05- Kenangan Dulu

1.7K 557 61
                                    

Gomen aku up nya kemaleman asik nonton yt abisnya 😁, yg udh nunggu juga minta maaf 🙏

Sebelum/sesudah membaca di vote dulu ya tau kan caranya menghargai sebuah karya sang penulis? Aku yakin kalian pasti tau.

Jangan bangga jadi silent reader itu tandanya kalian tdk menghargai/mengapresiasi sebuah karya 😊

Konnichiwa, minna-san!
Happy reading!

B O S S I S A N N O Y I N G

"Aku kira kamu sayang sama aku, Rin. Tapi ternyata semua nya palsu." Juna tersenyum sepet memandangi foto Karina. Jika Juna kembali mengingat kenangan itu tanda nya Juna merasakan kembali kesakitan hati.

Karina adalah perempuan manis, imut, cantik, lembut, dan kalem yang pernah Juna temui. Dia perempuan sempurna di mata Juna sangking sempurna nya dia pergi dari kehidupan Juna secara tiba-tiba. Sebelum pergi Karina mengirim pesan WhatsApp tertulis disana kalimat 'kita putus' saat Juna mau membalas pesan Karina, dia sudah terlebih dahulu memblokir nomor Juna bahkan Karin mengganti kartu.

Hal yang paling menusuk hati Juna di saat Juna tidak sengaja mendapati Karina berciuman dengan pria lain di restoran karena pada saat itu Juna sedang melaksanakan pertemuan bersama klient. Juna bisa simpulkan bahwa Karina menyelingkuhi nya itu sebab nya Karina memutuskan hubungan secara sepihak.

Orang yang di sayang dan di cinta ternyata bisa menyakiti. Lebih sakit lagi.

"Rin, andaikan kamu gak minta putus saat itu pasti kita sudah jadi suami-istri sekarang." Air mata Juna menetes jatuh tepat pada foto Karina. Juna berdiri memegang erat foto Karina. "I am hurt because of you!"

Prank!

Juna melempar foto Karina ke lantai sehingga beling yang menutupi lembaran foto Karina pecah menjadi butiran kecil. Juna cengeng dalam hal percintaan sekali nya Juna mendapatkan orang yang ia sayang lalu pergi begitu saja ia akan menangisi orang tersebut. Apa lagi urusan hati dan perasaan Juna benar-benar menghargai kedua tersebut. Bagi Juna dulu Karina segala nya, hidup mati Juna ada di tangan Karina. Tapi justru Karina membunuh Juna slowly.

Juna merasakan sakit selama berbulan-bulan sulit melupakan orang yang berharga di dalam hidup. Detik, menit, jam, hari, bulan, tahun semua berganti, Juna jadi lupa akan kesakitan yang di tinggalkan Karina. Ia menyibukkan diri dengan cara bekerja kata nya itu cara efektif. Dan hasil nya teruji walaupun Karina sedikit melintas di pikiran Juna.

"Aku suka sama perempuan lain. Dan dia bukan modelan seperti kamu!" Juna mengusap kasar wajah nya ia berlalu meninggalkan kamar menuju tempat seseorang, Juna sangat membutuhkan sandaran dikala sedih sekarang ini.

B O S S I S A N N O Y I N G

"Sialan! Boss kampret! Boss dajjal! Gue disuruh kesana buat jadi housekeeper? Hel-lo ... Dia kira gue power ranger yang serba bisa?! Juna nyebelin!!!" Anna meremas bantal, mengigit-gigit, bahkan melemparnya berkali-kali ke tembok membayangkan bahwa bantal itu adalah wajah Juna.

Frisa hanya melihat sambil mendengar makian Anna, Frisa maklum kalau Anna membenci Boss nya tapi gak sampai segitunya, 'kan? Masalah nya Anna mirip seperti orang kesetanan sekarang memaki Juna terus-menerus tanpa henti Frisa yang melihat jadi ngeri.

"Juna!!! Kalau Lo bukan Boss udah gue cakar tuh muka sok ganteng Lo! Biar berdarah! Gue ini sebenarnya apa?!!!" Tangisan histeris Anna menggelegar membuat Frisa menutup telinga nya rapat.

"An! Lo gak capek apa ngomel terus?! Gue yang cuman dengerin Lo maki si Juna aja capek!" Kesal Frisa. Tangisan Anna mereda, Frisa membuka telinga. "Udah diem!" Bentak Frisa. Saat Frisa sudah membentak Anna pun memilih diam yang terdengar sekarang hanya sesegukan Anna.

Ting! Nong!

Frisa membuka pintu apartemen. "Siapa, ya?"

"Juna, saya mencari Anna."

"Anna ada lagi nangis bombay."

Kening Juna mengkerut, nangis bombay? Se-ingat Juna, Anna pulang dari rumah Juna tidak dalam keadaan nangis. Lalu kenapa sekarang menangis? Bukan nya Anna tidak punya pacar setau Juna.

"Ya Tuhan besok-besok pindah lah aku ke hidung Juna agar hidup ku ini tidak menggerutu setiap hari." Anna berucap dramatis kedua tangan nya menyatu di depan dada kepala mendongak memohon ampun.

"Jadi kamu mau pindah ke hidung saya?"

Anna menengok ke belakang. "Pak, Juna?!" Kaget Anna.

Juna tidak kaget sama sekali tapi ia prihatin melihat kondisi Anna yang acak adul juga bantal berserakan dimana-mana.

"Maaf ya, Anna lagi stress makanya apart jadi berantakan." Frisa tersenyum ramah. Juna mengangguk memaklumi.

"Anna ikut saya."

"Gak! Saya nolak!" Sudah cukup Anna berpindah profesi kali ini Anna tidak ingin mengikuti perintah Juna, asal mengikuti Anna akan menjadi babu.

Juna memutar bola mata nya ia menarik tubuh Anna hingga berdiri dan langsung menggendong Anna seperti karung beras. "Pak! Bapak mau culik saya buat di jual, 'kan?! Ngaku pak! Apa salah dan dosa saya pak Jun? Saya mohon pak saya belum nikah, belum punya anak, belum merasakan bahagia masa udah mau di culik aja." Kata-kata dramatis Anna mulai keluar, Juna yang mendengar merasa mual.

"Frisa tolongin gue! Lo gak tega ngeliat sahabat Lo nanti pulang tinggal nama? Terus badan-badan gue dikirim pakai JNE."

"Boss nya Anna, 'kan?" Frisa lupa menanyakan ini. Ia juga khawatir kalau Anna pulang tinggal nama sahabat nya yang satu ini parnoan.

"Iya saya Boss nya. Saya pinjam dulu teman kamu."

"Iya ambil aja, asal jangan di grepe-grepe ya!"

"Gak saya grepe-grepe paling langsung masukin." Frisa dan Juna tertawa bersamaan. Tanpa Juna sadari Anna melihat Juna tertawa lepas udara sejuk seakan menyergap masuk melalui hidung Anna. Adem rasanya liat Juna ketawa.

Eh? Tapi Anna mau di apain tadi? Langsung masukin?! Mata Anna membulat.

"Jahat Lo Frisa Lo jual gue sama om-om! Pak lepasin saya!" Anna memukul-mukul punggung lebar Juna namun sekuat apapun Anna memukul tetap saja Juna tak akan merasakan sakit. "Kita bikin anak kata nya kamu mau bahagia sebelum mati."

"Dasar pak Juna cabul!"

B O S S I S A N N O Y I N G

Konbanwa
Oyasuminasai, minna-san!

Arigatou gozaimasu yg udh baca cerita ku 😉❤

See you in the next chapter!

Boss Is Annoying ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang