30.

8.7K 854 182
                                    


Hay... aku kembali.... hehe😊

Maaf banyak typo dan happy reading...😊

"Wajah kamu pucat..."Ucap suara itu pelan membuat pergerakan Ayu yang sedang membuka helmnya terhenti, dan Ayu menggelengkan kepalanya pelan, menatap suaminya Dana dengan tatapan penuh keyakinan dan senyum tersungging dengan indah di kedua bibirnya.

"Anak kita nggak akan kenapa-napa, Mas. Wajah aku pucat karena nggak make apapun di wajahku . Bedak saja tidak sempat make tadi.  Makanya pucat.. "Ucap Ayu dengan nada yang di buat ceria, tanpa sadar, dan melihat kedua tangan suaminya yang mengepal erat di atas kedua paha laki-laki itu.

Aku nggak mencemaskan anak harammu itu !!!

Begutu kira-kira jerit batin Dana di dalam sana. Dana hanya khawatir pada isteri yang sangat di cintainya. Andai Ayu mau menggugurkan kandungannya, mungkin Dana tidak akan sesakit saat ini batinnya tanpa Ayu ketahui. Dana akan memaafkan perselingkuhan yang sudah Ayu lakukan di belakangnya. Tapi, Dana menahan rasa sakitnya. Bayi haram yang ada dalam kandungan Ayu akan menyelamatkannya dari pertanyaan cerewet ibunya, dan tetangga sampahnya yang selalu berisik  bertanya kapan Ayu akan hamil, hamil, dan hamil. Sama teman-teman kantornya.

"Mas??"Panggil Ayu lembut  membuat Dana sedikit tersentak kaget.

Dan Dana tidak menjawab panggilan Ayu,  laki-laki itu tanpa kata membantu Ayu melepaskan helmnya dengan pelan-pelan. Setelah selesai. Ayu di buat terkejut sama Dana. Karena tiba-tiba di dalam genggamannya sudah ada 1 amplop yang lumayan tebal, dan Ayu menatap penuh tanya pada suaminya saat ini.

"Uang 500 ribu. Buat kamu beli apapun...."Ucap Dana pelan membuat Atu tersenyum lebar, dan menatap suaminya dengan kedua mata yang berkaca-kaca karena terharu.

"Terimah kasih, Mas. Aku... Aku mau beli baju untuk anak kita, Mas. Ada Anggun teman kerjaku yang jualan. Nggak apa-apakan aku beli dulu walau belum tahu cowok atau cewek.  Bajunya bisa di pake cowok cewek, Mas. Semoga aja anak kita cowok, ibu kan pengen punya cu-------,"

Blam

Ucapan Ayu terpotong telak oleh suara gas motor Dana yang sudah melaju kencang meninggalkan dirinya, tanpa menanggapi sedikitpun atau sekedar mendengarkan sampai  akhir ucapan semangat Ayu.

Membuat ayu menggigit bibir bawahnya kuat. Hatinya sedikit nyeri di dalam sana.

Dan Ayu mencoba berpikiran positive. Suaminya pasti buru-buru.

Walau sudut hatinya yang lain,  curiga, dan berpikir keras. Setiap membahas calon anak mereka. Suaminya akan aneh dan berubah. Apakah... apakah suaminya  tidak suka dengan anak yang di kandungnya?

Ah, nggak mungkin. Suaminya sayang anak mereka. Buktinya banyak. Kamar mandi di setiap subuh suaminya mandi, akan di sikat bersih sampai tidak licin lagi sedikitpun, susu hamil kadang sudah ada di atas meja makan. Dan yang lebih membuat Ayu baper. Kamar mandi di sikat bersih bahkan 3 kali seminggu biasanya  seminggu  hanya 1 kali dan itupun di kerjakan oleh Ayu. Tapi, sejak Ayu hamil, suaminya yang melakukannya.

Dan yang lainnya. Ayu yang selama ini mengepel lantai, tapi selama Ayu hamil. Suaminya Dana lah yang melakukannya tanpa kata.

Sayang bangetkan suaminya pada anak mereka?

Membuat Ayu yang pingsan di kantor kemarin karena shock tentang kalung yang  pernah ia lihat di masa lalu.

Ayu tak mengatakan apa-apa pada suaminya  takut suaminya khawatir.

Dan Ayu juga menyembunyikan dari suaminya kalau ia sudah mendapat surat ijin cuti dari kantor, tapi Ayu belum ingin cuti.

Ayu... Ayu masih ingin bertemu dengan Mahesa dan  bertanya baik-baik, dan hati-hati pada laki-laki itu tentang kalung yang ia temukan kemarin.

INSEMINASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang