Slick wit, lip lickin, we sleep in our skin..
Fast as I give in.. Right into you..Too deep, too fast, too..
***
Tidak terasa sudah memasuki bulan keempat Fajar menjadi ajudan Mayjen Ardianto. Selama kurang lebih empat bulan, Fajar telah mendapatkan banyak pelajaran maupun nasehat dan petuah dari sang Komandan.
Entah bagaimana menjadi sosok prajurit yang teladan atau bagaimana baiknya laki-laki berseragam bersikap. Tidak hanya menjadi figur Komandan namun Mayjen Ardianto juga seakan mengisi figur Ayah bagi Fajar yang jarang bertemu dengan Ayah dan Ibu kandungnya.
Selama empat bulan ini lah Fajar semakin mengenal keluarga Mayjen Ardianto. Jelas, karena posisi Fajar sebagai ajudan yang mengharuskannya tinggal di rumah dinas sang Komandan. Siap sedia membantu urusan dinas sang Komandan.
Fajar sudah hafal betul kebiasaan orang-orang rumah ini. Ibu Ardianto yang suka bercocok tanam di taman belakang rumah setiap akhir pekan, atau kebiasaan Bapak, panggilannya untuk sang Komandan, yang hobi menonton bola di tengah kesibukannya.
Tak jarang pula Fajar membantu Ibu dengan bunga-bunganya atau menemani Bapak menonton siaran pertandingan liga Inggris. Mereka benar-benar memperilakukan Fajar layaknya anak mereka sendiri.
Fajar bersyukur diberi kepercayaan sebagai ajudan Mayjen Ardianto.
Saking percayanya Bapak dan Ibu kepadanya, Fajar juga sering dimintai tolong oleh Bapak dan Ibu mengenai Rian. Iya, anak semata wayang mereka yang ada-ada saja tingkahnya.
Fajar cukup sering mendengar Bapak menceramahi Rian atau melihat Ibu menasehati Rian.
Kali ini pun tidak berbeda, Fajar lagi-lagi diberikan "tugas".
Dengan nada yang cukup desperate Bapak dan Ibu meminta tolong Fajar untuk "menjaga" Rian.
"Tolong ya, Jar.. Ibu udah gak tahu lagi harus nasehatin Rian seperti apa. Ibu harap kamu bisa jadi sosok kakak buat Rian.. Ibu dan Bapak percaya sama Fajar" kata Ibu lirih disambut dengan anggukan Bapak di sebelahnya.
Fajar hanya bisa tersenyum dan meng-iya-kan permintaan tersebut.
Walaupun tidak terpaut jarak umur yang jauh, tidak dipungkiri perilaku Fajar dan Rian memang berbeda 180 derajat.
Disiplin adalah kata yang tepat ketika menggambarkan sosok Fajar. Lulus dari sekolah menengah semi-militer, Fajar melanjutkan studinya di Akademi Militer. Aturan dan tata tertib sudah menjadi bagian dalam hidup dan dirinya.
Sedangkan Rian...
Rian baru saja mendapatkan surat tilangnya yang ketiga kali dalam dua bulan terakhir. Dia dijegat oleh Polantas karena mengendarai mobilnya di atas kecepatan maksimum dan ugal-ugalan pula.
Ketika Rian mencoba keluar dari situasi itu dengan menyebut nama Bapaknya, sang Polisi langsung menelpon Komandannya yang sialnya ternyata adalah teman baik Bapaknya sendiri, Mayjen Ardianto.
Tentu saja Rian terkejut ketika mendengar suara Bapak disambungan telfon.
Dan tentu saja Bapak tidak mengindahkan keinginan Rian yang ingin keluar dari situasi itu dengan mudah.
"Gak ada ya, Mas, kamu ditilang dan bawa-bawa nama Bapak lagi!" ujar Bapak dengan tegas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
daily dose (faj//ri)
FanfictionKumpulan cerita pendek Fajar/Rian untuk melengkapi hari-hari kamu🌤