01. S 2 : Pembukaan

2.3K 194 28
                                    

Dea berjalan masuk ke dalam rumah berlantai tiga bergaya eropa modern, rumah yang tidak akan pernah sepi dari pertama kali Dia dan suami membuat rumah impian mereka. Ya! Rumah yang menjadi saksi penantiannya menanti sang suami kembali ke Indonesia dan berkumpul dengan anak-anaknya.

Dea tersenyum saat Ia di ambang pintu yang menghubungkan ruang tamu dan ruang keluarga di rumahnya. Seseorang sudah berdiri menyambutnya dengan bucket bunga mawar merah yang indah, tidak pernah berubah sama sekali sejak pertama kali hubungan mereka membaik 25 tahun yang lalu.

Dea melangkahkan kakinya begitu lebar, tidak ingin orang itu menunggu terlalu lama langkahnya untuk mendekat.
"Aku merindukanmu.".

Pelukan erat Dea dapatkan, rasa hangat itu menjalar di sekujur tubuhnya. Perasaan nyaman yang terlampau manis untuk Ia abaikan. Hati Dea selalu bahagia saat seseorang itu menciumnya dengan mesra dan penuh perasaan. Tidak sekalipun orang itu marah padanya, orang yang mungkin di inginkan oleh banyak orang di dunia ini. Dan beruntunglah Dea yang memiliki lebih dulu.

Dea membalas pelukan dan ciuman itu tidak kalah dalam dan mesra.

"Siap untuk membuat dunia Kita yang baru terulang lagi?" Dea mengangguk di dada bidang yang semua orang bilang begitu pelukable.

"Ya, Ya dan Ya Hubby!" ucap Dea begitu lantang membuat seseorang itu terkekeh.

"Jangan lepaskan!" Dea hanya dapat mengangguk dan menurut.

Sudah seminggu ini Dea merasa kehilangan tubuh hangat ini, sudah lebih dari 23 tahun ini Dea habiskan untuk sering menunggu seseorang itu pulang ketika harus meninggalkannya. Bukan tanpa alasan, seseorang itu punya tanggung jawab atas keinginannya yang ingin menjadi Dokter. Menjadi Dokter sudah Ia capai dan mengurus dua bayinya yang kini sudah besar adalah kebahagiaan bagi Dea. Dan kini sudah saatnya Dea melepaskan hasil kerja kerasnya untuk tetap bersama seseorang itu.

"Kau tidak perlu terburu-buru Wifey." seolah tahu apa yang di pikirkan Dea, seseorang itu mengusap belakang kepalanya.

"Masih butuh waktu bukan? Aku hanya ingin Kamu bahagia dan mereka juga bahagia.".

Dea tersenyum.
"Aku selalu bahagia bersamamu, tidak ada hal yang tidak Aku syukuri setelah perjodohan itu. Memilikimu, memiliki Davandra dan memiliki Pangeran tampan seperti Alexi.".

"Ya, Aku tahu. Hanya Aku yang Kamu inginkan di dunia ini, karena memang Kamu membuat rotasi duniamu hanya padaku.".

Dea sedikit menjaga jarak, namun tidak sampai terlepas pelukan mereka.
"Ingat saat Kita di rooftop sekolah?" seseorang itu mengangguk.

"Aku selalu mengingat tentang Kita yang berbagi cerita bersama." Dea terkekeh, mana mungkin orang yang selalu membuat jantungnya berdetak itu melupakannya. Moment yang Dea rasakan berawal dari seseorang itu.

"Ya Aku tahu, se-".
"Ayah Ibu, bisakah kisah roman kalian di hempas sekejap? Ini masih begitu siang!" teriakan seorang gadis membuat ke duanya menatap sumber suara.

Dea dan seseorang itu melihat ada tiga pasang mata yang menatap ke arah mereka dengan tatapan. Hentikan semua hal menggelikan itu? Dea menatap orang yang masih memeluknya lalu ke duanya tertawa bersama saat wajah merah padam semakin terlihat pada ke tiganya.

"Oh astaga!" seseorang pria berumur 18 tahun memilih menyingkir dari drama ke dua orang tuanya. Dia menaiki tangga dengan dua tangga sekaligus.

"Ck dasar!" gadis, em bukan. Lebih tepatnya wanita berumur 22 tahun itu menarik tangan seseorang yang sudah berfoto bersamanya di buku pernikahan itu menuju kamarnya di lantai dua. Meninggalkan ke dua orang tuanya yang masih asik saling berpelukan tanpa dosa.

"Mereka terlalu sensi." Dea merona, setelah tertangkap basah oleh ke dua anak dan satu menantunya.

"Ya, Aku mencintaimu." seseorang itu terkekeh saat pernyataan Dea tidak nyambung sama sekali dengan ucapannya. Tapi Ia sangat bersyukur dengan segala yang Ia punya saat ini.

"Aku jauh lebih mencintaimu, lebih lebih dan lebih Deandra." teriak seseorang itu yang tidak lain adalah suami Deandra, Davanas Abigael.

"AYAH HENTIKAN!"
"BERISIK!"

Dava terkekeh, kepala Dava mendongak melihat lantai atas. Di mana kamar anaknya dan Dea berada.

"Sungguh menyenangkan bisa membuat mereka jengkel padaku." ucapnya dengan kekehan lalu di akhiri dengan kecupan di bibir Dea.

****

Nextnya di tahun 2021 ya sambik ngumpulin bahan dan konflik..

Makasih, semoga sedikit mengobati rasa rindu readers..

HMH Seasons 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang