06. Sakit

5.1K 409 11
                                    

Pluem 4 tahun, Frank 1 tahun

New sedikit berlari sepanjang lorong rumah sakit. Tadi baru saja Arm sekretaris Tay menghubungi dirinya kalau suaminya pingsan di kantor.

New menemukan ruangan rawat Tay, dia membuka pintu ruangan itu dan melihat Tay sendirian terbaring diranjang rumah sakit.

"Mas.." panggil New pelan.

Tay membuka matanya ketika namanya dipanggil lalu tersenyum.

"Kamu kenapa? Kok bisa pingsan?"

"Aku-"

"Kan aku udah bilang jangan lembur terus. Apasih yang kamu cari? Uang? Semuanya udah lebih dari cukup mas. Kebutuhanku sama anak-anak udah tercukupi."

"Maaf"

"Udah terlanjur mas"

Setelah itu ada dokter masuk membawa hasil perkiraan penyebab sakit Tay, dan juga perawat untuk mengambil darah untuk di cek lab.

"Gimana dok?" Tanya New khawatir.

"Berdasarkan gejala yang dirasakan, lambung suami anda luka, maka dari itu kita akan ambil darahnya lalu di cek lab.."

New mengangguk.

Lalu lengan Tay ditusuk jarum. Tay meringis kecil, New menggenggam tangan Tay agar sedikit tenang. Setelah perawat selesai mengambil darah Tay, dokter memberikan wadah kecil untuk urin Tay besok pagi.

•••

Keesokan harinya hasil lab Tay keluar. Tay didiagnosis mengalami tifus, demam berdarah, serta lambung luka. New semakin khawatir dengan Tay, penyakitnya cukup parah.

"Maaf ya Hin,"

"Buat apa Mas?"

"Maaf udah bikin kamu khawatir."

"Iya. Tapi jangan lagi kayak gini."

Tay mengangguk.

"Anak-anak gimana?"

"Udah kamu ngga perlu mikir anak-anak dulu. Anak-anak aku titipin."

•••

Pluem, Frank, dan Gun datang.

"Ayah kenapa?" tanya Pluem.

"Ayah ngga apa-apa kok bang." Jawab Tay lemas.

"Ayah cakit?" Si bungsu juga penasaran.

"Iya dek, ayah sakit. Adek doain ya? Sekarang Abang sama Adek pulang dulu sama Om Gun, Oke?" Kata New memberi penjelasan.

"Bunda ngga ikut pulang?" Pluem.

"Bunda jagain ayah disini."

•••

Dua hari Tay di rumah sakit, keadaannya semakin menurun. Pluem dan Frank sudah rewel rindu dengan bundanya.

"Hin, pusing, badan mas sakit semua" Ucap Tay lemas.

New merasa kasihan dan khawatir kepada Tay.

"Iya mas, kamu yang sabar ya?" Kata New, air matabya hampir menetes, tapi ditahan.

Pintu terbuka, Pluem dan Frank berlari masuk diikuti oleh Gun dibelakangnya.

"Ayah Bunda!"

"Eh anak-anak bunda" sambut New dengan senyumnya. Dari atas ranjang rumah sakit Tay tersenyum kepada anak-anaknya.

"Ayah liat abang sama adek punya sesuatu buat ayah.." ucap Pluem sambil menunjukan sebuah kertas.

Tay menerima kertas itu dan melihatnya. Tay dibuat terharu oleh anak-anaknya. Kertas itu merupakan hasil gambar keduanya, meskipun Tay yakin sebagian besar adalah gambar Pluem karena Frank masih kecil belum begitu mengerti.

"Bagus ngga yah?"

Tay tersenyum, New mengangkat Pluem lalu Frank duduk di ranjang ayahnya. Tay memeluk kedua anaknya erat.

"Ayah sayang banget sama abang adek, besar nanti jangan kaya ayah ya? Maafin ayah juga ngga punya banyak waktu buat kalian dan bunda. Ayah janji ayah bakal lebih punya banyak waktu bareng kalian." Ucap Tay yang hampir menangis tersebut. New dari sisi ranjang ikut tersenyum melihat pemandangan ini.

New ikut memeluk mereka. New sedikit bersyukur karena dengan diberi sakit seperti ini Tay akhirnya sadar.

Tay melepas pelukannya, dia menyeka air di ujung matanya. Dia sadar bahwa ia harus lebih sering mempunyai waktu bersama keluarganya.

"Ayah kok nangiss?" Tanya Pluem polos.

"Hah? Engga kok, ayah ngga nangis."

~~~
pendek dulu yah? oh iya kalian mau ngga kalau kadang" aku bikin cerita Tay sama New waktu pacaran?

The Vihokratana'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang