499 63 17
                                    

Lucknow, India.

Pesawat mendarat mulus di Bandara Internasional Lucknow. Yibo turun dari pesawat. Didepan sudah tersedia Limosin hitam kebanggaannya datang menjemput lalu ia masuk kedalam setelah salah satu bodyguard membukakan pintu untuknya.

Sepanjang perjalan menuju mansion, dimana acara pernikahan itu dilaksanakan, Yibo hanya diam melihat dari kaca mobil pemandangan diluar. Pikirannya kosong. Ia merasa sebilah pisau tak kasat mata terasa menusuk tepat dijantungnya sekarang.

Ia sengaja datang pada hari dimana acara itu berlangsung karena hatinya tidak sanggup jika harus berlama-lama melihat kedua pasangan itu.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan akhirnya pria tampan itu sampai ditempat yang akan diadakan prosesi pernikahan dikediaman Deng Lun. Mansion megah itu disulap menjadi lebih megah karena dekorasinya. Terlihat dari pintu gerbang depan mansion yang menjulang tinggi juga hamparan bungan yang berjejer menghiasi pintunya. Yibo sempat mendengar dari Xiao Zhan kenapa Deng Lun memilih Lucknow menjadi tempat mereka mengucapkan janji suci itu karena tempat ini adalah awal dari pertemuan keduanya.

Yibo melihat mobil-mobil tampak berjajar disepanjang jalan, mengantre sampai bisa masuk kedalam mansion begitu pula dengan dirinya harus turut mengantre. Ada beberapa pemeriksaan sebelum melewati pintu gerbang salah satunya pengecekan undangan itu dilakukan agar semua berjalan dengan lancar.

Mobil Yibo berhenti di pelataran mansion. Ia turun dengan cepat sambil membawa ransel kecil yang ia gendong di punggungnya, memberikan kunci mobil kepada pelayan meminta diparkirkan. Ia disambut hangat oleh beberapa pelayan yang berjejer di pintu utama mansion. Yibo berjalan memasuki ruang prosesi pernikahan yang disuguhkan dengan moment ketika Deng Lun melamar Xiao Zhan. Hati nya kembali tercubit.

Mata sipitnya melihat ke kanan dan kiri mencari Xiao Zhan.

"Permisi apa kau tau dimana Xiao Zhan?". Cegat Yibo pada pelayan yang membawa nampan berisi berbagai minuman.

Pelayan tersebut mencerna ucapan Yibo lalu tersenyum. "Tuan Xiao Zhan ada di lantai dua Tuan". Yibo mengangguk.

Yibo berjalan dengan langkah lebar kearah tangga menuju lantai dua tepatnya kamar khusus pengantin wanita karna Xiao Zhan posisinya sebagai pasangan pria. Sesampainya di atas ia melihat tulisan didepan pintu yang mengatakan ruang khusus lelaki cantiknya yang sebentar lagi menjadi milik orang lain.

Saat melangkah kearah depan pintu mata sipitnya melihat kaca berukuran besar di samping kanannya, ia mendekat. Wang Yibo menatap pantulan dirinya didalam cermin, dengan wajah yang tercetak jelas raut lelah dan sedih namun tidak melunturkan ketampanannya, tubuhnya yang atletis ditambah warna kulit putih menambah kesan sexy dan hot pada dirinya. Memakai Tuxedo berwarna hitam dengan aksen navy disepanjang garis kerah juga kancing senada dengan dasi yang ia kenakan membuatnya terkesan tampak sempurna.

Ia membalikkan badan teringat tujuan utamanya yaitu menemui Xiao Zhan. Tanpa mengetuk terlebih dahulu tangannya langsung membuka kenop pintu sampai terbuka lebar lalu bersandar di ambang pintu dengan tangan menyilang didada.

Didepannya tampak Xiao Zhan berdiri didepan cermin berukuran sedang. Lelaki cantik itu mengenakan Tuxedo berwarna putih gading dengan hiasan bunga rose disaku atas sambil menatap kagum dirinya melalui pantulan cermin. Xiao Zhan bersiap-siap dengan bantuan penata rias untuk memoles wajahnya sedikit agar terlihat tidak terlalu pucat.

"Mengagumkan". Puji Yibo yang menatap Xiao Zhan dari belakang.

Xiao Zhan sontak terkejut saat telinganya mendengar suara yang tak asing, suara yang sedang ditunggu-tunggu olehnya. Ia membulatkan mata saat melihat pantulan Yibo dicermin. Pria itu dibelakangnya sekarang. Xiao Zhan membalikkan badan dengan raut tak terbaca ada rasa senang, sedih, bahagia menjadi satu.

Oh Hearts, Its DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang