Bau kopi, suara tawa, dan alunan musik memenuhi indra Fajar. Setelah sekian lama terperangkap di asrama, akhirnya dia bisa juga kembali ke Majalaya dan bersantai bersama teman-teman lamanya. Sebenarnya dia sudah bisa keluar asrama dari beberapa waktu yang lalu, tetapi tim ganda putra memutuskan untuk latihan santai sambil berlibur. Jadi dirinya dan tim ganda putra lainnya pergi ke Solo untuk latihan dan menyempatkan diri mampir ke beberapa kota dalam perjalanan pergi dan pulang sebelum dia akhirnya mampir ke Majalaya.
Tepukan tangan di pundaknya menyadarkannya dari lamunan, semua orang di meja tersebut mentapnya dengan muka sumringah sampai salah satu temannya membuka percakapan kembali. "Gimana, jar? gak ada turnamen tahun ini jadinya ya? kosong banget dong agenda lo kayak pengangguran?" diikuti tawa teman-temannya. Fajar tersenyum kecil dan menyahut pertanyaan temannya "Ya gitu deh lur, pertama kali lagi setelah sekian lama, gue gak sibuk. Enjoy aja lah!" membuat semua di meja tersebut tertawa lagi. Percakapan terus mengalir setelahnya, tapi jujur saja Fajar tidak terlalu memperhatikan. Tangan dan matanya terus menerus membuka handphonenya setiap beberapa menit menunggu notifikasi dari seseorang, namun nihil. Lockscreennya tidak menampilkan notifikasi apapun, hanya terpampang foto pacarnya sedang memegang kotak Tag Heuer yang terbuka beserta isinya yang merupakan pemberian Fajar.
Dia menghela nafas perlahan. Dua hari yang lalu sebelum berangkat ke Majalaya dari Bantul, dia sempat bertengkar dengan Rian, pacar sekaligus pasangan ganda putranya di lapangan. Hal kecil sih sebenarnya, Rian ingin ikut kembali bersamanya ke Majalaya untuk bertemu keluarga Fajar. Tapi Fajar tahu bahwa keluarga Rian sudah sangat merindukan Rian dan ingin menghabiskan waktu lebih lama bersamanya, jadi dia memilih untuk tidak menyutujui keinginan Rian itu. Rian yang merasa bahwa Fajar tidak pernah menolak permintaanya untuk bertemu keluarga Fajar berpikir terlalu panjang dan akhirnya sedikit kesal. Jadi sekarang Fajar terpaksa 'puasa' Rian. Sudah dua hari menuju tiga pesan dan telfon dari dirinya tidak ada yang dibalas, apalagi mengharapkan Rian menyapanya duluan? tidak mungkin terjadi.
Fajar menutup handphonenya untuk kesekian kali malam ini dan mencoba memfokuskan diri dengan percakapan teman-temannya. Setelah bercanda gurau, membicarakan berbagai topik mulai dari badminton, sepak bola, sampai curhat tentang kehidupan, handphonenya kembali menyala. Menunjukkan logo WhatsApp dan display name 'Ndut❤️' yang terpampang jelas. Fajar rasanya ingin berdiri di atas meja dan menggoyangkan pinggulnya saking senangnya karena Rian sudah mulai luluh. Rian ini memang ngambekan, pundungan, atau apalah bahasa anak zaman sekarang. Tapi Fajar tidak masalah dengan sikap pacarnya yang satu ini dan tidak terlalu memikirkannya, malah dia terkadang suka gemas, apalagi saat Rian mulai menunjukkan bahwa dia sedang ngambek dari wajahnya. Bibirnya yang maju dan kerutan di antara kedua alisnya membuat Fajar ingin menciumi seluruh wajah pacarnya.
Dia membaca isi pesan tersebut, hanya satu pesan pendek bertuliskan 'kgn' yang membuat Fajar menahan senyum gemas. Dia pun segera mengetik balasan 'tumben?' dan menunggu balasan dari Rian. Terkejut bukan main saat pesannya dibaca tidak lebih dari satu menit dan muncul pesan singkat lagi dari Rian, sebuah emoji marah dan 'km dmn?' yang membuat Fajar gemas dan senang bukan main. Tiba-tiba muncul ide lucu dalam benak Fajar, dia membuka opsi kamera di kolom pesannya dengan Rian dan menjepret foto selfie dirinya tersenyum. Fajar mengirimnya dan menambahkan 'lg d cafe temeeen😛' sebagai pemanis. Fajar tersenyum semakin lebar saat Rian membaca pesannya dengan cepat dan membalas fotonya dengan pesan singkat menyuruhnya untuk pulang. Fajar lalu mengirim kembali foto dirinya di buat cemberut dengan pesan menolak suruhan Rian. Lalu dia dibuat sangat terkejut dengan kelakuan Rian setelahnya.
Terpampang dengan besar dan jelas, foto bagian belakang bawah Rian yang diambil dari arah depan seperti selfie mengenakan celana pendek yang memeluk setiap lekukan paha dan pantat serta pinggang Rian dengan sempurna. Lengannya sedikit mengintip menunjukkan bahwa dia memakai kaos tidak berlengan. Fajar meneguk ludahnya perlahan dan dengan tergesa menurunkan keterangan layar handphonenya agar foto Rian tidak terlihat oleh temannya yang lain. Hatinya semakin berdegup kencang ketika layarnya menunjukkan bahwa Rian menelfon dirinya, membuatnya segera izin menjauh dari teman-temannya untuk mengangkat panggilan Rian. Saat Fajar merasa sudah di tempat yang cukup sepi, dia mengangkat telfon Rian dengan jantung yang berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
daily dose (faj//ri)
FanfictionKumpulan cerita pendek Fajar/Rian untuk melengkapi hari-hari kamu🌤