Hari ini member Treasure melakukan proses syuting untuk siaran vlive mereka. Yedam dan Haruto baru saja datang dari kegiatan shopping tambahan mereka, yang ditunggu oleh seluruh tim sedari dua puluh menit lalu.
"Yedam-ssi, Haruto-ya, kalian sudah sampai rupanya. Maaf ya membuat kalian harus belanja dua kali!" Ujar Ketua Tim, Nona Chang dengan tak enak hati karena sudah merepotkan dua laki - laki tersebut.
Haruto tersenyum dan menenangkan noona-nya itu sementara Yedam harus memenuhi panggilan dari Asisten Go, salah satu orang penting dalam tim yang membawahi dirinya dan beberapa staff lain. "Ada apa, hyung?" Tanya Yedam seraya mengatur napas ketika sampai di dalam ruangan pribadinya.
Asisten Go mendongak dan mengulas senyum seraya mengulurkan kartu tanda pengenal kepada Yedam. Kening pemuda itu mengerut, pertanda sedang kebingungan. "Ini... untuk apa?" Tanya Yedam lagi. Asisten Go tersenyum.
"Yedam-ssi, tolong pakai tanda pengenal itu mulai sekarang ya. Kau akan menjadi manajer sekaligus ketua tim aransemen untuk Treasure." Mata Yedam sukses membelalak mendengar perkataan atasannya itu. "Apa?! Anda serius, tidak bercanda kan?! Kalau ini semua adalah lelucon, sebaiknya jangan sejauh ini..." Yedam berteriak namun suaranya kian mengecil ketika di akhir kalimat. Dia masih tidak percaya.
'Apakah mereka tahu aku memiliki bakat 'itu'?'
"Tuan Go, apakah anda tahu sesuatu tentang saya?" Tanya Yedam dengan takut - takut. Asisten Go tersenyum kembali, membuat Yedam semakin paranoid dan hanya menatap lantai yang ditapakinya. Apa atasannya itu akan memecatnya?
"Aku tau kalau kau-lah yang mengirim lagu - lagu pendek dari beberapa tahun lalu itu. Dan aku juga sudah tau bahwa kau sedang mengirimi anggota Treasure pesan dengan berisi potongan lirik lagu buatanmu. Maka dari itu, setelah menemukan dirimu aku tidak akan menyia-nyiakan bakatmu lagi, Yedam-ssi." Yedam menggigit bibir setelah mendongak, masih takut dengan ucapan selanjutnya dari Asisten Go.
"Kau menerimanya dengan menandatangani kontrak ini atau aku akan memberitahu para petinggi bahwa kau telah meneror anggota Treasure dengan lagu - lagu buatanmu sejak empat tahun yang lalu. Bagaimana?"
Yedam menghela nafas, ternyata ada yang sudah mengetahui aliasnya dalam dunia composing selama ini.
Tamatlah sudah riwayatnya jika dia memutuskan untuk menolak.
Yedam akan dipenjara karena perbuatannya yang meneror para member Treasure.
Yedam duduk di kursi yang kosong dan mengambil pulpen yang tergelatak di atas meja, menggerakkan tangannya untuk menorehkan coretan berupa tanda tangannya di atas kertas putih tersebut. Asisten Go tersenyum penuh arti melihat pilihan yang diambil oleh pemuda bersurai hitam tersebut.
"Senang bertemu denganmu, Purple Sky-nim."
***
Doyoung berlari dengan kecepatan penuh ketika mendengar namanya dipanggil oleh penjaga gedung di depan pintu ruangan latihan mereka. "Ada apa, Paman Cheon?"
Paman Cheon, sang penjaga yang mengenakan pakaian seragam serba hitam itu menyerahkan sebuah amplop berwarna ungu dengan hiasan minimalis, seperti biasa tanpa nama pengirim.
"Siapa yang membawakan ini, paman?" Tanya Doyoung penasaran. "Saya tidak tahu, hanya saja tadi saya temukan di atas meja resepsionis. Pekerja di resepsionis juga memintanya untuk membawakan kepada anda saja." Jelas Paman Cheon sedikit terbata - bata karena penyakit yang dideritanya lalu pamit untuk turun kembali ke bawah.
Doyoung mengerutkan kening lalu kemudian memutuskan untuk tidak memikirkan tentang pengirim surat ini. Dia biasanya menerima secarik kertas yang dilipat dengan selotip saja, tapi kali ini disertai dengan amplop, berwarna ungu pula. Doyoung merasa sedikit familiar.
Ah, mungkin saat dia kecil pernah juga diberikan amplop ulang tahun berwarna serupa oleh orangtuanya.
Apa mungkin ini orangtuanya?
Tidak mungkin orangtuanya memiliki waktu luang untuk mengiriminya surat begini. Kan' bisa langsung telepon saja.
Doyoung melepas rekatan lem nya dan mengeluarkan secarik surat berwarna ungu muda. Tangannya bergerak untuk membuka kertas kecil tersebut dengan pelan. Matanya menyusuri satu per satu kata yang tertulis dengan pena merah muda di sana.
"You're my boo,
spreading in that sky My Love."
Doyoung mengulas senyum simpul. Ternyata penggemar rahasianya juga sama - sama suka menggoda seperti dirinya. Dia meraih dompet cokelatnya yang berada di dalam saku jaketnya dan menyimpan kertas tersebut bersama dengan kertas - kertas lain yang sudah didapatnya selama beberapa minggu ini.
"Doyoung-ie, sedang apa kau disana? Ayo bersiap untuk siaran vlive hari ini." Mashiho menghampiri sosoknya yang tanpa sadar sibuk tersenyum sendiri sembari menatap ke dalam dompetnya. Mashiho kira dia baru saja mendapat rezeki nomplok.
Doyoung terbuyarkan dari lamunannya dan segera memasukkan dompetnya kembali ke dalam saku jaket. Siapapun itu, Doyoung ucapkan terimakasih karena sudah membuat harinya menjadi istimewa.
Lirik lagunya... membuat Doyoung ingin bernyanyi namun sayang tidak mengetahui bagaimana nadanya.
Mungkin disini ada yang tahu bagaimana nada dari lagu itu? Doyoung sungguh penasaran.
***
A/N: ada yang bisa nebak itu lagu apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacet ; DoDam
Fanfiction"tacet" (it) is silent. Treasure tidak mempunyai manajer, sementara Doyoung terus - terusan menerima surat misterius. "If you can feel it too, would you love?"