"Lo bilang mau ngomong sama gue, ada apaan?" tanya Olive langsung.
Farras tersenyum lebar. "Kamu nggak mau nawarin aku minum atau istirahat dulu?"
Olive menggeleng. "Cepet, ngomong dulu ada apa? Kelar lo ngomong gue nggak peduli lo mau ngapain di sini. Gue usir juga lo nggak akan pergi kan?"
Cowok di hadapannya itu tertawa. "Ya udah, langsung aja. Aku masih sayang banget sama kamu Hye. Balikan yuk?"
Sesaat Olive terdiam memandang Farras dengan wajah tidak percaya. Mata kecilnya semakin menyipit, dan pipinya memerah. "Lo abis makan jamur beracun ya di gunung tadi makanya halusinasi lo setinggi langit gini?"
Farras menggeleng. "Aku nggak makan apa-apa dari tadi."
"And then?" tanya Olive mengangkat bahu. "Kesambet setan gunung minta dipulangin?"
Lagi, cowok di hadapan Olive menggeleng mantap, membuat Olive mendesah keras tidak mengerti apa yang ada di pikiran cowok itu.
"Then?"
"Aku udah lama banget pengin ngomong sama kamu, tapi kamu selalu sibuk. Sibuk sama Cyan, sibuk sama pendakian ini, sibuk sama Edelweiss, sibuk sama HP kamu," cowok itu menggantung kalimatnya, "tapi sekarang serius nggak bisa nahan lagi. Aku pengin balikan sama kamu, sekarang."
Perkataan Farras yang bagi Olive aneh itu langsung membuat cewek berpipi tembam itu tertawa keras. "And have you thinking about my answer?"
"You will say yes?" jawab Farras percaya diri, senyum melengkung di bibirnya. "Mm ... I guess?"
"You have a really high self confident, Ras," ucap Olive sambil menggelengkan kepala.
"Is it means yes?"
Olive menatap Farras dengan pandangan frustasi. Ia menggelengkan kepalanya. "Nope. Gue sama sekali ngga ada niat buat balik sama lo. Even if day be night and night be day, I won't ever get back to you."
"Then why?"
Kali ini Olive benar-benar kehabisan kata-katanya. Setelah semua yang terjadi, Farras masih bertanya kenapa ia tidak akan kembali? Cewek bermata sipit itu menatap tajam sosok di hadapannya. "Seriously?"
Farras balik memandang Olive, dengan pandangan penuh harap. "Aku sama sekali nggak ngerti kenapa kamu nggak mau balik, Hye. Ya ... aku tau waktu itu aku salah, tapi semua orang bikin salah kan? Kamu juga selalu sibuk sama--"
"Just get out of my home, now," potong Olive cepat. Ia sudah muak. "Lo tau pintu keluarnya di mana, gue ngga perlu nganter lo keluar lagi kan?"
Setelah mengatakan itu Olive berbalik, setengah berlari menaiki tangga. Beberapa langkah, ia berhenti. "Kalau lo tanya alasannya, itu karena lo nggak pernah berubah. Jadi jangan pernah muncul di depan gue lagi sebelum lo bener-bener berubah."
"Tentang kebiasaan kamu yang nggak bisa lepas dari HP lagi, Hye?" jawab Farras, nada suaranya mengambang. "Masih tentang itu?"
Olive terdiam sesaat, kemudian menjawab, "Ya, lo nggak ngerti apa-apa soal itu."
Kemudian, cewek itu berlari naik ke atas. Meninggalkan Farras yang terduduk di sofa rumahnya. Tidak ada suara lain kecuali langkah kaki Olive dan suara pintu yang dikunci. Farras menyandarkan tubuhnya di sofa. Apakah kali ini ia benar-benar harus menyerah?
[🌙🌙🌙]
KAMU SEDANG MEMBACA
Scramblove
Teen Fiction"To feel it, you have to scramble on it first." Cyan tahu cuma Olive satu-satunya orang yang bisa membantunya menyelamatkan KIR. Olive tahu cuma Cyan yang bisa buat dia jadi dirinya sendiri dan berjuang bersama KIR. Cyan dan Olive melakukan pendakia...