Is it good to have something which people don't?
[🌙🌙🌙]
Cowok berlesung pipi itu berjalan menyusuri koridor, bibirnya terus merapal beberapa kata yang tidak jelas. Langkah kaki mengarahkannya pada kelas berbingkai XI IPA 3.
Tidak lama setelah ia datang, seorang cewek berponi belah tengah menghampiri meja dan menaruh tas di bangku sebelah cowok itu. Cyan menoleh, lalu mengulurkan tangannya yang terkepal ke arah cewek itu.
"Ra, tos selamat datang dulu, dong!" kata Cyan dengan senyum lebar di bibirnya.
Cewek itu dengan setengah malas membalas uluran tangan Cyan dan bersalaman cepat. Cyan yang menyadari ada yang tidak beres dengan teman sebangkunya itu memperhatikan lebih detail wajah Rara.
"Lo kenapa sih, Ra?"
Tidak ada suara yang keluar dari bibir Rara yang tipis, hanya sebuah gelengan menjadi jawabannya. Cyan pun mengangguk paham.
"Ya udah, kalo lo butuh apa-apa pokoknya lo tau kan gue bakal selalu ada di sebelah lo?" kata Cyan lagi.
Rara menengok ke arah Cyan, lalu terkekeh hambar, "Makasi lho, Cyan. Tapi gimana kamu nggak selalu di sebelah aku, orang kita temen sebangku!" rengutnya.
Tawa Cyan meledak, ia menertawai candaan garingnya sendiri. "Nah, Rara udah pinter sekarang. Bagus, Ra, pertahankan."
Belum sempat Rara menjawab, seseorang dengan wajah angkuh datang dan mendekat ke arah keduanya. Cowok itu merapikan seragam dan dasinya yang sudah tertata sangat rapi, lalu melempar senyum yang mungkin membuat nyaris semua cewek di sekolahnya histeris.
"Pagi, Charra, Yan," kata cowok beriris gelap itu. "Udah pada sarapan, kan?"
Cyan menyunggingkan senyum miring. "Basa-basi lo basi doang, Rav. Nggak mempan sama gue."
"Padahal gue beneran care," jawab Raven sambil melempar apel di tangannya dengan cepat, lalu meraih kembali apel itu dan menggigitnya.
"Gue perlu percaya, nggak?" tanya Cyan lagi.
Sebelum Raven kembali menjawab, Rara langsung berdiri dan memberi isyarat agar kedua cowok itu diam. "Shut, berisik tahu nggak? Aku lagi bete, denger kalian debat jadi tambah bete, nih!"
Mendengar kalimat Rara, Cyan langsung menutup mulutnya sementara Raven mengiyakan dengan menjauh dan duduk di kursinya. Bagi Cyan, apa pun yang diminta oleh cewek-cewek di sekitarnya adalah perintah. Ia pun kembali duduk dengan tenang seiring berbunyinya bel masuk.
[🌙🌙🌙]
Cyan membolak-balik kertas yang berisi laporan kegiatan KIR selama tahun kemarin. Dahinya berkerut ketika menyadari begitu banyak dana yang keluar, tanpa menghasilkan apa-apa.
Tok. Tok. Tok.
Mata Cyan terbuka semakin lebar ketika melihat dua orang cewek memasuki ruang KIR. Salah satu di antaranya tampak kesal yang aneh, berambut pirang dan ikal. Sementara yang lain sibuk dengan ponsel yang tersambung ke pengisi daya di tangannya, Miss Sosmed.
"Eh, Kunanta!" sapa Cyan dengan cengiran.
Cewek berambut pirang itu menghentikan langkah dan mengentakkan kaki. "Kinanti, Cyan! Kinanti!"
Tawa meledak dari bibir Cyan, ia berdiri dan menghampiri dua cewek itu. "Ada apa ke sini?"
Pandangan Olive berpindah dari layar ponselnya ke arah Cyan, ia langsung memandang cowok itu dengan tajam. "Gue Olive, dan gue ke sini buat bahas urusan KIR sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scramblove
Novela Juvenil"To feel it, you have to scramble on it first." Cyan tahu cuma Olive satu-satunya orang yang bisa membantunya menyelamatkan KIR. Olive tahu cuma Cyan yang bisa buat dia jadi dirinya sendiri dan berjuang bersama KIR. Cyan dan Olive melakukan pendakia...