Lan Wangji menginjak gas mobilnya, mobilnya meluncur bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. Dia ingin cepat-cepat tiba di kampus untuk mengecek keberadaan gadis manis yang sudah berhari-hari mengganggu tidurnya sejak pertama kali melihatnya.
Saat ini hati dan pikirannya hanya tertuju pada gadis bermarga Wei itu. Belum pernah dia merasakan kekhawatiran yang teramat sangat pada seseorang.
Ternyata dugaannya benar bahwa Wei Ying masih berada di kampus karena dia melihat mobil gadis itu masih terparkir di sana. Dengan sembarangan dia memarkirkan mobilnya dan berlari menuju gedung kampus.
Langkahnya terhenti saat melewati halaman depan gedung kampus. Samar-samar dia melihat seseorang berdiri di tengah halaman kampus. Orang itu hanya berdiri diam ditengah derasnya hujan.
Betapa terkejutnya Lan Wangji saat menyadari bahwa orang itu adalah Wei Ying yang sedang diikat di tiang dengan posisi berdiri dan tidak sadarkan diri. Lan Wangji berlari mendekati gadis yang tak berdaya itu.
"Wei Ying! Kau tidak apa-apa?" Lan Wangji memegang wajah Wei Ying untuk memastikan keadaannya.
Lan Wangji segera melepaskan tali yang mengikat tubuh Wei Ying. Setelah tali terlepas, sontak tubuh gadis yang sedang tak sadarkan diri itupun terjatuh. Lan Wangji pun langsung menangkap tubuh itu dan mendekapnya senyaman mungkin.
"Wei Ying!"
Gadis manis itu masih memejamkan matanya. Tubuhnya yang basah oleh guyuran hujan terasa dingin bagaikan patung es. Lan Wangji pun langsung membopong tubuh Wei Ying dan berlari menuju mobilnya.
Sementara itu ketiga pemuda bermarga Wei itu baru saja tiba di kampus. Mereka melihat Lan Wangji berlari ke mobilnya sambil membopong tubuh adik mereka. Mereka langsung berlari menghampiri Lan Wangji.
"Apa yang terjadi pada A-Ying?" tanya Wei Yang cemas.
"Nanti saja kita bicara," ujar Lan Wangji. "Bawa Wei Ying ke rumah sakit dulu."
Wei Jung segera membuka kan pintu belakang mobil Lan Wangji. Dengan hati-hati Lan Wangji membaringkan tubuh Wei Ying di kursi belakang.
"Wangji, aku ikut denganmu untuk menjaga Wei Ying," ujar Wei Jung.
"Hn. Masuklah."
"Kak Yang dan Kak Yung naik mobilku. Ikuti kami ke rumah sakit."
"Baik," sahut Wei Yang cepat.
Wei Jung segera masuk ke dalam mobil Lan Wangji. Dia duduk di kursi belakang dengan memangku kepala adiknya yang terkulai lemah. Sedang Wei Yang dan Wei Yung dengan mengendarai mobil Wei Jung mengikuti mobil Lan Wangji menuju rumah sakit.
===***===
Wei Yang, Wei Yung, dan Wei Jung duduk di bangku yang disediakan depan ruang gawat darurat. Sedangkan Lan Wangji berdiri bersandar pada dinding. Raut wajahnya tidak lagi terlihat datar tanpa ekspresi lagi. Wajahnya menampakkan betapa cemasnya dirinya terhadap keadaan Wei Ying yang saat ini sedang ditangani oleh dokter.
"Kenapa dokter belum juga keluar?! hiks..." Wei Yung menangis.
"A-Yung tenanglah..." Wei Yang memeluk Wei Yung dan dibalas oleh Wei Yung."
"Maafkan kakakmu ini A-Ying... hiks... aku tidak bisa menjagamu dengan baik... hiks..." Wei Jung meremat rambutnya dengan frustasi.
Satu jam telah berlalu, dan tak lama kemudian dokter tersebut keluar dari dalam ruang gawat darurat dengan raut wajah cemas. Keempat pemuda itu pun langsung menghampiri dokter tersebut untuk mengetahui keadaan Wei Ying.

KAMU SEDANG MEMBACA
Three Possessive Brothers (HIATUS)
FantasyUntuk sementara belum ada diskripsinya