19

2.6K 555 40
                                    

Pria yang kemarin Lluvena patahkan tulang rusuknya telah meminta kerabatnya yang bekerja di departemen kehakiman untuk mendapatkan keadilan.

Pria itu telah sangat menderita. Bukan hanya tulang yang patah, tapi juga dipermalukan di depan umum. Harga dirinya sebagai seorang pria telah dihancurkan. Dan ia tidak akan pernah membiarkan wanita yang telah menghinanya hidup dengan bebas.

"Paman, aku ingin kau menemukan wanita itu untukku lalu biarkan aku yang menghukumnya. Aku akan mematahkan tangan dan kakinya dengan tanganku sendiri." Wajah pria itu terlihat merah padam. Ia merasakan kebencian dan kemarahan yang begitu kuat untuk Lluvena yang identitasnya tidak ia ketahui.

"Tenanglah, Keponakanku. Sekarang kau sebutkan ciri-ciri fisiknya. Paman akan menemukannya untukmu. Wanita tidak tahu diri itu harus menerima hadiah atas kelancangannya," seru paman si pria itu penuh perhatian. Keponakannya satu-satunya telah dianiaya, tidak mungkin ia hanya diam saja atas semua yang telah terjadi.

Ia juga ingin menunjukan pada semua orang, bahwa keluarganya tidak bisa disinggung dengan mudah. Keluarganya merupakan pemilik toko perhiasan terkenal di ibukota ini. Ia juga memiliki hubungan yang baik dengan istana, terutama ratu.

Jadi, siapapun yang berani menyinggung anggota keluarganya berarti sedang mencari mati.

"Baik, Paman." Sang pria yang dihajar oleh Lluvena mengatakan tentang ciri-ciri fisik Lluvena secara mendetail pada seorang pelukis yang datang bersama pamannya.

"Apakah seperti ini, Tuan Muda Lucas?" tanya si pelukis yang telah menyelesaikan pekerjaannya.

"Benar. Itu pelacur sialan yang sudah mempermalukanku!" berang Lucas.

"Istirahatlah. Paman pasti akan membawa wanita itu padamu." Paman Lucas menatap keponakannya penuh kasih sayang.

"Baik, Paman." Lucas tentu saja akan beristirahat dengan baik. Setelah ini ia akan mematahkan tulang wanita yang telah memukulinya seperti babi.

Paman Lucas meninggalkan keponakannya. Ia segera memerintahkan pengawal pribadinya untuk mencari wanita di dalam lukisan. Ia ingin pengawalnya menemukan wanita itu dalam waktu yang cepat.

**

Lluvena kembali ke istananya setelah hampir setengah hari berkeliaran di luar istana dengan penyamaran. Ia segera mengganti pakaiannya dengan gaun berwarna merah tua dengan sulaman emas pada beberapa bagian gaun itu.

Iris biru Lluvena memandangi wajahnya di cermin yang ada di depannya. Sarah tengah memperbaiki riasannya.

"Putri Mahkota, Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Sarah sembari memperhatikan raut wajah sang majikan.

Melihat orang lain dianiaya membuat perasaan Lluvena sedikit buruk, tapi setelah ia memberi pelajaran pada si pria pengecut ia merasa lebih baik. Lluvena tidak mengerti apa kebahagiaan yang didapat dari menyakiti orang lain.

"Aku baik-baik saja, Sarah. Tidak perlu khawatir." Lluvena melirik ke pelayan setianya dari pantulan kaca.

Senyum nampak di wajah Sarah. Ia lega mendengar jawaban dari majikannya.

Pintu kamar pribadi Lluvena terbuka, seorang pelayan yang ditugaskan untuk berjaga di luar melangkah mendekat ke arah Lluvena. "Putri Mahkota, pelayan dari istana ratu ingin bertemu dengan Anda," seru si pelayan dengan kepala tertunduk.

"Biarkan dia masuk."

"Baik, Yang Mulia."

Pelayan Lluvena keluar berganti dengan pelayan dari kediaman ratu.

"Yang Mulia, Ratu mengundang Anda untuk minum teh siang ini di kediaman Ratu." Pelayan itu menyampaikan maksud kedatangannya.

"Aku akan ke sana sebentar lagi."

Destiny's EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang