16

2.5K 481 24
                                    

Pelayan di kediaman Putra Mahkota berteriak histeris saat ia menemukan potongan tangan dan kaki yang berserakan di pelataran belakang istana bernuansa emas dan cokelat itu.

Para prajurit yang mendengar teriakan itu segera berlari ke sumber teriakan. Saat segerombolan prajurit tiba di sana, mereka melihat seorang pelayan wanita telah tidak sadarkan diri. Ketika mereka mendekat lebih jauh, jantung mereka seperti terlepas dari tempatnya.

Segera, seseorang dari mereka melaporkan pada Putra Mahkota yang saat ini masih terlelap. Masih terlalu dini hari bagi Putra Mahkota untuk terjaga dari tidurnya yang nyaman.

"Ada apa?" Pelayan utama Putra Mahkota bertanya pada sang prajurit yang kini menundukan kepalanya.

"Lapor, Pelayan Gryson, terdapat banyak potongan kaki dan tangan di pelataran belakang istana." Pelayan itu menjelaskan dengan lugas meski saat ini kaki dan tangannya sedikit gemetar.

Selama ia bekerja di kediaman Putra Mahkota tidak pernah terjadi hal mengerikan seperti ini sebelumnya.

"Kau bisa pergi!" Pelayan Gryson membalik tubuhnya lalu kemudian masuk ke dalam kamar pribadi Putra Mahkota.

Ia melangkah dengan pelan, lalu setelah sampai di sebelah ranjang Putra Mahkota barulah ia bersuara. "Yang Mulia, telah terjadi sesuatu."

Putra Mahkota membuka matanya. Ia benci suara berisik ketika ia sedang tidur. "Katakan!"

"Pelataran belakang istana dipenuhi dengan potongan tangan dan kaki," seru Gryson dengan menundukan kepalanya.

Carl bangkit dari tempat tidurnya. Ia memakai alas kaki lalu keluar dari kamarnya. Pria itu ingin melihat situasi yang terjadi di pelataran istananya.

Ketika ia sampai di sana, wajahnya terlihat begitu muram. Bajingan sialan mana yang telah berani membuat keributan di istananya.

Setelah Carl perhatikan lebih seksama, ia mengetahui siapa pemilik potongan kaki dan tangan itu. Mereka adalah pembunuh bayaran yang disewa oleh pamannya. Carl melihat tanda pengenal yang ada di pergelangan tangan setiap potongan tangan itu. Itu adalah lambang dari pembunuh bayaran Pedang Racun.

"Buang semua potongan tangan dan kaki itu, dan jangan sampai kejadian ini keluar dari istana ini atau aku akan memenggal kepala kalian!" seru Carl marah.

"Baik, Yang Mulia." Semua orang yang ada di sana menjawab serempak.

Carl meninggalkan pelataran belakang istananya dengan suasana hati yang buruk. Bukan hanya orang-orang itu gagal membunuh Drake, sekarang ia juga dipermalukan oleh Drake dengan mengembalikan potongan tangan dan kaki itu padanya.

Sampai di dalam kamarnya, Carl melemparkan apa saja yang ada di dekatnya ke lantai. "Drake sialan! Aku pasti akan membunuhmu!" raungnya murka.

Gryson yang ada di belakang Carl tidak membuka mulutnya. Kini ia mengerti kenapa tuannya tidak ingin kejadian hari ini sampai menyebar. Gryson cukup pintar untuk mengartikan semuanya.

Tuannya tidak ingin terlihat kalah di mata Drake. Dan lagi, ia kenal sikap Putra Mahkota yang tidak ingin jadi bahan gunjingan. Kejadian hari ini jika sampai keluar istana maka orang-orang akan meremehkan Putra Mahkota yang telah dihina oleh si pelaku.

Pagi yang seharusnya indah untuk Carl berubah menjadi pagi yang begitu buruk. Harusnya pagi ini ia menerima berita kematian Drake, bukan malah mendapatkan penghinaan seperti saat ini.

Waktu berlalu, Carl tidak bisa tidur lagi. Kini ia sudah berpakaian rapi. Dengan mahkota yang terletak di kepalanya. Pria itu berjalan menuju ke taman kediaman ibunya.

Destiny's EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang