neuf

18.9K 1.9K 186
                                    

🔞

little bit mature!

.
.
.

Jeno melangkah masuk, kacamata masih bertengger di hidungnya. Pakaiannya sudah berantakan, jas nya ia sampir sementara dasinya sudah di longgarkan.

Jangan lupakan dengan kancing kemeja yang terbuka bagian atas dengan rambut berantakan, cukup membuat seorang wanita menjerit melihat penampilan acak-acakan pemuda ini.

Jeno menyerit heran saat melihat Renjun yang tidur meringkuk di sofa, matanya melirik jam di dinding. Sudah tengah malam.

Pandangannya beralih pada rangkaian bunga di atas meja.

Tampa pikir panjang badan itu ia angkat dan di gendong menuju kamar tak lupa rangkaian bunga tersebut.

Renjun mengeluh pelan, badannya memposisikan diri senyaman mungkin di gendongan Jeno. Pintu kamar di buka, Jeno meletakan Renjun sehati-hati mungkin dan menaruh bunga di atas nakas.

Jeno menaruh jas nya tepat di samping Renjun, pemuda itu meraih sebuah vas bening yang menjadi pajangan dan berjalan menuju kamar mandi.

Vas itu ia isi sedikit air dan meletakan rangkain bunga di dalamnya. Setelahnya Jeno meletakan kembali di depan meja yang berhiaskan kaca.

Laki-laki kembali untuk mengambil jas nya namun Renjun malah memeluk jas tersebut.

Jeno yang mengambil jas nya sedikit kesulitan, Renjun malah mengaduh dengan nada khas orang tidur.

"Astaga ia seperti anak kecil"

Maka ia biarkan jas itu di peluk Renjun.

*****

Mandi.

Perlahan kancing kemeja nya ia buka, lalu bawahan hingga tubuhnya terekspos. Sinar bulan yang masuk mengintip badan atletisnya, Jeno masuk ke kamar mandi.

Mengguyurkan badannya di bawah pancuran air, matanya terbuka samar ia treringat kejadian kemarin, di mana Renjun tiba-tiba memeluknya dari belakang.

Jeno keluar dari kamar mandi, kaos putih dan celana training menyelimutinya.

"Ada apa?"

Renjun duduk di ranjang, anak itu menatap memelas. Bibirnya mengerucut, "Lapar..." rengeknya.

Dahi Jeno menyerit, apa anak ini selalu kelaparan tengah malam? Namun dirinya hanya menghembuskan nafas,

"Yasudah ayo turun"

Netra rubah itu berbinar, "Gendong !" serunya sambil mengangkat kedua tangannya pada Jeno.

.
.

"Kenapa kau manja sekali"

Pintu kamar baru saja Jeno tutup dengan Renjun yang berada di gendongannya, ibu muda itu mencebik, "Kau tidak suka?"

Jeno tak menjawab, namun itu membuat Renjun semakin menekuk wajahnya.

"Kalau begitu turunkan saja aku"

Yang lebih tinggi berhenti, namun tidak menyuruh Renjun untuk turun.

Renjun yang sadar gerakan Jeno terhenti menurunkan garis bibirnya, "Kau jahat! "

Mata Renjun mulai berair, "Kau mau menurunkanku hiks.."

Isakan tiba-tiba Renjun membuat Jeno bingung, "Hei, aku tidak menyuruhmu turun kan"

"Tapi kau berhenti"

[✔] Thysia 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang