kembali menggodanya, tak berubah setelah 5 tahun berlalu hanya saja di beberapa bagian lebih berisi.

Jeno bangkit, melepaskan kaosnya menampilkan tubuh atletisnya, lantas renjun langsung bangkit dan hendak pergi namun tangannya kembali tercekal badan itu kembali di banting dengan mudah.

Renjun berteriak meminta tolong namun semuannya percuma, segala tindakannya hanya membuat jeno melebarkan senyumannya.

Kemeja Renjun ia gulung dan mengikat tangan pemiliknya. Sejenak ia tatapi tubuh di bawah kuasanya yang memberontak percuma. 5 tahun bukan waktu yang singkat namun tubuhnya masih seperti dulu walaupun sekarang sedikit lebih berisi entah karena statusnya seorang ibu yang pernah melahirkan dan menyusui.

[✔] Thysia 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang