04.Film Horror

125K 4.4K 23
                                    


Voment please

****

Happy readingggg

Pelajaran pak Jos sudah selesai dan apa yang di katakan Sinta terbukti kalau Bu Meggy tidak menunggui pak Jos hingga pelajaran akan berganti, dan hal itu membuat Sinta tertawa puas dapat melihat wajah masam Rara karena harus ke hilangan separuh uang jajan bulanannya.

"Eh Lo stalkernya Bu Meg ya Ta?" tanya Rara tidak percaya kalau Sinta tahu bahwa guru bahasa Inggris mereka Bu Meggy tidak menunggui Pak Jos seperti biasanya, bahkan semua siswa-siswa satu sekolah hafal akan ke biasaan Bu Meg yang tidak pernah absen untuk menguntit Pak Jos.

Sinta menaikkan satu alisnya.
"Gue enggak tertarik jadi stalker Bu Meg, mending jadi stalkernya Pak Jos yang hot kalau enggak gitu Dava sajalah." ucap Sinta bangga saat menyebut nama-nama orang yang terkenal most wanted di SMAnya. Dea merasa dunianya sempit mendengar ucapan Sinta, meski Ia hanya mampu diam menjadi pendengar yang baik untuk saat ini.

"Eh Dava punya kita semua tahu." ucap Rara tidak terima akan perkataan Sinta yang dapat di artikan bahwa hanya Sinta saja yang selama ini menjadi stalker Dava ,Dea menghembuskan nafas kasar.

"Iya Gue tahu, jadi kapan kita nontonnya?" tanya Sinta, Rara mendengus. Rara juga harus memikirkan nasib dompetnya yang malang setelah ini.

"Nanti pulang sekolah kita nonton." Sinta bersorak senang lalu memeluk Dea yang masih melamun akan perkataan para sahabatnya yang tanpa sadar mengena di hatinya.

Dava punya kita semua, satu kata yang membuat Dea sampai sekarang belun bisa mengakui Dava sebagai miliknya. Satu-satunya pemilik seorang pria bernama Davanas Abigael.

"Eh-eh!" kaget Dea, Sinta berdecak atas respon Dea.

"Heran deh sama Lo De, Lo sering banget ngelamun sejak kita kelas tiga.".

"Hm, enggak kok. Gue cuma bingung saja bagaimana Lo bisa tahu kalau Bu Meggy enggak masuk hari ini?" tanya Dea mengalihkan topik pembicaraan, agar sahabat-sahabatnya tidak curiga padanya. Memikirkan Dava selalu saja membuatnya bahagia juga sesak bersamaan.

"Hahha, ya mana Gue enggak tahu coba. Hari ini Bu Meg ada arisan keluarga dan nyokap Gue di undang. Lo pada lupa kalau Gue tetangganya?".

"Sintaaaaaaa!" teriak Rara yang membuat seisi kelas menoleh pada Rara, tidak lupa juga dengan geplakan di kepala Sinta yang membuat Sinta tetap tertawa puas.

"Berisik Lo pada!" ucap Raka, sang ketua kelas yang kini tengah duduk di samping bangku ke tiga wanita itu.

"Ih kalian mengganggu yang lain tahu." omel Dea tapi tetap dengan kekehannya melihat sahabatnya yang selalu bisa membuat suasana hatinya membaik dan menghilangkan rasa cemburunya.

"Sorry guys." kata Rara sungguh-sungguh.

"Eh ke mana ya Bu Meg?" celetuk Doni yang terheran akan ke mana gerangan guru mereka yang tidak ke lihatan batang hidungnya sejak pagi.

"Kalian bebas hari ini, Bu Meg udah Gue kurung." semua menatap Sinta dengan dahi berkerut-kerut, tidak mengerti dengan ucapan Sinta. Jelas saja semua tidak mudah percaya Sinta karena perawainya yang sering sekali bercanda itu.

"Maksud Lo apa Ta?" tanya Raka, mewakili semua siswa sekelas mereke. Yang lainnya hanya mengangguk atas pertanyaan Raka.

"Bu Meg enggak masuk hari ini." jelas Sinta dengan senyum bahagianya, menandakan bahwa Iapun juga senang jika guru satu itu tidak hadir.

"Lo yakin?" tambah Doni.
"Nah teriakan Rara tuh buktinya karena Rara terlalu bahagia denger bu Meg enggak masuk." jawab Sinta dengan menaik turunkan alisnya menggoda Rara, Rara menatap sinis Sinta. Ingin rasanya Rara berucap kasar, namun Ia masih ingat dengan dosa.

HMH Seasons 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang