4.

9.7K 1K 55
                                    


Maaf banyak typo😊

Dengan tangan gemetar, Ayu memungut 4 testpack bergaris 2 warna  merah yang  di banting suaminya tadi di lantai putih kamarnya.

Suaminya yang dua menit yang lalu sudah pergi tanpa sepatah katapun yang keluar dari  dari mulutnya setelah menampar pipinya tadi.

Apa? Apa alasan suaminya menampar dirinya?

Apa ia mempunyai salah? Salah yang telah ia lakukan pada suaminya tanpa sepengatahuan, dan di sadari oleh dirinya?

Tapi, seingat Ayu. Ia tidak pernah cek cok dengan suaminya selama 2 minggu ini. Mereka cek cok pada saat di rumah sakit untuk melakukan proses inseminasi, tapi mereka sudah berbaikan. Saling meminta maaf satu sama lain. Dan juga sudah saling memaafkan. Melimpahkan kasih sayang dan  cinta yang sangat besar. Intinya, hubungan mereka sangat harmonis selama 2 minggu belakangan ini.

Walau sampai tidak melakukan  hubungan badan,  atas perimntaan Ayu, agar usaha inseminasi yang mereka lakukan berhasil, mereka tetap terlihat intim sebagai suami isteri apabila mereka berada dalam  kamar, dan di setiap sudut rumah apabila hanya mereka berdua saja di rumah selama 2 minggu ini.

Tidak ada hal yang membuat ia dan suaminya bermasalah selama 2 minggu ini. Semuanya baik-baik saja.

Tapi, kenapa ia di hadiahi  dengan sebuah tamparan yang sangat keras setelah ia  mengumumkan kehamilannya pada suaminya tadi.

Hamil anak pertama yang sangat di idamkan Ayu. Yang sangat di idamkan oleh mama mertuanya , dan sangat di idamkan oleh suaminya juga selama ini.

5 tahun tanpa putus asa, doa  dan air mata. Ayu memakan makanan yang yang dapat membuat subur rahimnya atas saran dokter, dan kata orang-orang yang mengalami hal yang sama dengannya sebelumnya yang sudah berhasil hamil, walau makanan itu sangat tidak sukai Ayu.   tapi, hampir 4 tahun lamanya, Ayu tetap memakan makanan-makanan yang tidak di sukainya itu, berharap rahimnya subur, dan satu atau dua janin segera hadir di dalam rahimnya. Ayu menantikan momen ini sudah sangat lama.  Momen dimana perutnya yang rata akan buncit, buncit karena ada anaknya yang tumbuh dengan sehat dan  subur di  dalam rahimnya.

4 tahun sekian, setelah 1 tahun ia menikah dengan suaminya.  Ia menebalkan telinga, dan wajahnya karena di recoki oleh tetangga kiri, kanan, depan, dan belakang rumah. Menanyakan kenapa ia belum hamil padahal sudah menikah setahun, dua tahun bahkan hingga 5 tahun belum juga hamil. Membuat Ayu merasa takut, takut akan ucapan para tetangganya itu yang mengatakan apakah ia kering, dan mandul. Dan ucapan dari para tetangga bahkan beberapa temannya yang menjudge ia mandul, itu sama halnya dengan doa. Setiap kata yang keluar dari mulut adalah doa.

Dan masalah di recoki  oleh tetangga , Ayu tak peduli. Ayu tak peduli dengan omongan orang.

Ia ingin mempunya anak  bukan karena tuntutan mulut-muluut tetangganya itu. Tuntutan dan pertanyaan beberapa teman kerjanya itu.

Ia ingin memiliki anak agar ia sempurna menjadi seorang wanita, dan seorang isteri untuk suaminya. memberikan keturunan untuk suami, dan ibu mertuanya, dan yang utama.. ia akan memiliki semangat yang tinggi, dan motivasi agar hidupnya lebih berwarna dan bermanafaat untuk anaknya, dan alasan yang utama. Anaknya akan menjadi teman hidupnya. Yang akan menemani hari-hari sepinya setelah  5 tahun kosong, dan sepi yang ia jalani dengan suaminya.

"Pasti Papa kamu shock,  dan nggak percaya dengan apa yang mama  katakan. Kalau sudah ada kamu , nak. Kamu yang kami nantikan selama ribuan hari  panjang yang sudah berlalu , hadir dalam perut mama."

"Papa mengira, mama membohonginya, dan papamu salah besar, sayang. Mama nggak bohong untuk hal   besar semacam ini...."Ucap Ayu dengan senyum manisnya. Berusaha berpikiran positive  dengan tindakan kasar yang sudah suaminya lakukan pada dirinya tadi.

Ayu mengingat momen 3 tahun yang lalu. Ia pernah memberi kabar bohong pada suaminya, untuk kejutan ulang tahun suaminya, dan suaminya marah bukan main, walau tak menampar dirinya 3 tahun yang lalu, tapi kedua bahunya berhasil memar, dan terasa ngilu selama 3 hari. Karena cengkraman erat tangan besar dan kekar suaminya.

Ya.... pasti suaminya tak percaya, dan mengira ia bohong. Jadi, Ayu akan menyusul suaminya, dan akan mengajak suaminya untuk ke dokter yang membantu ia menjalani proses inseminasi kemarin. Agar suaminya percaya,  kalau beninhnya sudah menjadi janin di dalam perutnya saat ini.

Sebelum bangun dari dudukannya dilantai. Ayu bagai orang gila, kedua bibir yang masih tersenyum lebar. Kedua mata yang berbinar terang, penuh bahagia, menatap dalam, dan haru pada perutnya yang masih rata saat ini, tapi... yang membuat Ayu takjub. Sudah ada calon anaknya di dalam sana.

"Semoga hasil testpacknya akurat, dan benar , Sayang. Tolong,  hasil pemerkisaan  dokter nanti,  harus sama dengan apa yang nampak di 4 testpack yang akan mama tunjukan pada Dokter Arya nanti...."

"Mama bersumpah, dan berjanji demi hadirnya kamu dalam rahim mama, dalam kehidupan mama, dan papa. Semampu yang mama bisa, mama akan mencurahkan  kasih sayang, cinta, kebahagiaan, dan hidup yang layak untuk kamu, mama akan bekerja keras. Hadirlah, dan tumbuhlah dengan sehat dalam perut mama, Nak...."Ucap Ayu bagai sumpah mati, dan hidupnya yang di ucap dengan nada, dan raut yang serius.

"Mama mohon...,"

"Dan ayo, kita meluruskan kesapahaman, dan ketidakpercayaan  papamu akan ucapan mama tad------,"

Ceklek

Ucapan Ayu di potong telak oleh suara pintu yang di buka oleh seseorang dari luar, dan Ayu... melihat siapa orang yang membuka pintu kamarnya barusan.

Tersenyum lebar.  Rasa sakit di pipinya karena tamparan suaminya,  ayu tak merasa sakit lagi. Kebahagiaannya yang akan menjadi seoran ibu sebentar lagi, menutupi rasa sakit fisiknya. Dan suaminya Dana lah yang membuka pintu barusan. Membuat senyum lebar dan manis semakin mucul di kedua bibir raut wajah, dan tatapan Ayu.

"Mas... Aku nggak bohong, dan menipumu, Mas. "Ayu melangkah dengan riang mendekati suaminya.

"Tapi, agar , Mas percaya. Ayo kita ke dokter unt-----,"

"Gugurkan kandunganmu  atau kita berdua cerai, Ayu....Kedua pilihan itu, wajib kamu pilih salah satunya..."

Tbc !!!

Lanjut dan ada yg kepo?

Biar nanti malam up lagi :)

Satu kata untuk Dana?

Maunya kandungan Ayu bertahan atau luruh?

Ayu mah bucin sama Dana. Sampe Mahesa  terbaikan nanti:)

INSEMINASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang