Hai para readers kangen sama Author gak?Semoga iya!
Jangan lupa Voment atau spam ya!
****
Happy readinggg
Dea P.O.V
Aku gadis berusia 17 tahun yang sekarang duduk di bangku kelas 12 di sebuah sekolah swasta di Jakarta, Aku anak semata wayang dari pasangan Tamara Navela dan Ferdy Navela.
Sekarang Aku tidak tinggal dengan orang tuaku lagi karena Aku harus mengurus orang yang sudah menjadi tanggung jawabku sejak Aku akan menginjak umur 17 tahun.
Aku merasakan lengan kekar melingkar di pinggang sampai perutku, Aku mengangkat sudut bibirku. Aku tahu siapa orang yang sedang memelukku ini
"Kamu sudah bangun?" Aku merasakan Dia mengangguk di ceruk leherku."Mandi gih, Aku siapkan makanannya." pintaku lembut, Dia menggeleng. Aku menaikkan satu alisku.
Aku membalikkan badanku agar Aku dapat melihatnya.
"Ada apa?" tanyaku menangkup wajahnya dengan ke dua tanganku, Dia tersenyum."Aku merindukanmu." Aku terkekeh.
"Kita bahkan tidak pisah rumah." ucapku, Dia mengacak rambutku."Memang harus pisah rumah dulu jika Aku rindu padamu?" Aku tersenyum geli melihat raut cemberutnya.
'Cup'Aku mengecup pipinya, Dia melebarkan matanya.
"Sayang, Kamu tidak pandai, itu bukan morning kiss. Aku ajari Kamu sekarang." ucapnya menyeringai.Aku membelalakkan mataku, Aku mundur darinya saat Dia semakin merapatkan tubuhnya.
"Ke napa mundur hm?" Aku tidak bisa mundur lagi karena badanku sudah membentur pinggiran kitchen shet."Dava ih." pria itu mengungkung tubuhku dengan ke dua lengan kekarnya.
"Ke napa hm? Kamu yang memulainya Sayang." aku memanyunkan bibirku.
"Kita akan sekolah Dav, sekarang mandilah!" Aku mencoba mendorong tubuhnya namun sialnya Dia sama sekali tifak bergerak dari tempatnya.
"Call me honey!" ucapnya, Aku berdecak. Kadang Dia menyebalkan.
"Ok Sayang minggirlah, Aku akan menyiapkan makan untuk kita. Lalu kita berangkat sekolah ok? Aku takut nanti Aku tidak dapat bus ke sekolah." kataku agar Dia minggir dan membiarkanku menyiapkan ke perluannya.
'Cup'
Aku melebarkan mataku saat benda kenyal terasa di bibirku, Aku mendorong dadanya tapi masih sama Dia tidak bergerak sama sekali. Aku merasakan Dia melumat bibirku, Aku tidak ingin membalas ciumannya hingga Aku merasakan Dia menggigit bibir bawahku. Pertahananku runtuh saat lidahnya masuk mengabsen gigiku yang rapi. Aku membalas ciumannya yang semakin lama semakin dalam itu, Aku melingkarkan lenganku pada lehernya saat kurasakan kakiku tidak kuat menopang tubuhku.
Dia menarik pinggangku merapat pada tubuhnya, Dia melepaskan ciumannya saat nafas kami benar-benar habis karena pergulatan dari ciuman kami. Dahinya menempel pada dahiku.
"Itu baru ciuman Sayang." ucapnya dengan nafas yang masih belum teratur. Aku memukul lengannya."Kita bisa terlambat Yang." ucapku kesal dengan mengatur nafasku, Dia tertawa.
"Masih setengah jam lagi." jawabnya, Aku melotot lalu melihat jam di dinding dapur.
"Astaga Dava!" Aku mendorong tubuhnya karena Aku belum mandi juga kami belum sarapan. Lalu mana sempat padahal kita masuk biasa jam 7 pagi, Dia tertawa.
Aku melihatnya tertawa, kakiku berhenti saat Aku menyadari sesuatu.
"Kamu!" ucapku kesal karena Dava, suami laknatku itu bahkan sudah memakai seragamnya.Aku tidak hiraukan Dia yang menertawakan Aku untuk masuk ke kamar dengan langkah panjang.
Aku terus menggerutu karena ulah Dava padaku,'sejak kapan pria itu suka mengerjai orang?' batinku kesal.
Kurang dari lima menit dari jam masukku sekolah Aku turun dari kamar, Aku semakin kesal karena Dava sudah tidak berada di rumah. Mataku menatap meja makan dan Aku melihat ada sebuah sticky di sana.
'Sarapan untukmu Sayang'
Aku berdecak sebal karena hal itu, Dia ternyata sengaja melakukannya agar Dia bisa menyiapkan bekal kami.
"Ke napa Dia tidak membawa bekalnya sendiri ish.".Aku semakin kesal karena sampai sekolah gerbangnya sudah tertutup, Aku melihat petugas piket yang merupakan anggota Osis lama dan baru SMA kami.
"Kak tolong bukakan gerbangnya dong." pintaku memohon, ya Aku harus sopan meski nyatanya kami seangkatan."Ck ke napa Lo telat sih, enggak ada ya buka gerbang buat Lo!" Aku mendesah.
"Kak kali ini saja ya? Bukakan gerbang buat Aku." lagi Aku mencoba memohon.
"Enggak ada Dea, Lo mending pulang saja. Percuma Lo mohon sama Gue." jelas anggota Osis lama itu yang Aku tahu namanya Ranita.
"Kak Rara baik deh, buka dong." ucapku terus memohon, Ranita menggeleng.
"Enggak Deandra." percuma Aku memohon kalau kaya begini.
Aku membalikkan badanku, kakiku akan melangkah menjauhi gerbang hingga suara seseorang menghentikan langkahku.
"Biarkan Dia masuk!".
****
Davanas Abigael
Deandra Navela
Votingg please
06 Mei 2018
(Tgl penulisan tetap ya)
KAMU SEDANG MEMBACA
HMH Seasons 2
Romantizm(HR 1) In Fiksi Remaja (HR 2) In Teenfiction (HR 8) In Romance Diusianya yang masih 17 tahun Davanas Abigael di haruskan menikah dengan teman seangkatannya yang bernama Deandra Navela,gadis cantik pendiam dan penurut Bagaimana hubungan pernikahan me...