07. Night Driving

4.3K 317 8
                                    

New kuliah tahun pertama, Tay udah kuliah tahun ketiga.

"Hin nanti malem main yuk?"

"Kemana mas?"

"Ngga tau, ikut jalanan aja"

"Mau long night driving?"

"Boleh."

°°°
Malam harinya Tay dan New berangkat menggunakan mobil pribadi Tay. Mereka memulai perjalanan sekitar pukul tujuh malam.

Mereka hanya berjalan mengendarai mobil sambil berbagi cerita, menyanyikan lagu dari radio. Sampai Tay mengeluh dia lapar.

"Hin aku laper hehe.."

New sudah persiapan dengan membawa air panas dan juga mi cup.

"Minggir dulu mas." Tay menepi di sekitar hamparan rumput hijau yang luas.

Tay turun dari mobilnya, duduk di hamparan rumput hijau itu. Kepalanya mendongak menatap berjuta bintang di langit malam ini.

New datang membawa dua cup mi instan. New menyodorkan salah satu tangannya, Tay menerima mi instan itu.

Sebelum memakannya Tay mengambil earphone di saku jaketnya dan menyambungkan kabel earphone ke ponselnya.

Satu sisi earphone ia pasang pada telinga kanan New dan satu sisi lainnya ia pasang di telinga kirinya. Ponselnya memainkan lagu Mirror yang dibawakan Justin Timberlake.

Mereka menikmati lagu sampai di bagian.

I don't wanna lose you now
I'm lookin' right at the other half of me.

Mereka saling menatap wajah serta mata satu sama lain. Menyanyikan bagian lagu itu sambil tersenyum. Membiarkan mi instan ditangan mendingin oleh angin. Hingga lagu habis mereka masih bertatapan.

"H-hin mas boleh peluk?"

New mengangguk mantab.

Tay meletakkan cup mi miliknya dan langsung memeluk kekasihnya itu. Tay menghirup aromah tubuh New di leher membuat New kegelian.

Tay melepas pelukannya, lanjut menciumi seluruh wajah putih New.

"Kita bertambah lebih tua, aku berpikir tentang hal itu akhir-akhir ini, apakah itu pernah membuat kamu gila, bahkan ketika malam berganti, itu ngga akan pernah rubah aku sama kamu." Ucap Tay.

"Apasih kamu mas? Kamu translate lirik lagu kan?"

"Kok kamu tau?" Ujar Tay panik.

"Taulah, orang kayak kamu kok tiba-tiba jadi puitis gitu."

Tay menekuk wajahnya.

"Ha ha ha, ngga apa-apa mas, yang penting kamu udah usaha. Aku suka kamu apa adanya. Ngga perlu bikin kata-kata, cukup Mas ada disamping New dukung New terus itu udah lebih dari cukup mas"

"Makannya udah selesai kan? Ayo ke mobil lagi." Ajak Tay. Mereka kembali ke mobil, Tay kembali melanjutkan perjalanan tanpa tujuannya tersebut.

Meskipun didalam mobil, tangan mereka saling berpegangan tangan. Tay dan New menikmati perjalanan ini. Lagu-lagu yang keluar di radio kebanyakan lagu favorit mereka.

i have loved you since we were 18
long before we both thought the same thing to be loved and to be in love

Lagi-lagi Tay menatap mata New. Merasa di tatap New salah tingkah.

"Fokus nyetir mas!" tegur New dengan pipi yang mulai memerah.

Tentu saja Tay tidak menurut. Ia menghidupkan mode autopilot mobilnya. Ia semakin memperdalam tatapannya. Sampai akhirnya bibir mereka saling bertautan.

Tay melepas tautan mereka, ia kembali menyetir.

"Ngapain malu?"

"Siapa yang malu?"

"Itu tadi pipimu merah, kan mas jadi gemes. Ya udah mas cium, eh tambah malu." Goda Tay.

"Enggak kok, ihh" sahut New memukul lengan Tay.

Pukul dua pagi mereka baru sampai di apartemen mereka. Tay dan New sudah lelah.

°°°
gabut ksksksks pendek aja

The Vihokratana'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang