Author POV
Minho menatap wajah Goeun dengan saksama, dia menelusuri setiap inci wajah Goeun dengan teliti, mulai dari kening, mata, hidung, dan bibir. Minho tersenyum manis.
entah apa yang ada di depannya,
malaikat atau bidadari, semuanya kalah. karna Goeun adalah Goeun."bahkan malaikat atau bidadari, kalah sama kamu Ggone" Minho kembali berujar.
tak ada jawaban, karna gadis itu sudah tertidur sejak masuk ke dalam mobil, tanpa jenuh dan tanpa bosan, dia masih saja menatap gadis itu.
lalu tangannya mulai tergerak dengan perlahan, tangan kekar Minho mengenyampingkan poni Goeun yang menutupi kening itu, Minho mengelus pelan rambut Goeun.
Goeun mengerjapkan matanya, membuat Minho menarik tangannya dengan cepat, ia membenarkan duduknya lalu mulai menatap Goeun lagi. Goeun membuka matanya dengan perlahan.
"eungh" eluh Goeun
"udah sampe ya?" tanya Goeun menatap mata Minho dengan tatapan sendu baru bangun tidur. Minho mengangguk "iya, daritadi sih" jawab Minho.
Goeun mendudukan tubuhnya, merapikan rambutnya lalu kembali berujar "kenapa gak dibangunin?" tanya Goeun. Minho menyengirkan bibirnya.
"tidurnya pulas banget sampe ngorok, aku gak enak mau bangunin" goda minho sambil menyipitkan matanya, wajah Goeun berubah merah,malu.
"ha? beneran?!" tanya Goeun dengan penegasan, matanya menyipit mendeteksi mata Minho. Minho gagal dia tertawa terbahak-bahak membuat Goeun mengerecutkan bibirnya.
"ihh benerannn" ujar Goeun lagi
"gak kok, kamu tidurnya tenang banget aku gak bisa banguninnya, jadi aku tunggu kamu bangun aja" Minho mulai berujar dengan nada lembutnya.
"tadinya malah aku mau gendong kamu ke atas" ujar Minho dengan jujur.
Goeun menggelengkan wajahnya "jangan, aku berat"
Minho menjawab "gak, aku kan kuat" jawab Minho mengangkat kedua tangannya seperti mengangkat beban.
Goeun memutarkan bola matanya, membuat Minho tersenyum, dia suka menatap ekspresi Goeun yang berubah dengan indah.
dari malu ke malas yang menggemaskan. semuanya terpancar dari mata indahnya. Minho suka. mata Goeun satu-satunya hal yang menjadi candu di dunia Minho."kuat apaan? angkat aku ke maximus aja kamu gabisa" Goeun membalas perkataan Minho.
Minho terbelalak lalu memegang jantungnya penuh dengan sandiwara, "kata-katamu menusuk Ggone" ujarnya
"maximus kan tinggi, aku gabisa angkat kamu setinggi aku. buktinya di cctv aku mampu angkat kamu" jawab Minho tak mau kalah.
Goeun tersenyum manis, membuat Minho mengulum bibirnya, mereka berdua terdiam sejenak dengan pemikiran masing-masing, tenggelam dalam ingatan memori saat shooting adegan cctv itu.
penuh ragu tapi mau, itu yang dirasakan Minho.
penuh canggung tapi indah, itu juga yang dirasakan Goeun.
jadi, kapan mereka merasakan hal itu lagi? tanpa embel-embel drama?"yaudah aku masuk duluan ya? udah malem banget" ujar Goeun memecahkan lamunan mereka.
Minho bertanya "mau aku anterin?"
Goeun menggelengkan wajahnya "makasih, aku bisa sendiri kok, kamu pulang aja" ujar Goeun.
Minho mengangguk, Goeun membuka sabuk pengaman yang ada di badannya, membuka pintu mobil, lalu dia keluar, sebelum dia menutup pintu itu Goeun menatap Minho.
"oppa" satu kata keluar dari bibir ranum Goeun, dan satu kata itu berhasil membuat jantung Minho berpacu dengan cepat. Minho meremas stir mobil di depannya lalu menatap Goeun, dengan satu alis terangkat.
"kenapa?" tanya Minho dengan nada yang ia buat segentle mungkin tanpa tawaan salah tingkah.
Goeun menggigit bibirnya, dia memejamkan matanya sebentar, menalan ludahnya, dan kembali menatap Minho.
"makasih buat semuanya, hari ini oppa nyelamatin hari buruk aku, atau mungkin bukan nyelamatin tapi ganti buruk itu jadi indah, makasih ya" Goeun berujar dengan serius dan dipadu dengan nada lembutnya, membuat Minho tersenyum dengan manis.
suaranya,katanya, ekspresinya.
mampu membuat Minho keluar dari mobil itu, Goeun menatap Minho dengan tatapan bingung.saat Minho berdiri di depan Goeun, pria itu menutup pintu mobilnya lalu kembali menatap Goeun.
"bayarannya apa?" tanya Minho
Goeun berpikir sejenak, dan matanya kembali terbelalak, gadis itu terdiam seketika saat dia merasakan tubuh mungilnya berada di dekapan seseorang.
"ini aja ya" Minho berujar dengan nada beratnya, dia memeluk Goeun dengan erat, mengelus rambut perempuan itu.
ternyata seorang aktor papan atas, tidak mampu menahan dirinya bersama orang yang dia sayangi.
Goeun tersenyym di balik pelukan itu, ia juga masih membutuhkan dekapan ini. Minho melepaskan pelukan mereka, menepuk pelan puncak kepala Goeun.
"jalja!" ucap Minho ke Goeun.
Goeun tersenyum lalu mengangguk.
" malam, mimpi indah" ujar Goeun, melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan Minho.
🖤🖤🖤
Minho menjatuhkan dirinya ke kasur, dia menatap langit-langit kamarnya sambil tersenyum, suara panggilan itu masih selalu berputar di telinga Minho.
"yaampun, astaga, kenapa aku jadi kayak gini ya" ujar Minho yang dia sendiri pun bingung kenapa dirinya bisa seperti ini.
dia mengambil handphonenya yang berbunyi lalu ekspresinya mulai berubah, ternyata besok dia harus bertemu dengan masa lalunya.
dilain tempat,
Goeun membersihkan wajahnya, dia memegang keningnya lalu tersenyum saat mengingat bahwa Minho memerhatikan dirinya yang tertidur.
Goeun sudah terbangun, tapi dia memilih untuk menahannya, untuk merasakan perlakuan Minho kepada dirinya.
perlakuan manis yang membuat Goeun jatuh kepada Minho.
orang yang gak disangka-sangka ternyata dialah yang menjadi penyemangat dirinya.
dan mulai detik ini, Goeun sadar, dia gak akan mampu lewati hari beratnya tanpa pelukan dari seorang Leeminho.
"apapun masalahnya, pelukan solusinya"
"semanis apapun perlakuannya, cinta adalah dalangnya"TBC...
AKU MAU MINTA MAAF KARNA 3 MINGGU INI BELUM DAPAT APDET DAN BISA APDET SEKARANG
DIKARENAKAN AKU ABIS
PTS,LALU TUGAS,LALU AKU LIBURAN. AKU MINTA MAAF BANGET.DAN INI MAAF KALO CUMAN DIKIT, BESOK AKU AKAN NEXT LAGI, SEMOGA.
TETEP TUNGGUIN, VOTE, DAN COMMENT BIAR AKU SEMANGAT NEXTNYA.
LOVYU 🖤
KALO ADA TYPO TOLONG D MAKLUMI
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
FanfictionStuck With You Tentang kisah dua insan manusia yang kehidupannya diatur dengan takdir sebegitu rupa. Semuanya berjalan dengan indah karna bukan hanya takdir yang menuntun , tapi semesta pun ikut ambil perannya. Tapi ternyata gak semuanya semulus har...