4; gara-gara Kopi

223 40 14
                                    

Gue capek banget hari ini, berkas belom selesai huftt..

Semangat Jean lo bisa selesai'in ini semua

Jean melihat saat ini hari makin larut pukul 22:30.

"Aahh Doyoung sialan"
"Malam gini gak bakal ada taxi, masa Gue jalan kaki sih?"
"Pasti tuh cowo lagi goleran di kasur" merasa iri.

Setelah mengerjakan semuanya Jean cepat-cepat pulang di perjalanan Jean mampir ke mini market, perutnya terasa kosong.

"Tiap hari makan mie usus gue bisa melar nih."

"Lo cewe yang nabrak Gua kemarin kan?"

Jean terkejut tiba-tiba seseorang datang dan Menanyainya, kepalanya menengok ke atas melihat siapa yang mengajak bicara.

"Hah?"

"Iya Gua yakin itu Lo!"
"Gara-gara Lo baju Gua kena kopi, di hari pertama kerja Gua absen."
"Ini gara-gara lo "

"Huh?"

"Lo masih lola?" laki-laki itu duduk di depan Jean.

"Gua liat lo keluar dari kantor neo ya?"

Jean mengangguk pelan,

"Lo bakal bayar semuanya ke Gua."

"Maksud lo apaan?"Jean benar-benar bingung
"Gak bisa jelasin lebih detail?"

--

Jean berjalan keluar apart, "kaya Kim dower itu gak bakal bisa tandingin Gua."
"Enak aja gua di bodohin, rasain."

Langkah kecil jean menuju pemberhentian bus hingga bus datang,

Sudah 16 menit bus masih berdiam di tengah jalan, keadaan macet total. Di sebrang truk ayam berguling mengakibatkan ayam-ayam keluar, petugas datang untuk mengambil ayam yang lari-larian.

Apakah ini sebuah karma instan Jean?

"Sial, Gua telat harusnya 10 menit Gua udah disana."

Bukan hanya Jean tapi banyak penumpang lain mengeluh jika mereka telat ke tempat tujuan.

"Permisi-permisi." Jean berjalan di sela-sela penumpang.

"Saya turun disini saja Pak."

Jean nertekat untuk berlari "gapapa Je kurang 600Meter lagi lo sampai tujuan." Jean menyemangati diri sendiri.

Jean mengikat rambutnya bahkan menyopot sepatu kantornya, dia tidak ber alas sama sekali.

Satu... Dua.. Tiga!

Jean berlari melewati samping jalan, Jean bodo amat dengan keadaannya yang dilihat banyak orang. Bahkan kakinya sudah mati rasa dengan rasa panas.

Mata Jean makin berkobar saat di lihatnya jika lampu hijau tinggal 19 detik lagi

"AAAA MINGGIRR!! MINGGIR GUA TELAT! BNGST!"

Bruk! "MAAF-MAAF AKU LAGI TELAT MAAFFF" Jean berbalik sekilas berteriak sambil berlari.

--

"Lo udah inget?"

"Hhe he." kata Jean canggung

"Hehe? Gua absen gara-gara baju Gua ketumpahan kopi."

"M-maaf..." Jean menunduk.
"Waktu itu jalanan macet jadi Gue lari."
"Maaf banget.."
"Baju Lo masih kotor? Ap perlu gu-"

"Gausah."

"T-trus?"

"Bayarin makanan Gua " sambil mengangkan bungkusan plastik putih.

Jean melongo, menatap laki-laki tinggi bongsor di depannya. Di lihatnya belanjaan di depannya.

"S-serius?"
"Banyak amat..."

"Maaf aja gak cukup, Lo mau ganti baju gua? Polosan merk balenci?"
"Cih.." laki-laki itu berdecih.

"Emang berapa sih? Cuma baju doang gua juga mampu balikin."
"Ya emang gua gak kaya sih, tapi masa baju polosan nyampe 1jt?"

"Hhhh" tatapannya miring
"Ya chek aja sono."

Oh... May gat..

Gila nih cowo baju aja 28jt? Ini duit buat bayar pajak bulanan juga bisa batin Jean.

"Eh.. Hehehe berapa belanjaannya Gua bayarin."

Laki-laki itu mengeluarkan struk.
"Nih." di sodorkannya kertas putih yang lebih panjang dari ahklak Jean.

"Wth.."
"S-serius? Lu jajan doang habis 700rebu?"

"Sebanding sama baju Gua? Nodanya gak hilang loh."

"I-iya maaf.."

Jean mengeluarkan dompet miliknya, bahkan laki-laki itu melihat bahwa hanya ada 20rb di dompet wanita tersebut.

"Cuma ini..."
"Inimah buat bayar mie gua."

"Ck.."

"Trus ini gimana?"
"Oh gini aja.. Lu pasti punya rekening kan? Gua transfer ya?"

Laki-laki di depannya mengangguk.

"Atas nama?"

"Johnny seo."

"Nih tulis no rek Lu di hp Gua." Jean menyodorkan Handphone miliknya.

"gara-gara Lo, Gua gak jadi makan mie tau." Jean menatap mie kuahnya sudah seperti bubur.

"Ya trus? Masalahnya sama Gua?"

"Dahla, Gue mau pergi dulu.." kata Jean berdiri mengambil cup mie miliknya.

"Eehhhh" Laki-laki bernama Johnny itu memegangi pergelangan Jean.

"Lu mau bohong kan? Lu mau pulang? Gak secepat itu sob"
"Cepet transfer disini."

"Heh! Lu kira gua tampang pembohong apa?"

"Muka Lo bukan hanya tampang pembohong tapi juga PENIPU." Johnny menekan kata P e n i p u.

"Johnny, gua gak ada E-mbanking. Gua gak ada aplikasinya.."
"Habis ini Gua pulang noh kan nanti perempatan ada ATM gua BAYAR!!!"

"Gak bisa... Sini bagi nomer Lu." Johnny memberikan HP miliknya

"Hhh terserah Johnny Seo." Jean mengambil lalu mengetik nomor miliknya.

"Ini bukan nomor palsu kan?"
"Bentar-bentar Gua telfon."

Hp milik Jean berbunyi, "puas? Udah denger kan? Gua cabut dulu."

Wanita itu berjalan menghentak-hentakkan kakinya menjauh dari badan Johnny.

"JANGAN LUPA BAYAR!!"

"IYA ANJING!! AWAS LU MINTA NOMOR GUA CUMA BUAT MODUS!!!" Jean berteriak sangat jauh.

Johnny tertawa melihat perempuan yang sudah jauh jaraknya.

"Jean." membaca nomor hp yang di berikan ke Johnny.

" membaca nomor hp yang di berikan ke Johnny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























TBC
[silahkan komentarnya kaka kritik dan saran sangat di perbolehkan.]

Direktur - Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang