22.

6.6K 775 116
                                    

Maaf banyak typo....

.....
.....

...
.....

Mahesa mengikuti kata Ayu. Agar ia makan dulu sebelum ke rumah sakit.

Tapi, di tengah ia yang sedang menikmati roti bakarnya dengan sangat nikmat, dan lahap. Mahesa yang fokus makan sedari tadi, dan 2 detik yang lalu tak sengaja melirik kearah Ayu...

Mahesa menatap tak suka pada Ayu. Kenapa wanita itu hanya diam saja, tidak ikut makan dengannya?

"Kenapa?"Tanya  Mahesa dengan  nada suara yang sangat datar, dan  tanpa bisa di cegah. Mahesa membanting  sisa gigitan roti yang ada di tangannya membuat Ayu yang melamun tersentak kaget.

"Maaf, ada apa, Pak?"Ucap Ayu tak enak pada Mahesa.

Dan Ayu menundukkan kepalanya di saat ia menangkap raut wajah yang tak enak dari wajah Mahesa saat ini. Raut menahan amarah, dan rahangnya yang kokoh terlihat mengetat erat.

"Ada apa kamu tanya? Aku yang harus bertanya, kenapa dan ada apa denganmu?"Ucap Mahesa dengan nada sinis yang tidak bisa di tahan, dan di tutupi oleh laki-laki itu sedikitpun.

Dan Ayu tahu, apa yang membuat Mahesa  marah, dan berucap sinis barusan pada dirinya.

Karena ia tidak ikut makan dengan laki-laki itu.

Ini salah, tidak pernah Ayu menjumpai ada seorang bos yang mau makan bersama apalagi memakan makanan di piring yang sama dengan anak buahnya atau pekerjanya. Apalagi ia hanya pekerja rendahan di kantor ini, dan ia yang barusan selesai membersihkan westafel, dan sisa muntahan Mahesa tadi. Seharusnya Mahesa jijik padanya.

"Maaf, Pak. Saya... Saya merasa nggak pantas apabila ikut maka-------,"

"Kasih tahu aku, siapa yang mengatakan hal bodoh barusan. Biar aku pecat orang bodoh, dan tolol itu!!!"Ucap Mahesa  dengan nada tegas, dan tatapan menuntut, membuat Ayu gelapan di tempatnya.

Dan Mahesa  tersenyum sinis melihat Ayu yang gelapan saat ini.

"Apakah Adrian atau sekertatisku yang mengatakan hal itu? Biar aku pecat mereka berd------,"

"Tolong, bukan, Pak. Saya sendiri yang mengatakan hal itu pada diri saya sendiri. Tolong, mereka nggak tahu apa-apa....."Ucap Ayu cepat, dan sudah Mahesa tebak.

Wanita di depannya ini, aneh. Bukannya bersorak, dan senang.  Ia berlaku bagai malaikat padanya sejak 3 hari yang lalu, tapi wanita di depannya ini malah terlihat tertekan, dan tak nyaman.

Apa ada yang salah dengan kebaikan dan kemurahan hati yang ia berikan? Ah, lupakan soal itu. Bisik batin Mahesa di dalam sana, dan Mahesa kembali meraih potongan roti yang ia banting tadi, dan di masukan lagi ke dalam mulutnya.

"Makan, Ayu. Kamu lagi hamil. Kalau kamu lupa...."Ucap Mahesa di sela mengunyahnya, dan Mahesa tersenyum di saat dengan tangan gemetar, akhirnya Ayu meraih selembar roti yang ada dalam piring yang sama dengan roti yang ia makan saat ini.

Dan Ayu? Ayu benci dengan perasaan aneh yang menelusup ke dalam dadanya saat ini. Ayu benci dengan reaksi jantungnya yang berlebihan di dalam sana.  Ayu ben-----,

"Menurutmu, apakah aku terlihat sangat aneh 3 hari belakangan ini?"Tanya Mahesa tiba-tiba, membuat Ayu yang memakan rotinya dalam diam, dan kepala menunduk, mengangkat pandangannya,  dan menatap Mahesa dengan kening berkerut bingung saat ini.

"Susah bicara dengan orang yang tamat SMP saja tidak.... Tidak pernah nyambung, dan mendapatkan apa yang aku inginkan..."Sinis Mahesa dengan tatapan ejek yang di buat-buat membuat kedua pipi Ayu sekektika memerah. Memerah menahan malu.

INSEMINASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang