25. PUTUS KAH?

773 66 10
                                    

SIAP BACA CERITA BARU BUT GENGSTER
.
.
.
.
.
.

25. PUTUS KAH?

Zidny menoleh ke arah Omanya yang menangis tersedu sedu di depan Pintu. Zidny tersenyum seakan akan memberi tahu bahwa dirinya baik baik saja

"Tau apa kamu tentang egois ha!" Bentaknya lagi. Ah.. Zidny kira akan selesai tenyata masih diperpanjang

"Ney udah punya cowo Pa" Ujarnya Mencoba senetral mungkin

"Saya tidak mau tahu!" Ujarnya kemudian berjalan keluar, membawa Oma keluar dari Kamar Zidny

Zidny menghempaskan pintu kamarnya. Menangis dengan memeluk lututnya. Bunyi nyaring itu kembali terdengar. Zidny melepaskan Jam tangan Sialan itu lantas membuang ke sembarang arah.

Ia benci terlihat lemah, Ia meremas bagian dadanya yang semakin terasa sesak "Sakit..." Lirihnya

***

Zayn berjalan menuju Kantin dengan Muka Datarnya. Zayn Tidak boleh terlihat lemah. Kali ini ia akan menggunakan topeng yang lebih untuk menahan kekecewaannya

"ZAYY..." Seseorang meneriaki Namanya, Zayn menoleh kemudian menunjukkan wajah datarnya

Sesaat kemudian seseorang itu memeluk erat Lengan Zayn "Aku kangen sama kamu" Ujarnya

Zayn hanya diam menelusuri koridor sekolahan. Tangannya enggan disentuh makhluk haram seperti ini namun apa daya. Ia akan mencoba memulai hidup barunya

Zayn memasuki kantin, dimana meja kekuasaan Lexis sudah dipenuhi beberapa anak Lexis, terkecuali Bevan dan Nabil

"Tu ulet keket ngapain si" Sungut Leon melihat Zayn yang tengah di gandeng oleh Nayla dari kejauhan

"Gatel gatel nih tangan abdi" Putra bergidik geli, Seakan Ia yang dipeluk oleh Ulat Memet seperti Nayla

Sedangkan Anak Lexis tengah Tertawa. Zagn duduk disebelah Putra disusul Nayla

"Ketempelan dimana boss?" Jordan membuka pembicaraan

Zayn mengedikkan bahunya. Dulu ia sangat menyayangi gadis disampingnya namun semua terganti oleh kebencian. Kebencian dimana Nayla memanfaatkan semua kebaikan Raja Kecil

"Apasih kalian iri aja gue Deket sama ma baby" Ujar Nayla dengan Nada yang di Manja manjakan

Leon mengembungkan pipinya menahan tawa, Pede lu Khap "Ma bebi ma tresur answerma poreper" Sambung Leon

"HAHAHA" Putra tertawa "Ehh ulet keket mending you get out aja ye dari sini, gatel gatel nih tangan aing" Usirnya Kasar

"Ih sewot aja sih kalian, kan gue mau manja manja sama my baby" Nayla memanyunkan bibirnya

***

"Apaan dah banget sih Si Zayn, Putus aja belum udah mau aja di gandeng cewe lain" sungut Fanya yang berada tak jauh dari meja anak anak Lexis

Bevan menatap nanar pada ketiga sahabatnya. "Jauh ya kita sekarang" batinnya

"Harusnya kita saling menguatkan bukan terpecah kaya gini" lanjut Bevan membatin

Zidny tersenyum getir melihat ketiga orang di sekelilingnya hanyut dalam pikiran Masing Masing. "Yaudah yuk makan"

Nabil mendongak menatap Ke Arah Zidny yang tengah menatap Makanan didepannya

"Kenapa?" Tanya Nabil, Zidny menatap Nabil heran

"Apanya?" Tanya Zidny heran

"Pipi Lo" Ujar Nabil.

Zidny menggeleng "Gapapa

Bevan meneliti lebih Dalam "Ditampar"  Ujar Bevan seakan menjadi seorang cenayang

"Siapa?" Tanya Nabil lagi, Zidny menghembuskan Nafasnya

"Papa"

Tangan Nabil terkepal. Apa boleh seorang lelaki menyakiti perempuan? Tidak kan?

"Gue udah ga kuat" lirih Zidny "ini gue sakit.." Ia menunjuk Dadanya

Seketika Fanya memeluk Zidny "Kuat ya! Gue tau Lo kuat Ney" Lirihnya

Nabil menahan sesak di dadanya, kenapa jadi seperti ini? Kenapa ia yang harus menjadi korban kelakuan kakeknya?

"Bil..." Lirih Zidny

"Iya?" Jawab Nabil sembari menatap Zidny Iba

"Bantuin gue ya" Lanjut Zidny, Nabil mengerutkan Dahinya

"Bantuin gue buat pergi dari sini" Zidny memperjelas Perkataannya. Lantas Zidny menatap sendu Kedua Orang yang tidak jauh dari hadapannya. Zayn dan Nayla

Nabil menggeleng "Ga gini Ney caranya" Ujar Nabil

"Tapi sakit..." Setetes Cairan keluar Dari mata indah Zidny. Seakan Menggambarkan semua kesakitannya

Nabil bangkit seketika memeluk erat Zidny "Maaf" lirihnya

Bevan Membeku, Sedekat itukah ikatan Batin mereka? Seketika Bevan Ikut tersenyum.

"Adek gue gaboleh sedih ya! Kita cari jalan keluarnya" Nabil mengelus Lembut Rambut Zidny

Fanya Tersenyum. Nabil benar benar membuktikan ucapannya. Bahwa ia akan menjaga Zidny layaknya seorang Kakak menjaga Adiknya

BUGH

Nabil tersungkur, ia mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan Darah "Jadi Ini kelakuan Lo berdua di belakang gue!?" Sinis Zayn murka

Zidny menggeleng meraih Tangan Zayn "Abang cuma nenangin Ney" lirih Zidny

Zayn menepis lantas berdecih "Udah Abang Abang aja ya, hahaha" tertawa. Namun menyiratkan kekecewaan yang mendalam

"Lo bener bener gak jauh dari kata murahan Ney!"

Zayn menghirup Nafasnya dalam " KITA PUTUS" Final Zayn. Zidny menggeleng. Lagi. Jam itu kembali berbunyi nyaring

Zidny menahan sesak di dadanya, memegangi dadanya dengan kuat. Lantas Zidny bangkit lalu berlari menuju kearah belakang sekolah

"KEJAR BANGSAT CEWE LO!" Panik Fanya, Zsyn menggeleng "Kejar cewe Lo Bil!" Ujar Zayn mengharah ke Nabil. Menirukan Ucapan Fanya.

Seperdetik kemudian Zayn berlari menuju arah yang berlawanan Dengan Zidny. Semua Heran. Penghuni kantin menatap keduanya heran

Tanpa pikir panjang Nabil bangkit. Mencari keberadaan Zidny. Ia berlari menuju kearah belakang sekolah.

"Sakit bang..." Lirih Zidny seakan tau yang di belakangnya saat ini adalah Nabil

Nabil berjalan mendekat. "Kuat ya!" Nabil mengenggam tangan Zidny erat

"Gue mau pergi aja" ia menatap Nabil memohon. Nabil mengedikkan bahunya

"Asal Lo bahagia apapun!" Ujarnya, Zidny tersenyum

"Apapun demi adek kesayangan gue" Lanjutnya

***

Gimana Sama Chapter Ini? Seru gaa??

SUKA SAMA SIAPA?

ZIDNY

ZAYN

ASTA

LEON

PUTRA

FANYA

JANGAN LUPA COMMENT AND VOTE YOO!

'BOUT GENGSTER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang