Kau adalah epitome bunga liar yang kujaga.
Aku melakukannya karena ingin—meski meletakkanmu di pot tembikar bakal jadi bahan lelucon para tetangga dan pedestrian yang lalu-lalang, aku tetap melakukannya.
"Ada alasan mengapa mereka disebut bunga liar, nona. Mereka tumbuh lebih baik tanpamu!" Demikian Mrs. Choi berseru dari balik pagar pembatas, memberitahu tips tak berguna itu lantaran di matanya tindakanku tampak bodoh.
Satu-satunya masalah yang terjadi dalam hubungan buruk antara Mrs. Choi dan aku adalah ia tidak memandangmu seperti aku memandangmu. Peran 'Sudut pandang' di sini jauh lebih penting daripada varietasmu sebagai bunga liar.
Kau punya kelopak kuning cerah yang super tipis serta tangkai memanjang yang kelihatan rapuh. Dengan mudahnya hembusan angin menerbangkanmu dari permukaan tanah, hujan dan terik menghancurkanmu dalam hitungan detik. Meski begitu, Mrs. Choi lebih memilih untuk tidak melihat sisi itu, ia bersikeras pada kesan bahwa : Bunga liar, kamu, sebaiknya tidak kujaga.
Mereka bilang sebaiknya aku tidak memindahkanmu ke tempat teduh tetapi aku membantah. Hingga tiba hari dimana dahan-dahanmu menjalar begitu jauh, seakan membenci lindungan atap rumahku yang nyaman dan hal yang paling kau rindukan adalah sengatan terik matahari.
Mereka bilang sebaiknya aku tidak menyirami tanahmu setiap pagi. Lantaran kau lebih suka tanah kering, pun cenderung memilih air hujan dibandingkan air keran dari rumahku.
Hatiku remuk perlahan seiring kau tumbuh dengan begitu buruknya di tanganku.
Mrs. Choi kembali datang dan untuk terakhir kalinya ia berusaha memberitahu, "Aku mengatakan ini demi kebaikanmu, pula untuk bunga liar yang cantik itu."
"Kamu selalu memberikan padanya apa yang kau anggap perlu, bukan memberikan apa yang sesungguhnya ia perlu. Bagian terburuknya, kau tak pernah menyadari betapa egoisnya caramu mencintai itu."
Beberapa hal tumbuh lebih baik, tanpa cintamu.
"Kau adalah epitome bunga liar yang kujaga dan aku sangat mencintaimu." Ungkapku pada suatu pagi di musim gugur, "Jadi, apa yang bisa kulakukan agar bunga-bungamu tetap mekar?"
Jawabanmu terucap diiringi senyuman yang terulas layu, "Jika aku adalah bunga liar di matamu, semestinya kau tahu bagaimana cara menjagaku."
Mrs. Choi benar.
Satu-satunya cara menjagamu
adalah dengan melepaskanmu.
January 21st, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Padam
NonfiksiAda yang ingin kusampaikan sebelum ingatanku mengenaimu, kupadamkan.