13- Kita Menyembunyikan Perasaan

1.6K 395 19
                                    

Hai! Hai! Hai!
Aku up lagi agak cepet kan?
Iya dong! Karena 1 part lagi tamat!
Ayo dong votenya cantik2 kalian pelit bgt sih yg silent reader 😭
C'mone guys! Tanpa kalian aku butiran debu 😔

Happy reading!

B O S S  I S  A N N O Y I N G

Anna memasukkan surat-surat yang ia buat kemarin malam ke dalam tas. Frisa yang memperhatikan Anna dari pintu kemudian mendekati Anna. "Lo benar-benar yakin, An?" Frisa bertanya kembali dengan penekanan. Siapa tahu Anna hanya kebawa perasaan kemarin.

Anna menarik napas perlahan lalu menghembuskan nya ia berjalan ke arah cermin melihat pantulan bayangan wajah nya baik-baik. "Menurut Lo muka gue menunjukkan tampang bercanda?" Anna kembali bertanya menatap Frisa lewat cermin.

"Gue cuman mastiin doang. Takut nya Lo kemarin terlalu bawa perasaan." Ucap Frisa melipat kedua tangan di dada.

Anna membalik badan nya menghadap Frisa. "Omongan Lo betul. Gue emang udah kebawa perasaan sama Arjuna." Anna tertawa kecil tanpa ia sadari air mata mengalir membuat polesan bedak yang Anna kenakan sedikit luntur.

Frisa berlari kecil memeluk Anna, dalam pelukan Frisa Anna tak bisa menahan isakan tangisnya. Frisa melepaskan pelukan nya menangkup wajah Anna ia menghapus air mata Anna lalu tersenyum begitupun Anna ikut tersenyum.

"Selagi Lo merasa baik akan semuanya, gue dukung." Anna mengangguk. Anna pun mengambil tasnya dan hendak pergi ke kantor. Tidak lupa berpelukan terlebih dahulu dengan Frisa. Sebab nanti sore Anna sudah harus mem-packing barang-barang nya untuk pergi. Jadi ini jam terakhir Anna bersama Frisa.

B O S S  I S  A N N O Y I N G

Rani, Dira, Randi, dan Tati mengerumuni meja kerja Anna disini mereka tengah bersedih. Mereka ber-empat bersedih karena Anna ingin resign. Anna tak ingin pergi begitu saja tanpa pamit, iya tahu kalau teman se-kerjanya ini sangat mendukung jika Anna dan Juna menjadi sepasang kekasih. Bahkan hastag yang di buat Randi saat itu sampai kepadanya. Anna cukup terharu.

Tapi kenyataan nya Anna dan Juna tidak cocok menjadi sepasang kekasih. Anna memang belum terlalu dekat dengan mereka ber-empat tetapi melihat rasa empati mereka Anna merasa kalau ia seperti sudah berteman sangat lama bersama mereka.

"Lo jangan pergi dong ..." Pinta Rani memasang wajah memelas. Dira, Tati, dan Randi ikut memasang wajah memelas. Anna akan tetap pergi meskipun seseorang melarang, namun melihat wajah mereka Anna jadi tidak nyaman saat pergi nanti.

"Muka lo pada jangan kayak gitu dong entar gue merasa gak nyaman pas pergi." Kali ini Anna memasang wajah cemberut. "Nanti kalau kangen kita bisa zoom meeting. Gimana?" Lanjut Anna memberi saran.

Tati berdecak, "An, Lo kira kita nge-zoom mau presentasi tugas?" Anna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bukan buat tugas, tapi lepas rindu aja. Nanti gue sebarin linknya."

"Terserah Lo deh." Ujar Dira. Di jawab oleh Anna dengan kekehan. Mereka ber-lima pun saling berpelukan. Seusai berpelukan Anna izin kepada teman-teman nya untuk memberikan surat pengunduran diri.


B O S S  I S  A N N O Y I N G

Karina berjalan santai memasuki lift sesekali para karyawan yang mengenal Karina tersenyum. Karina  memencet tombol angka 31. Sesampainya di lantai 31 Karina berjalan lagi menuju ruang kerja Juna ia ingin menemui kekasihnya.

Karina hendak ingin membuka pintu  namun suara yang Karina kenal membuat nya tak menjadi membuka pintu ia hanya membukanya sedikit dan mengintip.

"Saya mau resign." Suara datar dan permintaan Anna berhasil membekukan tubuh Juna.

Juna terdiam sejenak. Beberapa detik kemudian ia berdiri dari tempat duduknya mendekati Anna. Surat pengajuan resign yang Anna pegang, Juna ambil ia membaca isi surat tersebut secara teliti sambil melirik wajah Anna dengan tatapan yang sulit di artikan bagi Anna.

Selesai membacanya Juna menatap Anna sebentar kemudian ia kembali menatap kertas tersebut dan langsung merobek nya menjadi potongan-potongan kecil lalu membuang ke lantai.

Karina memperhatikan tindakan Juna barusan ia hanya bisa melihat berupaya mengartikan tatapan Juna pada Anna.

"Kamu tidak bisa resign." Jawab Juna singkat.

"Loh kenapa?" Anna bertanya bingung.

"Kenapa? Karena saya cinta sama kamu. Makanya kamu tidak boleh pergi dari sini." Juna berucap tegas dengan menunjukkan wajah yang lebih serius dari biasanya.

Mendengar ungkapan Juna tubuh Karina melemas air mata nya menetes, Karina menutup mulut agar tak di dengar Juna.

"Saya akan tetap resign." Anna yang ingin pergi meninggalkan ruangan Juna tertahan sebab Juna sudah terlebih dahulu mencengkram pergelangan tangan nya.

"Lepasin Pak, Jun!" Bentak Anna tanpa berbalik.

"Saya mau kamu jujur sama saya tentang perasaan kamu!" Juna berbicara lantang. Ia melontarkan kembali pertanyaan beberapa hari lalu berharap Anna kali ini mengutarakan perasaan nya.

Anna membalikkan badan ia melepas paksa cengkraman tangan Juna sehingga pergelangan tangan Anna terlihat meninggalkan bekas merah. "Pak, Jun mau dengar tentang perasaan saya?" Anna menarik napas dalam-dalam bersama air mata yang terus mengalir. "Saya cinta sama Pak Arjuna sejak pandangan pertama!" Teriak Anna. "Dan waktu saya nangis tiba-tiba itu karena hati saya sakit liat orang yang saya cinta ciuman!" Lanjut Anna menangis sesegukan. Napas nya mulai tak beraturan.

Juna memeluk Anna secara tiba-tiba sedangkan Anna hanya diam tak membalas pelukan Juna. Di luar Karina masih memperhatikan Anna dan Juna ia mulai mengerti sesuatu tentang perasaan yang selama ini seperti tersembunyikan.

"Saya juga cinta sama kamu, An! saya juga cinta sama kamu!" Anna segera melepas paksa pelukan Juna. Juna memandang Anna bingung. "Ucapan yang Pak Arjuna lontarkan bukan berdasarkan hati. Saya tahu Pak Arjuna masih mencintai Karina." Karina menatap Anna. Juna menunduk apa yang Anna katakan memang betul sebagian hatinya masih ada Karina. "Saya rela jika harus melepaskan." Mendengar perkataan Anna Juna mendongak, Anna tersenyum berlalu dari pandangan Juna.

"SAYA CINTA KAMU ANNA! SAYA CINTA SAMA KAMU! SAYA CINTA SAMA KAMU!!!!" Teriakan terakhir berhasil membuat ruangan menggema sehingga para karyawan yang berada di bawah mendengar Juna.

Karina lekas mengumpat mendapati Anna ingin keluar.

Juna terduduk lemah di sofa sambil menunduk tetesan air mata jatuh ke lantai. Karina sadar apa yang di perbuatnya salah melihat keadaan Juna tidak baik ia pergi dari tempat tersebut bersama hati yang juga hancur mendengar kenyataan pahit.

Tetapi ada satu yang Karina lupakan mengingat ia mabuk pada acara ulang tahun perusahaan Rio jadi Karina melupakan nya.

B O S S  I S  A N N O Y I N G

Yang udh mampir + vote makasih byk 😘 tunggu part terakhir ya di usahakan secepat mungkin 😉

Happy ending?

Or

Sad ending?

Boss Is Annoying ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang