Doyoung merasa sangat puas ketika melihat wajah Yedam yang layaknya kepiting rebus. Laki - laki tinggi itu kemudian mengambil album milik Yedam dan membukanya, pada halaman pertama digoreskan tanda tangannya dengan spidol hitam.
Yedam hanya terdiam. Matanya menilik wajah tampan Doyoung, bersinar dan berseri. Sepertinya Doyoung sangat bahagia hari ini. Pemuda itu masih saja tersenyum hingga menyentuh matanya.
"D-Doyoung-ssi, kita benaran pacaran?" Tanya Yedam dengan ekspresi polos. Dia masih tidak menyangka dilamar oleh biasnya sendiri. Doyoung tersenyum semakin lebar, "Tentu. Sehabis kamu pergi dari mejaku, kita putus deh."
Yedam melotot. "Apa - apaan sih itu?! Yasudah, aku diam saja disini." Ujarnya sambil melipat tangan di atas meja dan mengembungkan pipinya. Doyoung tertawa renyah lalu mengasak surai coklat tua Yedam.
"Manis, di fansign selanjutnya kita pacaran lagi ya?" Rujuk Doyoung yang segera diangguki Yedam dengan bibir yang digigit keras, berusaha agar tidak menyunggingkan senyum aneh seperti orang gila.
Orang - orang bilang dia terlihat aneh ketika tersenyum.
"Jangan gigit bibir, enggak baik lho. Nanti luka, ini pakai lipbalm ku. Aku curi dari Hyunsuk hyung tadi pagi di tasnya." Saran Doyoung sembari merogoh saku untuk mengambil lipbalm rasa stroberi miliknya. Yedam tersenyum simpul dan mengambilnya dari tangan Doyoung lalu mengolesi bibirnya sedikit.
"Nah, kita ciuman secara gak langsung deh kalau begitu." Ujar Doyoung dengan wajah ceria. Dia seperti baru mendapat jackpot dari pengundian lotre.
Yedam mengatupkan kembali bibirnya, malu namun sangat senang karena perlakuan manis Doyoung kepadanya. "Gombalanmu... belajar darimana sih kamu, Doyoung-ssi?" Tanya Yedam penasaran.
Doyoung mengendikkan bahu dan menggigit spidol yang ada di tangannya sembari menatap Yedam. "Enggak ada, sih. Mungkin cuma wujud cintaku padamu...?" Yedam sama sekali tidak merasa cringe mendengar line cheesy ala Doyoung. Justru Junkyu yang berwajah jijik karena sempat mencuri dengar perkataan dongsaeng-nya itu.
"Ingat datang lagi, oke? Saat ketemu di kesempatan lain, kita pacaran lagi ya?" Yedam mengangguk antusias dan memegang tangan Doyoung dengan erat yang dibalas dengan senyum lembut dari Doyoung. Pemuda berpakaian serba putih itu balas menggenggam tangan halus Yedam.
"Doyoung-ssi, saranghae!"
***
Yoonbin mengetuk pintu apartemen tetangganya dengan kebarbaran yang hakiki. "YEDAAAAAAAAAAAM!" Serunya tidak kenal tempat dan waktu.
Yedam yang mendengar kerusuhan tingkat tinggi di pagi hari depan apartemennya hanya menghela nafas. Tidak perlu dilihat dari interkom juga dia sudah bisa menebak siapa oknum nya.
Ha Yoonbin.
"Kau mau berkunjung atau menjadi maling ke rumahku, Ben?!" Hardik Yedam sesaat setelah Yoonbin muncul di hadapannya. Yoonbin hanya menyengir dan dengan tidak bersalahnya langsung menerobos masuk.
Apartemen Yedam ini cukup besar untuk ukuran anak muda. Ada ruang tamu, dapur, ruang baca, kamar tidur, dan kamar mandi.
"Memangnya kau ingin apa sih, Bin? Kau ini selalu saja mengganggu pagiku yang damai. Biarkan aku meresapi sisa kebahagiaanku yang kemarin!" Yedam melanjutkan makiannya kepada Yoonbin yang menulikan telinga terhadap kata - kata umpatan yang dikeluarkan Yedam kepada dirinya.
"Ah, kutebak karena fansign kemarin kan? Dasar pemuja bias!" Tebak Yoonbin yang seketika membawa rona merah ke pipi Yedam.
Yedam membawa nampan berisi sarapan untuknya dan Yoonbin. Sudah terbiasa mereka, jika Yoonbin mampir ke apartemen Yedam berarti lelaki itu otomatis akan numpang makan juga kesana, tentunya selain menyelesaikan urusan mereka maupun hanya menjenguk Yedam secara cuma - cuma.
"Terimakasih, Damie!" Seru Yoonbin ceria dengan eye smile-nya dan langsung memakan sarapan buatan Yedam untuknya. Rakus sekali, batin lelaki manis itu sambil menatap sahabatnya yang makan seperti orang kesetanan.
Keduanya lalu makan dalam keheningan, namun menenangkan. Bukan kikuk. "Wah, ini enak banget. Seleraku sekali, apa ini menu yang baru kau rancang?" Tanya Yoonbin, tertarik dengan proses pembuatan masakan Yedam. Sahabat nya ini memang pintar dan hobi memasak, cocok menjadi spot restoran gratisan Yoonbin setiap hari.
Yedam mengangguk males.
"Lalu apa tujuan sebenarnya kau datang kesini?" Tanya Yedam setelah dia juga selesai makan.
"Ahya, hampir saja kelupaan. Aku datang membawa tawaran pekerjaan untukmu." Yoonbin berkata dengan alis yang digoyang-goyangkan sembari meraih tas yang sudah dia letakkan di sampingnya sebelum menyantap sarapan.
Laki - laki berponi tersebut mengeluarkan berkas dari dalam tasnya dan meletakkan tumpukan yang cukup tebal itu di atas meja setelah Yedam bergerak untuk merapikan peralatan makan mereka ke bawah meja sementara.
"Bagaimana kalau menjadi Manajer YGA?"
***
A/N: ngebut aku kayak christiano ronaldo, eh maksutnya valentino rossi atuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacet ; DoDam
Fanfiction"tacet" (it) is silent. Treasure tidak mempunyai manajer, sementara Doyoung terus - terusan menerima surat misterius. "If you can feel it too, would you love?"