Wei Ying berjalan kesana kemari dengan lincahnya. Wajahnya terlihat begitu senang, senyuman manis tak pernah lepas dari bibirnya. Begitu banyak permainan yang menarik perhatiannya.
Wei Yung, Wei Jung, dan Lan Wangji dengan setia mengikuti kemana pun gadis manis itu melangkah. Wei Jung sesekali memperhatikan raut sahabatnya yang menurutnya saat ini terlihat berbeda. Wajah yang biasanya datar dan dingin kini terlihat senyuman tipis yang selalu muncul setiap kali melihat ke arah gadis manis yang sedang berjalan kesana kemari.
Setelah beberapa jam berlarian kesana kemari dan mencoba beberapa wahana, Wei Ying mulai terlihat lelah. Dia menghempaskan pantatnya disalah satu bangku yang ada di taman bermain itu.
"Haaahhh..." seru Wei Ying menyelonjorkan kakinya.
"Ini. Minumlah." Lan Wangji menyodorkan botol minuman dingin. "Apa kau senang?"
"Iya, aku sangat senang," jawab Wei Ying seraya memperlihatkan senyuman termanisnya. "Terima kasih, kak Lan Zhan. Sudah lama aku ingin sekali datang ke sini."
"Kenapa tidak pernah bilang pada kami?" tanya Wei Yung. "Kami kan bisa menemanimu."
"Kak Yang dan kak Yung kan sibuk kerja. Kalau aku mengajak kalian lalu kapan kalian istirahatnya?" jawab Wei Ying.
"Kalau kau tidak bisa mengajak kak Yang atau kak Yung, kan masih ada aku," sahut Wei Jung. "Kau bisa mengajakku kapan saja."
"Hhhh... Kak Jung kan sibuk kuliah," ujar Wei Ying menghela napas pelan. "Aku tidak mau mengganggu belajar kak Jung."
Wei Yung dan Wei Jung terdiam, saling bertukar pandang dengan wajah sendu. Wei Yung membelai surai adiknya perempuannya dengan sayang.
"Maafkan kami yang terlalu sibuk dengan urusan kami tidak memperhatikan perasaanmu." Wei Jung berlutut dan menggenggam tangan Wei Ying dengan lembut.
"Tidak apa-apa." Wei Ying tersenyum. "Aku bisa mengerti kok. Yang penting sekarang keinginanku sudah tercapai."
"Aku bisa menemanimu kapan saja."
Ketiga Wei bersaudara langsung menatap ke pemilik asal suara. Suara itu berasal dari pemuda yang tengah berdiri dibelakang Wei Jung yang masih berlutut di depan Wei Ying. Wajah datar yang biasa terpasang di wajahnya kini terdapat senyum tipis yang terlihat manis menghiasi bibirnya.
"D-Dia t-tersenyum..." gumam Wei Ying dan Wei Jung bersamaan dengan mata membulat.
===***===
Sang matahari mulai berganti tugas dengan sang bulan. Siang telah berganti malam, bintang-bintang pun mulai bertaburan di langit yang gelap. Ketiga Wei bersaudara dan Lan Wangji mulai merasa lapar.
"Aku lapar sekali," rengek Wei Ying sambil mengelus perutnya.
"Kalau begitu ayo kita cari makan," ajak Wei Yung.
"Tapi aku sudah lelah berjalan," rengek Wei Ying lagi.
"Aku akan membeli makanan," ujar Lan Wangji. "Kalian tunggu disini."
"Tunggu aku ikut denganmu!" sahut Wei Jung. "Kau pasti butuh bantuan nanti untuk membawa banyak makanan."
"Hn. Ayo."
Lan Wangji dan Wei Jung melangkah pergi untuk membeli makanan. Sedangkan Wei Yung dan Wei Ying menunggu di tempat yang ada mejanya agar mereka bisa makan dengan nyaman nanti.
Sepuluh menit telah berlalu tapi Wei Jung dan Lan Wangji belum juga kembali. Wei Ying melihat ada yang aneh pada kakak keduanya yang duduk di sampingnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/245270911-288-k520443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Possessive Brothers (HIATUS)
FantastikUntuk sementara belum ada diskripsinya